Mohon tunggu...
Travel Story

Traveling Saya Selama 2017

13 Desember 2017   15:57 Diperbarui: 13 Desember 2017   16:19 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

24-28 JUNI 2017

Perjalanan menuju ke Bali diawali pada saat jam 13.30. Kami sekeluarga berdoa bersama sebelum berangkat. Kami memulai pergi pada pukul 14.00. Saat perjalanan jalan sangatlah sepi, ditambah ada jalan tol, sehingga tidak melewati daerah Bangil yang terkenal akan kemacatannya. Sampai pukul 17.00, kami makan malam di suatu pom bensin di daerah dekat Hutan Lindung Baluran. Kami melanjutkan perjalanan ke Penyebrangan Ketapang. Sesampainya di Ketapang, parker mobil untuk bersiap menyebrang sangatlah sepi, sampai-sampai mobil kami adalah mobil pertama yang sampai di Ketapang. Kemudian kami masuk kapal dan pergi menyebrang. Setelah 1 jam 30 menit, kami sampai di Gilimanuk. Lalu kami menuju ke Negara untuk beristirahat sehari di Hardy's Hotel. 

Keesokan harinya kami breakfast, membeli KFC, dan menlanjutkan perjalanan ke Kuta. Kami melewati Tabanan dan berhenti sejenah untuk makan siang di Warung Made. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Kuta dan check in hotel. Hotel kami berada di Harris Hotel Kuta. Kami memesan hotel tipe Apartment 2 Bedroom, jadi kamar kami sangatlah besar sehingga kami betah di hotel dan malas untuk berpergian. Ditambah adikku sakit. Lalu kami dinner dan beristirahat.

Pada 26 Juni, kami awali perjalanan dengan breakfast, kemudian aku dan adikku berenang hingga siang sedangkan papa dan mamaku fitness. Kemudian kami pergi lunch dan ke Pantai Tanjung Benoa serta Pandawa. Di Tanjung Benoa, aku dan adikku menaiki parasailing dilanjutkan pergi ke Pulau Penyu bersama keluarga. Saat malam hari kami di ajak oleh teman papa mamaku dinner bareng di Jebak. Dan setelah itu kami beristirahat.

Pada 27 Juni, kami tidak pergi kemana-mana, hanya saja breakfast, lunch, menikmati fasilitas hotel dan dinner. Dinner pun, kami makan bersama dengan teman dari mama papaku yang bernama Yemima Mulyandari beserta keluarga di Ayam Kalasan. 

Keesokan harinya kami pulang ke Mojokerto, perjalanan terasa bosan saat berada di Tabanan dan Negara karena hanya ada rumpu-rumput dan pantai yang hanya terlihat kecil. Sesampainya di Gilimanuk, suasana tidak sepi seperti di Ketapang. Tetapi mobilku masuk dengan cepat ke kapal. Sesampai di Ketapang kami mencari makan di Situbondo, di restoran temannya mamaku. Tetapi makanannya sudah habis, akhirnya kami makan di suatu restoran 24 jam karena saat itu sudah jam 20.00. Setelah dinner aku tertidur lelap hingga ke Mojokerto pada pukul 2.00

27-30 Oktober 2017

Perjalanan pergi ke Bandara Juanda sangatlah membuat orang stress. Macet dimana-mana walaupun berangkat pagi. Ditambah aku telat bangun. Sesampainya di Juanda, aku punya teman bernama Stephen dan Anthony. Mereka bersaudara. Setelah naik pesawat Garuda, aku duduk bersama Pak Teguh. Lalu aku diberi snack dan minum oleh Garuda. Sesampai di Bandara Soekarno-Hatta Ultimate Terminal 3, aku keluar dari pesawat dan mengambil bagasi. Aku jalan sekitar 1,5 km untuk mencapai bagasi. Kemudian aku bingung harus berkumpul dimana karena waktu itu aku sendirian. Untung aku memberanikan keluar bandara dan mengikuti seseorang yang menurut feelingku dia juga akan ke Malaysia. Aku naik escalator hingga lantai paling atas. 

Saat sampai di tempat pengecekkan barang aku tanya, apakah dia ke Malaysia juga. Dan dia menjawab iya. Lalu aku ikuti mereka hingga aku menemukan ada 2 travel disana. Ternyata orang yang aku ikuti itu bukan rombongan ku. Aku mengetahuinya karena aku melihat tour leaderku dari instagram dan aku sudah lumayan kenal sama dia. Lalu tour leaderku yang bernama Nggry itu, memberiku dompet berisi: jas hujan, ear plug, 2 name tag,uang ringgit, dan sampul passport serta dia bersama krunya membantuku untuk check in pesawat. Lalu aku menunggu pesawat hingga jam 2 siang. Saat itu rombongan dari Jawa Timurdibelikan makanan oleh para supervisor Yuasa. 

Aku makan nasi goreng dan minum lemon tea. Lalu aku naik pesawat Garuda dan diberi makan lagi, aku memilih makan Lasagna dan minum sprite. Aku sampai  Malaysia jam 5 sore waktu setempat. Aku bertemu dengan local guide bernama Faiz dan menaiki bus. Sebelum itu aku kan di Imigrasi dan untuk pergi ke Imigrasi sangat jauh sehingga harus naik MRT. Dan di imigrasipun juga ramai, sehingga harus mengantri selama 2 jam. Setelah naik bus aku makan di restoran Padi di Mitsui mall. Aku bertemu dengan teman baru berasal dari Bandung bernama Peter. Lalu aku pergi ke Pullman Hotel untuk beristirahat. Aku mendiami kamarku sendiri seperti para pimpinam Yuasa dari Jepang. 

Keesokan harinya perjalanan saya diawali dengan breakfast di hotel. Dibus saya mempunyai teman baru dia duduk di sebelahku. Aku baru bertemu dia hari kedua karena dia sudah berangkat dari pagi. Kemudian pergi ke Petronas Twin Tower untuk foto bersama. Setelah itu saya pergi ke Batu Cave. Disana terdapat patung Dewa Hindu yang sangat besar dan tinggi serta dilapisi emas. Di sana aku juga menaiki tangga ke atas, katanya disana ada 272 anak tangga. Saya berhasil sampai atas dan diberi seperti tepung ke dahi saya. Setelah dari Batu Cave, saya pergi lunch, di Rumah Makan Nasi Kandar Pelita. Inilah makanan yang paling saya suka di Kuala Lumpur. Disini aku mempunyai teman baru lagi karena kami ber 9 selalu duduk bersama kalau makan. 

Mereka antara lain: Stephen, Anthony, Mariana, Fevi, Rita, Herry, dan Tan bersama istri. Setelah makan saya pergi ke pabrik coklat dan membeli beberapa coklat. Dan setelah itu saya pergi ke Sungai Wang salah satu mall di Malaysia. Disana kita harus pintar menawar. Di tempat itu aku melihat dompet montblanc, diberi harga 90 RM, aku menolaknnya. Tetapi sang pejual tetap menawari dengan harga yang semakin turun hingga 30 RM. Karena sudah emosi saya tidak jadi membelinya. Selain itu saya juga beli baju dan gantungan kunci. Lalu saya pergi ke Petronas Twin Tower lagi untuk naik ke Observation Deg. 

Dari atas kita dapat melihat seluruh kota Kuala Lumpur dan sedikit terlihat Genting Highlands. Kemudian saya dinner di suatu tempat dan makannya itu Buffet. Saya makan sangat banyak disana karena macam makanannya banyak, mulai Chinese, Malaysia, Western dan banyak lagi. Saya kembali ke hotel. Tetapi kali ini saya tidak istirahat, aku, Stephen, dan Anthony pergi ke Suria KLCC. Kami melihat-lihat dan akhirnya aku menemukan sepatu basket murah. Tetapi saat itu aku hanya membawa sedikit uang, aku coba kartu debit tetapi selalu failed. Akhirnya saya pustuskan untuk booking sepatu itu dan kembali besok.

Dihari ketiga, adalah hari utama dari perjalanan ini. Seperti biasa diawali breakfast, dan langsung pergi ke Sepang Circuit. Kami disana dari pagi hingga sore. Untuk makan, disana sangat mahal-mahal. Saya disana makan nasi ayam senilai 20 RM, kebab 29RM dan minum Monster Energy 10 RM. Disana kita dapat merasakan aura yang agak berbeda. Suaranya sangatlah keras, tetapi dari segi melihatnya mendingan lihat di TV. Saat itu rombonganku di adakan kuis oleh Yuasa, kuisnya adalah menebak pemenang juara 1,2,3 dari moto GP. Aku menebak Dovizioso, Marquest, dan Dani Pedrosa. 

Tetapi hasilnya Dovizioso, Lorenzo, dan Zarco. Karena tidak ada yang menang, akhirnya diambil yang terdekat, ada 8 orang dari 4 bus. Dibus saya, bus 4 ada 1 pemenang yaitu Stephen. Setelah itu kami dinner di PICC ballroom di Putra Jaya dan kami berfoto-foto. Setelah sampai hotel kami bagi tugas antara aku, Stephen, dan Anthony, karena Stephen harus mengambil undian agar mendapatkan salah satu dari 6 hadiah. Ternyata Stephen mendapat baju Ducati. Lalu kami pergi ke Suria KLCC lagi dan membeli sepatu itu. Setelah itu aku pun jalan pulang dan tidur.

Hari terakhirpun tiba. Setelah breakfast kami pergi ke Bandara Malaysia dan mengurusi semua hal sebelum pesawat take off. Aku di sana bersama Mariana dari Lampung. Setelah sampai Jakarta, kami semua berpisah dengan beragam kenangan manis. Tetapi perjalanku belum selesai, aku harus kembali ke Surabaya. Banyak terdapat masalah. Stephen sudah check in di Malaysia transit, tetapi Boarding passnya tidak ada. Terus saat mau Check in di Jakarta, katanya ticketnya belum OK. Kami ke bagian ticketing, mengurus semuanya. Setelah 2 jam tiketnya pun sudah selesai. Saat itu aku dalam keadaan sakit. Dan akhirnya saya kembali ke Mojokerto.

8-11 Desember 2017

Saya pergi ke Bali lagi karena ada lomba dan wisuda sempoa. Saat berangkat aku dan papaku di khawatirkan dengan jalan menuju bandara macat. Kami berangkat dari Mojokerto jam 3.46 tetapi sampai sana sudah mepet yaitu jam 18.25. Akhirnya aku bagi tugas. Papaku parker dan aku check in serta beli Carl's JR. Lalu kami naik pesawat Airasia X. Di pesawat kami bertemu juga dengan orang yang juga akan lomba di Bali. Sampai di Bali kami di jemput teman papaku, Yemima Mulyandari dan keluarga. Selain di jemput kami juga dipinjami sepeda motor serta dibelikan nasi babi guling. Lalu kami pergi ke Intansari hotel dan istirahat.

Hari kedua, saya ada lomba dan wisuda sempoa. Untuk lomba saya mendapatkan juara harapan. Dan dinner di ayam prambanan. Setelah itu kami pergi ke rumah Yemima, tetapi rumahnya kosong dan tidak dapat dihubungi. Ternyata mereka semua pergi ke gereja.

Hari ke tiga kami pergi ke gereja di Lembah Pujian. Lalu saat itu hujan deras sehingga aku makan ayam betutu di gereja. Setelah reda kami pergi ke hotel, kami pergi ke pusat belanja oleh-oleh di Erlangga. Dan pada malamnya kami makan babi guling lagi. 

Hari keempat kami keliling kota Denpasar tapi hari itu hujan selalu turun. Kami putuskan untuk tidur di hotel. Lalu kami pergi ke Bandara dengan diantar temannya papaku. Kami check in dan menunggu. Kami naik pesawat Citilink. Saat itu Bandara Juanda cuacanya buruk sehingga pilot memutuskan untuk berputar-putar selam 30-45 menit karena jarak pandang hanya 1km.  Setelah itu keadaan tidak semakin baik, jarak pandang hanyalah 500 m. Aku melihat kanan kiri dan semuanya gelap. Karena Juanda ditutup, pilot memutuskan untuk landing di Bandara Adi Sumarmo Solo. Aku terus berdoa dan berdoa. Ajaibnya, dalam 1-2 menit keadaan menjadi membaik 180 derajat. Jarak pandang menjadi 2 km. Dan kami turun di Surabaya.

Please like and comment 

William Immanuel Abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun