Mohon tunggu...
William Lukman Djaja
William Lukman Djaja Mohon Tunggu... Konsultan - Personal Branding

Membangun pebisnis mengembangkan bisnisnya melalui personal branding dan perencanaan asuransi. Ngebahas marketing dari sisi pop culture Free Konsultasi Personal Branding Untuk Pebisnis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghancurkan Mitos tentang Belajar Bahasa Asing

19 April 2016   11:33 Diperbarui: 19 April 2016   11:40 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saya baru saja menyelesaikan buku "Fluent in 3 months" karangan Benny Lewis, beliau adalah seorang polyglot, yang artinya beliau menguasai beberapa bahasa asing. 

Kita pasti langsung berpikir, bahwa dia seorang yang pintar dari lahir dengan kemampuan memori yang sangat super, seorang jomblo yang bisa pergi keluar negeri terus menerus tanpa di rengeki oleh pasangannya, tidak lupa anda pasti berpikir bahwa beliau adalah orang yang sangatlah kaya. Kenyataannya, beliau adalah seorang yang gagal dalam belajar bahasa asing selama sekolah, bahkan beliau sengaja pergi ke spanyol untuk belajar bahasa asing namun tetap gagal. sampai beliau menemukan beberapa hacks yang membantunya maju. 

Berikut saya hanya ingin menuliskan mitos-mitos yang kita miliki tentang seorang polyglot dan pelajar bahasa asing. 

1. Mitos: Polyglot adalah seorang yang secara natural sangat pintar dalam kemampuan mengingat. 

Jika kita lihat dari sisi seperti ini, rasanya sangatlah bertolak belakang dengan beberapa orang yang saya tahu adalah seorang yang gagal dalam belajar bahasa asing semasa sekolahnya, di sekolah mereka selalu gagal dalam menguasai bahasa asing, bahkan semua pelajaran yang mereka pelajari lenyap sekejap setelah mereka lulus. Tapi, mengapa sekarang mereka berhasil menguasainya? 

Kenyataannya, Kemampuan berbahasa tidak seperti tinggi badan, warna mata, atau warna kulit, yang dinamakan kemampuan adalah sebuah kemampuan, semakin di asah semakin baiklah kemampuan itu. Pertama mungkin akan sulit tapi selanjutnya anda akan merasa lebih mudah. 

2. Mitos: Saya sudah terlalu tua untuk belajar

Mungkin memang benar kemampuan mengingat kita semakin menurun seiring dengan fase penuaan setiap manusia. Tapi, bagaimana jika kita memang melatih kemampuan dari masa muda kita, sehingga kita memiliki kemampuan mengingat yang tetap kuat di masa tua kita. Otak kita seperti halnya otot bisa dilatih asal kita memiliki komitmen yang kuat untuk itu. Karena saya tahu juga banyak orang tua yang tetap memiliki kemampuan untuk menguasai bahasa asing, di masa tuanya. Mereka tekun untuk terus maju. 

3. Mitos: Hanya anak kecil yang mampu menguasai bahasa asing

Kembali lagi, jika kita lihat seberapa lama seorang anak kecil menguasai bahasa asing? 2 tahun? 3 atau mungkin 4 tahun? seandainya, si bayi sudah bisa berbicara di umur 1 tahun, maka di umur 5 tahun dia baru bisa bicara soal "Papa dimana" "mainanku" dan hal-hal lain yang sangatlah sederhana. Bandingkan dengan seorang dewasa yang belajar bahasa asing dengan mendapatkan exposure yang sama dengan si bayi, dalam artian lingkungannya adalah penutur asli. Dalam 4 tahun, si dewasa ini pasti sudah mampu menguasai topik perbincangan soal politik, ekonomi, budaya, atau mungkin teknologi. Sedangkan si bayi hanya bisa minta untuk makan dan mainan saja. 

Meskipun, kita mungkin kalah dengan si bayi dalam hal logat, aksen, dan pelafalan. Hal ini dikarenakan bahasa ibu kita yang tetap menjadi dominasi utama di otak kita. Tapi, orang dewasa memiliki kemampuan yang jauh lebih dari si bayi untuk menguasai bahasa asing, jika mendapatkan atau memiliki tekad, dan motivasi yang kuat. 

4. Mitos: Menguasai bahasa asing hanya bisa dicapai jika tinggal dinegara asing

Boom! memang benar ini adalah metode yang sangatlah efektif tetapi! jika kita menyianyiakan kesempatan kita disana (yang sangatlah mungkin terjadi) kita hanya akan menghabiskan uang untuk biaya tinggal dan sekolah disana. Sedangkan, hal yang sama bisa saja kita lakukan meskipun kita tinggal di negara kita sendiri. Ciptakan lingkungan yang mendukung untuk anda belajar bahasa asing. Dapatkan exposure terhadap si bahasa itu sendiri, meskipun anda berada di negara anda sendiri. 

5. Mitos: Bahasa yang ingin saya kuasai adalah salah satu bahasa tersulit di dunia, saya tidak akan sanggup.

Data yang didapatkan darimana? Jika kita melihat dari mata seorang Amerika, maka bahasa seperti Mandarin, Jepang, dan Korea sangatlah susah. Tapi, jika orang Korea ditanya soal bahasa Jepang, pasti tidaklah sulit bagi mereka karena struktur kalimat, tata bahasa dan pelafalan yang tidak terlalu berbeda membuatnya lebih mudah. Jadi, pastikan data yang anda dapatkan relevan.

Kemudian, bahasa bukanlah soal mudahnya bahasa tersebut, melainkan sebagaimana kita INGIN untuk menguasainya. Karena, setiap bahasa memiliki kesulitannya masing-masing dan kemudahannya masing-masing. Yang paling penting adalah niat untuk mau menguasainya, jika kita memiliki keinginan untuk menguasai semua akan menjadi sia-sia.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun