Mohon tunggu...
Ndhy Rezha
Ndhy Rezha Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pemula

Social Argument , better thing

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Akan Dicegat, Bahkan oleh PDIP

12 Januari 2014   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Isu pencalonan Joko Widodo sebagai presiden RI pada pemilu mendatang terus menyeruak dikalangan masyarakat luas . Beberapa lembaga survey di Indonesia menunjukan popularitas serta elktabilitas Jokowi yang kiat meningkat signifikan hal ini tak pelak membuat PDIP sebagai partai yang mengusung nama Jokowi sebagai Gubernur DKI akan punya opsi terbaik untuk kembali mengusungnya pada pilpres April nanti .

Namun masalah datang ketika Jokowi harus berebut jatah dengan sang Maestro PDIP , Megawati Soekarnoputri bila memang mereka berdua punya keinginan kuat untuk menjadi pemimpin negara . Jokowi adalah sosok yang sangat loyal pada partai dan juga pada megawati , namun di satu sisi popularitasnya justru telah jauh melampaui Megawati . Hal inilah yang kemudian menjadi bahan pertimbangan tersendiri bagi pihak Jokowi untuk membuka kemungkinan untuk mundur atau maju sebagai cawapres bila Megawati masih memendam ambisi untuk maju dalam pilpres nanti .

Dualisme dalam tubuh PDIP yang sempat diisukan adalah bentuk nyata dari polemik internal PDIP tentang siapa yang akan diusung untuk pemilu nanti meski Megawati sendiri sebagai ketua umum partai telah menyatakan  bahwa akan mengumumkan siapa yang akan diusung PDIP untuk pemilu nanti pasca pemilihan Calon Legislatif namun hal ini seolah hanya mengulur waktu untuk menunggu kesiapannya maupun Jokowi.

Dukungan kepada Megawati untuk maju pada Pilpres nanti merupakan dukungan nyata sebagai manifestasi loyalitas kader PDIP pada sosok yang telah membesarkan nama partai tersebut , tetapi masuknya figur Jokowi dalam opsi pilpres akan menjadi obat untuk memenuhi espektasi masyarakat atas pemenuhan tanggung jawab politik oleh PDIP .

LOYALITAS VS ELEKTABILITAS

PDIP telah 3 kali mengusung Megawati sebagai capres dan dua diantaranya harus mengalami kekalahan oleh orang yang sama (SBY) , namun kans Megawati sebagai ikon partai seolah tak lekang oleh waktu . Megawati tetap menjadi no 1 di PDIP , bukan hanya karena kapasitasnya sebagai ketua umum tetapi anggapan tentang peluangnya untuk memimpin negara yang masih terbuka lebar . Tetapi beberapa bulan terakhir nama Jokowi seolah menutup peluang tersebut , hasil survey beberapa lembaga survey di Indonesia justru menyatakan hal sebaliknya ,. Bahkan sekalipun mereka ditandemkan , hal ini justru menunjukan ambisi tidak terontrol dari Megawati untuk kembali bertarung pada pemilu nanti ketika ia telah tidak diinginkan rakyat . Di sisi lain opsi mengusung Jokowi sebagai cawapres bukan opsi terbaik dibanding mengusungnya sebagai capres . Tentu hal ini akan menjadi perhitungan tersendiri oleh PDIP mengorbankan loyalitas atau elektabilitas partai yang bertendensi menciptakan disintegrasi dalam tubuh PDIP seperti yang telah diisukan akhir-akhir ini .

Bila Megawati masih menjadi pilihan utama untuk pilpres nanti , tentu hal ini akan berimbas pada elektabilitas partai yang mengacuhkan sosok Jokowi yang secara nyata telah menjadi ikon baru PDIP yang seolah menutup dominasi Megawarti , namun bila Jokowi akan seloyal kader PDIP lainnya pada megawati maka tentu ia akan sabar menunggu meski sekali lagi opsi cawapres bukan hal yang menguntungkan bagi Jokowi maupun PDIP .

Bila PDIP tidak mengusung nama Jokowi sebagai capres maka apa Jokowi akan hengkang dari PDIP ? Tak ada pilihan untuk Jokowi kala Mega menyatakan bahwa nama calon presiden akan diumumkan usai pemilu legislatif nanti , hal ini hanya akan menutup jalan jokowi untuk hengkang ke PARPOL lain ketika ternyata ia tidak diusung . Mempertahankan Jokowi adalah opsi ‘wajib’ bagi PDIP namun mengusung megawati adalah bentuk loyalitas yang juga ada dalam diri Jokowi . Dilema ini akan menciptakan stigma dari megawati yang tak ingin kehilangan peluang memimpin namun juga tak ingin kehilangan Jokowi .

Kita tunggu saja , apa memang Megawati hanya mengulur waktu , atau memang ia benar-benar akan mengalah dan mengusung Jokowi untuk menggantikan dominasinya sebagai opsi capres pada April nanti .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun