Mohon tunggu...
William Soumokil
William Soumokil Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Sosial | Interfaith Community

Anak Bangsa I Pecinta Kopi Hitam I Penikmat Film I Penyuka Buku I Tertarik pada Sejarah,Sastra dan Budaya I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Euforia Medali Emas Penyulut Api Nasionalisme

21 Agustus 2016   15:16 Diperbarui: 21 Agustus 2016   15:25 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya sekali lagi saya ingin mengucapkan Selamat dan Bravo! Kepada tim ganda campuran bulu tangkis Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan menyumbangkan medali emas pada ajang olahraga bergengsi dunia, Olimpiade 2016, di Rio De Jenairo,Brasil. Sungguh sebuah kemenangan yang sempurna ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya akhirnya dikumandangkan di stadion Rio Centro Brasil sebagai tanda kemenangan Tontowi/Liliyana tepat pada perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 71 (17/08/2016).

Seperti diketahui Tontowi/Liliyana berhasil merebut medali emas dengan menundukkan pasangan ganda campuran Malaysia Chang Peng Soon/Goh Liu Yin dengan skor kemenangan telak 21-14,21-12 di dua game langsung. Pekik sorak kegembiraan penonton pun tak kuasa dibendung ketika keduanya mengakhiri pertandingan dengan apik. Euforia kemenangan pula masih dapat dirasakan hingga hari ini di pelosok negeri.

Indonesia memang memiliki tradisi menjuarai laga bulutangkis di ajang Olimpiade sejak Pebulutangkis Indonesia, Susi Susanti dan Alan Budikusuma menyumbangkan medali emas pertama bagi Indonesia di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992 beruntun sampai tahun 2016 di Rio De Janeiro Brasil minus kebuntuan gelar di Olimpiade London tahun 2012.

Berikut adalah daftar peraih medali emas cabang bulutangkis untuk Indonesia di Olimpiade.

  • Alan Budikusuma (tunggal putra) Olimpiade Barcelona 1992
  • Susi Susanti (tunggal putri) Olimpiade Barcelona 1992
  • Rexy Mainaky/Ricky Subagja (ganda putra) Olimpiade Atlanta 1996
  • Tony Gunawan/Candra Wijaya (ganda putra) Olimpiade Sydney 2000
  • Taufik Hidayat (tunggal putra) Olimpiade Athena 2004
  • Hendra Setiawan/Markis Kido (ganda putra) Olimpiade Beijing 2008
  • Lilyana Natsir/Tontowi Ahmad (ganda campuran) Olimpiade Rio de Janeiro 2016

Susi Susanti pada Olimpiade Barcelona 1992. Foto : news.okezone.com
Susi Susanti pada Olimpiade Barcelona 1992. Foto : news.okezone.com
Prestasi gemilang para atlet bulutangkis Indonesia jelas memberikan teladan yang sangat berarti bagi generasi penerus bangsa untuk berjuang mencapai cita-cita sampai akhir. Suatu prestasi gemilang yang membanggakan sekaligus penyulut api nasionalisme yang mulai terhimpit dengan hingar-bingar berbagai kasus dan tantangan yang melanda negeri ini.

Keberhasilan Tontowi/Liliyana sekali lagi memang menjadi penyemangat tersendiri bagi rasa nasionalisme. Rasa memiliki bangsa ini dengan berbagai perbedaan dan tantangan dalam membangun bangsa yang besar. Rasa memiliki bangsa ini yang seringkali dikikis oleh kepentingan-kepentingan golongan, fanatisme, anarkisme yang bertujuan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan. Masih terkenang dalam ingatan ketika untuk pertama kalinya pebulutangkis Indonesia, Susi Susanti, meneteskan air matanya saat lagu kebangsaan Indonesia raya dikumandangan di Barcelona,Spanyol dan menjadi pembicaraan di berbagai penjuru negeri,tanpa perbedaan warna kulit,golongan, agama, yanga ada hanya satu rasa nasionalisme, satu bangsa Indonesia.

Euforia kemenangan ini hendaknya menjadi suatu kenangan yang berarti bahwa kita masih memiliki bangsa ini, kita masih memiliki satu bangsa, satu bahasa dan satu tanah air.

Euforia kemenangan ini pula bukan sebagai suatu kelatahan namun hendaknya menjadi suatu momen berarti untuk terus memupuk rasa cinta kepada negeri ini.

Bravo dan jayalah terus Indonesia!

Sumber-sumber :

www.kompas.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun