Mohon tunggu...
Opiens
Opiens Mohon Tunggu... Lainnya - Opiens

Opiens

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menengok Indonesia 20 Tahun Lagi

7 September 2019   22:47 Diperbarui: 7 September 2019   22:49 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berimajinasi dan membaca berita selalu jadi aktivitas kesukaan saya di waktu senggang. Dan sebagai Warga Negara Indonesia yang baik. Saya juga suka ngebayangin gimana sih Indonesia di masa mendatang. Maka dari itu saya ingin membagi keresahan saya di artikel ini. Kita mulai.

Indonesia di proyeksiin akan menjadi salah satu negara di dunia yang punya nilai perekonomian terbesar di dunia, bahkan katanya nomor 4 terbesar di dunia setelah China, India dan AS. Tapi dengan kondisi Indonesia yang sekarang, rasanya saya agak pesimis dengan prediksi itu. Pasalnya, sebagai salah satu negara kepulauan di dunia yang memiliki jumlah pulau terbanyak kelima di dunia ini. Dan, Indonesia yang kaya akan budaya mulai dari agama, suku, bahasa dan adat istiadat yang sangat beragam. Bangsa Indonesia masih belum bisa merangkul keberagaman itu, bisa kita lihat beberapa tahun belakangan ini, mulai dari pembakaran tempat ibadah, saling mengejek SARA lewat media maya, konflik suku dayak dengan madura di kalimantan tepatnya sampit, kasus mei 1998, sampai yang baru-baru ini terjadi yaitu kejadian kerusuhan asrama papua di surabaya.

Kejadian-kejadian diatas menunjukan betapa masih gagalnya negara Indonesia untuk menjalankan konsep 'Bhinneka Tunggal Ika'. Di samping itu, pemerintahan yang masih dalam proses pembenahan ini juga turut menambah keraguan gue terhadap masa depan Indonesia, politik kotor, korupsi bagaikan wabah penyakit, kolusi & nepotisme kelompok menjadi permasalahan yang rasanya tiada habisnya. Peraturan yang tidak jelas dan mendukung peningkatan perekonomian, sosial dan budaya juga turut menambah rasa pesimis saya.

Rasanya juga tidak salah jika kita mendengar kabar bahwa banyak investor asing yang mulai hengkang dari tanah air. Dari negeri tirai bambu saja, total sudah ada 33 perusahaan yang angkat kaki dari Indonesia dan pindah ke negara tetangga. Penyebabnya? apalagi kalau bukan karena perizinan yang ruwet, meski sempat di dengung-dengungkan oleh pemerintahan yang dipimpin oleh bapak Ir. Joko Widodo, perizinan untuk memulai bisnis di Indonesia masih tetap saja kalah cepat dengan perizinan di negara-negara tetangga. Selain itu, alasan utama investor hengkang adalah produktivitas dan upah tenaga kerja Indonesia yang sangat kalah saing dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Bagi saya wajar saja, karena UMR yang terus naik tanpa peningkatan produktivitas pekerja, pasti membuat para investor asing di Nusantara ini geleng-geleng kepala.

Kejadian baru-baru ini yang mengharuskan Indonesia membuka impor ayam potong dari negara Brazil juga sangat disayangkan, karena kesalahan kecil di masa lalu menjadi imbasnya sekarang. Bahkan ditengah-tengah turunnya harga ayam di dalam negeri, yang mungkin disambut positif bagi para konsumen, tapi bagi produsen, tentu menjadi momok yang mengancam jalannya usaha mereka. Akibatnya pemerintah harus mengeluarkan kebijakan untuk 'menghanguskan' 10 juta telur ayam, guna menstabilkan harga ayam di dalam negeri. Kebijakan yang cukup masuk akal melihat keadaan saat ini.

Tapi terlepas dari semua masalah yang ada, saya yakin pemerintah kita saat ini juga sedang mengupayakan yang terbaik untuk Indonesia. Di tengah-tengah krisis perang dagang ini, memang bukan saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia mengeluh dan kerap menyalahkan pihak-pihak lain. Tapi sudah saatnya kita untuk saling introspeksi diri, memperbaiki pola pikir dan mengubah kebiasaan-kebiasaan menjadi lebih baik, buang rasa malas, lakukan sesuatu yang produktif, dukung terus pemerintah kita. Masih banyak lagi sebenarnya cara-cara lain untuk mendukung pemerintah kita, terlepas dari suku apa kamu berasal, agama apa yang kamu anut kita semua tetap satu, Indonesia.

Jika kita tetap tidak berubah dan tetap berada pada kondisi saat ini, bukan tidak mungkin Indonesia akan berubah dari negara yang kaya menjadi sekumpulan negara kecil yang miskin dan rapuh di tengah-tengah benua Asia dan Australia. Hanya menunggu untuk dijajah kembali oleh bangsa lain. Ayolah, kita tidak selemah itu.

REFERENSI :

kompas.com | kumparan.com | cnbcindonesia.com | okezone.com | liputan6.com | detik.com |

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun