Untuk pelajar level SD hingga Universitas, PSSI dan LIB bisa meniru bagaimana Jepang membuat sistem kompetisi khusus untuk pelajar. Salah satu yang populer adalah Fuyu no Kokuritsu yang merupakan turnamen sepakbola nasional pelajar di Jepang yang dimana banyak pemandu bakat dari J-League 1 memantau bakat -- bakat potensial di sana.
Bahkan tidak usah jauh -- jauh ke Jepang, di negeri sendiri, di cabang olahraga yang berbeda, yakni basket, sudah ada turnamen antar SMA Indonesia yaitu DBL yang selalu sukses melahirkan bakat -- bakat baru di basket Indonesia.
Selain itu, PSSI juga harus merevisi total kurikulum sepakbola nasional yang harus diikuti oleh SSB di seluruh Indonesia sebagai standar. Hal ini meliputi teknik dasar sepakbola, manajemen sepakbola, kedisiplinan dalam sepakbola, dan lain sebagainya. Apa yang sudah ditujukan oleh Shin Tae Yong dan timnas hingga saat ini dapat menjadi acuan untuk PSSI dalam menciptakan blueprint kurikulum sepakbola yang lebih kompetitif untuk kedepannya.
Dan yang terakhir, adalah semua stakeholder pengembangan sepakbola Indonesia juga harus kompeten dan bersih dari segala macam kepentingan yang mengancam kemajuan sepakbola nasional.
Akhir kata, sepakbola saat ini sudah menjadi semakin dinamis di era modern saat ini yang membuat kita pun juga harus bisa mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan yang ada, bukannya malah terjebak di masa lalu dan merutuki keadaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H