Mohon tunggu...
William Sulivan
William Sulivan Mohon Tunggu... -

Berbagi opini untuk saling melengkapi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Jadikan Jokowi Sebagai Pahlawan

20 April 2014   01:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:27 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi memantau perbaikan bendungan latuharhary tahun 2012

[Artikel ini merupakan publish ulang dari artikel asli http://williambudiman.com/2014/04/19/jangan-jadikan-jokowi-sebagai-pahlawan/] Pertama kali saya mendengar soal nama Ir. H. Joko Widodo a.k.a Jokowi adalah saat masa persiapan pemilihan Gubernur Jakarta. Saat itu Jokowi bersama Ahok mencalonkan diri sebagai calon orang nomor 1 dan 2 di Jakarta. Terus terang saat itu sikap saya cenderung netral terhadap Jokowi. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai tertarik dengan tokoh yang satu ini. Pendekatannya dalam berkampanye dan komunikasi politik yang dilakukan oleh beliau selama kampanye cagub menarik untuk diperhatikan. Bagi saya ada 3 hal yang menarik, bahkan mungkin ini faktor yang membuat dirinya menang dalam pemilihan Gubernur Jakarta.

1. Prestasi nyata yang gemilang

Saat maju sebagai cagub, beliau sudah menunjukkan kapasitasnya dalam memimpin saat menjabat sebagai walikota Solo. Beliau berhasi mentransformasi kota Solo menjadi salah satu kota terbaik di Indonesia. Selain itu beliau sudah mengantongi penghargaan internasional sebagai salah satu walikota terbaik di dunia oleh website worldmayor.com [sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/08/231452760/Jokowi-Wali-Kota-Terbaik-Ketiga-Dunia]. Bandingkan saja dengan prestasi yang dimiliki oleh kedua pendahulu Jokowi : Sutiyoso dan Fauzi Bowo. Sutiyoso sebelum menjadi gubernur Jakarta adalah seorang Panglima Kodam Jaya yang cukup berprestasi, tetapi tidak memiliki pengalaman apalagi prestasi sebagai pemimpin sebuah kota ataupun provinsi [sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sutiyoso]. Sedangkan Fauzi Bowo prestasi yang dimilikinya sebelum menjadi Gubernur Jakarta, ya........wakilnya Bang Yos.

2. Pribadi yang rendah hati

Prestasi selama menjabat sebagai walikota Solo adalah modal yang luar biasa dalam kampanyenya. Tetapi yang menarik adalah Pak Jokowi secara pribadai hampir tidak pernah menyinggung prestasinya ini saat berkampanye. Beliau membiarkan media dan orang lain yang terus menyebarkan cerita ini. Cara berpakaian, bahasa tubuh, caranya berkomunikasi dengan masyarakat yang ia temui sangat bersahaja. Terus terang sampai titik ini, saya hampir tidak pernah melihat tokoh pemimpin dan politik di Indonesia seperti beliau.

3. Pribadi yang tenang, santun dan elegan

Ini termasuk salah satu hal yang paling saya suka dari Jokowi. Ia adalah pria yang santun dalam berkomunikasi terutama dalam berpolitik, salah satu hal yang hilang dalam diri banyak politisi di Indonesia. Dalam berkampanye beliau hampir tidak pernah menyerang pihak lain, tetapi ia terfokus dalam penyampaian kekuatan diri dan visi misinya. Apabila beliau diserang oleh pihak lawan politik, ia pun jarang sekali membalas menghina. Perilaku yang sangat elegan. [caption id="attachment_1342" align="aligncenter" width="611" caption="Poster kampanye Jakarta Baru 2012"]

[/caption] Sekarang sudah memasuki tahun kedua semenjak Jokowi-Ahok terpilih menjadi Jakarta 1 dan 2. Apa yang terjadi dengan Jakarta? Penilaian saya pribadi, dalam 1 tahun kepemimpinan pasangan Jokowi-Ahok telah melakukan sebuah perubahan signifikan terhadap Ibukota Negara Indonesia ini. Sejauh ingatan saya, baru Gubernur ini yang saya benar-benar bisa lihat bekerja. Pada saat banjir besar terjadi (kurang lebih 3 bulan setelah terpilih menjadi gubernur), Jokowi langsung turun sendiri ke lapangan dalam menanggulangi bencana ini. [caption id="attachment_1343" align="aligncenter" width="611" caption="Jokowi memantau perbaikan bendungan latuharhary tahun 2012"]
Jokowi memantau perbaikan bendungan latuharhary tahun 2012
Jokowi memantau perbaikan bendungan latuharhary tahun 2012
[/caption] Selain itu ada beberapa hal yang telah dilakukan oleh Jokowi di Jakarta ini :
  1. Jokowi sering blusukan langsung berkeliling untuk melihat secara langsung permasalahan ditengah-tengah masyarakat, mulai dari melihat kondisi perkampungan, pasar-pasar, kantor kelurahan. Ini adalah perilaku pejabat yang tidak pernah saya lihat sebelumnya di Jakarta.
  2. Membuka Kantor balai kota untuk rakyat. Sekarang rakyat bisa leluasa menyampaikan keluhan ke balai kota. Bahkan Jokowi seringkali menerima keluhan masyarakat langsung ke rumah dinasnya di Menteng.
  3. Sidak ke kelurahan-kelurahan untuk mendisiplinkan kinerja aparat di tingkat kelurahan yang sudah menjadi rahasia umum tidak disiplin dan seringkali melakukan pungutan-pungutan liar. Selain itu juga mendorong peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dari kantor-kantor pemerintahan.
  4. Melakukan gebrakan transparansi rapat anggaran yang disiarkan lewat youtube, sehingga rakyat bisa melihat apa yang terjadi dalam rapat. Walaupun memang dalam posisi ini, wagub Ahok yang mengambil proporsi lebih besar.
  5. Pemberlakuan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang memang adalah poin utama janji kampanye Jokowi yang kemudian diikuti dengan mulai dibagikannya Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk para pelajar.
  6. Mulai melakukan tahapan peremajaan dan penambahan transportasi umum dengan menambah ratusan bus transjakarta dan kopaja.
  7. Relokasi warga bantaran kali ke rusun marunda tanpa konflik. Walaupun banyak hambatan seperti calo-calo rusun, tetapi semua itu dapat dilakukan.
  8. Transparansi APBD DKI hingga lembar ke-3 yang dipublikasikan lewat website http://www.jakarta.go.id/web/apbd yang dapat diakses secara umum oleh masyarakat.
  9. Merombak waduk pluit menjadi sebuah taman kota yang dapat dijadikan pusat rekreasi warga.
  10. Pengerukan sungai untuk menambah daya tampung sungai demi mengurangi banjir Jakarta dan membersihkan sampah dari sungai.

[caption id="attachment_1346" align="aligncenter" width="611" caption="Pengerukan sungai-sungai di Jakarta"]

Pengerukan sungai-sungai di Jakarta
Pengerukan sungai-sungai di Jakarta
[/caption] Tetapi menurut saya pribadi, perubahan terpenting yang dibawa Jokowi terhadap Jakarta adalah perubahan di dalam masyarakat Jakarta. Belum pernah saya lihat selama ini penduduk Jakarta yang seantusias dan seyakin ini bahwa Jakarta pada akhirnya akan lebih baik. Jakarta yang lebih baik akhirnya bukan lagi hanya sekedar wacana dan mimpi, tapi sebuah rencana yang realistis.
Jokowi memberikan sebuah hadiah yang bernama harapan bagi warga DKI Jakarta!!

Memang benar yang disebutkan para politisi lawan dan warga DKI yang apatis kalau Jokowi belum menghasilkan sebuah hasil nyata. Kartu sehat dan kartu pintar masih bermasalah dalam pelaksanaan di lapangan. Para PKL masih banyak yang mengeluh karena dipindahkan karena lapaknya menjadi lebih sepi. Dan yang terutama, Jakarta masih macet dan banjir. [caption id="attachment_1344" align="aligncenter" width="611" caption="Macet : masalah kronis Jakarta"]

Macet : masalah kronis Jakarta
Macet : masalah kronis Jakarta
[/caption] Pertanyaan saya, siapa yang bisa membereskan kemacetan dan banjir di Jakarta dalam waktu 1 tahun? Ini masalah yang sangat kronis dan kompleks, yang tidak mungkin bisa dibereskan dalam waktu yang singkat. Semua kebijakan Jokowi memang belum ada yang berhasil secara optimal. Masalah jakarta juga belum berhasil diselesaikan semuanya. Tetapi yang saya tahu dan mungkin sebagian besar warga DKI Jakarta (bahkan masyarakat Indonesia lainnya) dari Jokowi ialah : beliau tidak cuma ngomong kosong dan benar-benar bekerja! Usaha dan kerja inilah yang  membuat saya mengangkat topi buat gubernur Jakarta yang kurus ini! [caption id="attachment_1345" align="aligncenter" width="611" caption="Blusukan : ciri khas kerja Jokowi"]
Blusukan : ciri khas kerja Jokowi
Blusukan : ciri khas kerja Jokowi
[/caption] Harapan adalah hal yang langka saat ini dirasakan oleh rakyat Indonesia. Dan harapan ini muncul ketika Jokowi berhasil menata Solo dan menggebrak Jakarta. Bermula dari kota Solo, berpindah ke Ibukota, Jokowi kemudian membawa harapan ini ke panggung yang lebih besar, yaitu Negara Indonesia. Harapan masyarakat Jakarta menjadi harapan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Jokowi sebagai pemimpinnya. Melihat dinamika sepak terjang Jokowi dalam memberikan harapan rakyat Indonesia, sangat wajar kalau banyak orang yang mengidolakan beliau. Tetapi saya memperingatkan agar jangan menjadikan Jokowi sebagai pahlawan! Paling tidak jangan sekarang, karena belum saatnya. Mengapa saya mengatakan hal tersebut? Karena ketika kita mengidolakan seseorang secara membabi buta, maka hasil negatif akan lebih banyak dibandingkan hal-hal positif. Dua hal yang dapat terjadi apabila kita mengidolakan seseorang secara buta, yaitu :

1. Kita menjadi tidak objektif

Ketika kita mengidolakan seseorang, kita cenderung menutup mata atas kesalahan yang dilakukan oleh idola kita. Apabila ini terjadi maka kita kehilangan kesempatan dalam mengawal Jokowi dalam melaksanakan amanah dari rakyat.

2. Kita cenderung akan mengalami kekecewaan

Secara psikologis, ketika seseorang merasakan sebuah harapan besar dari seseorang, maka orang tersebut seringkali dijadikan idolanya. Dan kecenderungannya ketika mengidolakan seseorang, kita menciptakan sebuah sosok yang sempurna tak bercela dalam benak kita. Padahal pada kenyataannya sosok idola kita (dalam hal ini adalah Jokowi) tidak sempurna dan tidak mungkin sesuai dengan gambaran sempurna di kepala kita.

Ketika kita mengidolakan dan menjadikan seseorang sebagai pahlawan sempurna dalam otak kita, maka kekecewaan telah menunggu kita.

Jokowi ialah seorang yang luar biasa dan berpotensi menjadi pemimpin Bangsa Indonesia yang lebih baik dari seluruh pendahulunya, tetapi saat ini Jokowi belum membuktikan diri sepenuhnya. Oleh karena itu jangan jadikan dirinya sebagai pahlawan. Jangan mengidolakan secara buta. Pandang Jokowi sebagai manusia yang bisa berbuat salah, sehingga pada saatnya Jokowi ada melakukan suatu hal yang tidak berkenan dengan kita, kita akan mampu memahaminya dan tidak kecewa berat. Jangan sampai Jokowi kita jadikan seperti mantan-mantan pacar kita, di mana kisah cinta yang gagal tersebut semua dimulai dari kekaguman buta dan menjadikan idaman kita sebagai sosok yang sempurna tanpa celah. Namun setelah kabut cinta mulai perlahan menipis dan logika mulai muncul kembali, kita kecewa karena pacar kita ternyata bukan orang yang sempurna sesuai dengan imajinasi kita. Ternyata mereka hanyalah orang biasa yang banyak perbedaannya dengan kita. Tetapi sesungguhnya yang mengkhianati kita bukanlah mantan kita itu, tetapi harapan tidak nyata kitalah yang mengkhianati kita. Pandanglah Jokowi secara objektif. Dukung beliau dalam upaya mentransformasi Indonesia menjadi lebih baik, di mana tentunya kita harus berubah menjadi warga Indonesia yang lebih baik juga terlebih dahulu. Dan kawal terus perjuangannya Jokowi, agar tidak keluar dari rel dan jatuh ke lubang yang sama dengan para politisi lainnya.

Saya percaya dan berharap akan Indonesia Baru di bawah Jokowi, tetapi kita perlu mengambil peran secara aktif bukan hanya menjadi penonton.

Secara pribadi saya mengharapkan Jokowi dapat memenangkan pemilihan capres. Lalu memberikan rakyat Indonesia harapan dan membawa perubahan yang selama ini selalu diidam-idamkan oleh bangsa kita. JKW4P. Follow me on Twitter @WilliamSBudiman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun