Mohon tunggu...
William Sasuga
William Sasuga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa SMA Kolese Kanisius

Hobi saya membaca dan saya tertarik dengan dunia sains.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Terungkap! Sumber Oksigen Baru yang Tak Terduga di Bumi

27 Oktober 2024   00:00 Diperbarui: 2 November 2024   19:40 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oksigen merupakan kebutuhan utama manusia untuk bertahan hidup. Selama ini, kita mempelajari bahwa oksigen dihasilkan dari tumbuhan baik di daratan maupun di laut yang mengubah karbon dioksida menjadi oksigen melalui proses fotosintesis. 

Akan tetapi, baru-baru ini terdapat penemuan yang berkaitan dengan dark oxygen atau oksigen gelap. 

Dark oxygen adalah bentuk oksigen yang dihasilkan di dasar laut, biasa ditemukan pada kedalam 4.000 meter di mana sinar matahari tidak bisa menembus. Fenomena ini menentang keyakinan kita bahwa oksigen hanya dihasilkan dari proses fotosintesis oleh tanaman atau alga yang membutuhkan cahaya. 

Dark oxygen dihasilkan oleh nodul polimetalik, yakni sejenis formasi mineral yang ditemukan di dasar laut. 

Nodul biasanya terdiri dari berbagai logam seperti mangan, besi, nikel, dan kobalt. Para peneliti menemukan bahwa nodul-nodul ini dapat memproduksi oksigen melalui proses elektrokimia bahkan tanpa adanya cahaya. 

Proses ini mirip dengan elektrolisis, di mana nodul menghasilkan muatan listrik yang memisahkan molekul air (Hâ‚‚O) menjadi hidrogen dan oksigen.

Penemuan dark oxygen dimulai pada tahun 2013 ketika tim yang dipimpin oleh Profesor Andrew Sweetman dari Scottish Association for Marine Science mulai melakukan penelitian ekosistem dasar laut di zona Clarion-Clipperton. 

Mereka menggunakan modul otomatis yang dirancang untuk menyelidiki perubahan konsentrasi oksigen dalam air laut yang terperangkap di ruang kecil di dasar laut. Selama pengamatan, mereka menemukan bahwa konsentrasi oksigen dalam air tersebut meningkat, bukan menurun seperti yang biasanya terjadi. 

Awalnya, para peneliti mengira bahwa pembacaan yang aneh tersebut disebabkan oleh kerusakan sensor. Akan tetapi, fenomena ini terus berulang dalam ekspedisi berikutnya pada tahun 2021 dan 2022, hingga akhirnya dikonfirmasi dengan teknik pengukuran lainnya. 

Peneliti menemukan bahwa nodul polimetalik berbentuk kentang yang ditemukan di dasar laut berfungsi sebagai sumber oksigen. 

Nodul-nodul ini menghasilkan oksigen melalui proses elektrolisis alami, di mana muatan listrik yang dihasilkan oleh nodul memisahkan air laut menjadi hidrogen dan oksigen. Proses ini terjadi tanpa adanya cahaya, sehingga bentuk oksigen ini dinamakan "dark oxygen".

Penemuan dark oxygen bukan hanya berkontribusi pada ditemukannya sumber daya oksigen yang baru, tetapi juga memberikan dampak besar akan pemahaman kita tentang sejarah awal kehidupan di Bumi. 

Sebelum ditemukannya dark oxygen, dipercayai bahwa cadangan oksigen di Bumi dihasilkan oleh fotosintesis melalui organisme seperti tumbuhan dan alga yang membutuhkan sinar matahari. 

Namun, para ilmuwan sekarang berspekulasi bahwa kehidupan aerobik yang membutuhkan oksigen sudah ada jauh sebelum terbentuknya organisme yang bisa melakukan fotosintesis. 

Selain itu, penemuan dark oxygen juga mendorong kekhawatiran mengenai praktik penambangan laut yang direncanakan di Zona Clarion-Clipperton. Aktivitas penambangan dapat mengganggu ekosistem yang masih belum dipahami ini dan berpotensi merusak sumber oksigen baru yang ditemukan. 

Walaupun penemuan dark oxygen sekilas sangat menggemparkan dunia akan sumber oksigen yang baru, tetapi kenyataannya dark oxygen tidak dapat berkontribusi secara signifikan terhadap total oksigen yang ada di Bumi. 

Menurut penelitian yang diterbitkan pada 22 Juli 2024 di jurnal Nature Geoscience, meskipun dark oxygen menantang pemahaman umum tentang produksi oksigen, kontribusinya terhadap total oksigen global masih dianggap kecil dan belum terukur dengan tepat. 

Hal ini bisa disebabkan karena masih baru ditemukannya dark oxygen sehingga masih kurang pemahaman untuk menggunakan dark oxygen secara maksimal. 

Dengan demikian, hal ini menjadi peringatan bagi kita untuk tetap menjaga alam kita agar tumbuhan-tumbuhan baik yang berada di daratan maupun lautan dapat terus memproduksi oksigen yang sangat krusial untuk kehidupan kita sebagai manusia. 

Sumber:

  1. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240723142230-199-1124566/oksigen-gelap-muncul-dari-batu-di-dasar-samudra-pasifik-ahli-takjub 

  2. https://www.aljazeera.com/news/2024/7/24/what-is-dark-oxygen-found-13000-feet-under-the-sea 

  3. https://www.nature.com/articles/s41561-024-01480-8 

  4. https://www.cnbc.com/2024/07/23/dark-oxygen-discovered-in-the-deep-sea-in-groundbreaking-study.html 

  5. https://www.newsweek.com/deep-sea-oxygen-produced-nodules-mining-1927768 

  6. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7603288/penemuan-oksigen-gelap-di-dasar-lautan-ternyata-dihasilkan-dari-bahan-ini 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun