Tidak adil rasanya membandingkan siapa yang terbaik diantara keduanya. SAF sendiri tumbuh dengan kondisi investasi investor yang seadanya. Guyuran investor Arab belum mengucur ke tim liga Inggris, termasuk Manchester City.
Puncak kegemilangan keduanya sama-sama berhasil dari komposisi pemain yang lahir dari pemain akademi. Pep hidup gemilang setelah Tim akademi mereka dilepasliarkan ke tim utama Barcelona. Begitu juga dengan Fergie, sapaan akrab Sir Alex Ferguson. Class of 92 tumbuh besar bersama tangan besi SAF.
Jika diminta untuk memilih siapa yang terbaik diantara keduanya. Saya cenderung menyukai Pep Guardiola. Dia paham betul bagaimana sepakbola sebagai industri hiburan. entertainment buat kita sebagai kelas pekerja yang sedang libur di akhir pekan ataupun menikmati malam untuk beristirahat.
Pelatih berkepala plontos ini sukses menaklukkan dunia. Daratan Spanyol, Jerman, Inggris sudah dijejaki. Torehan rasio kemenangan Pep jauh lebih unggul dibandingkan SAF. Pep dengan 73% kemenangan sementara SAF berada di 58%.
Di sinilah letak keunggulan Pep. Jumlah uang yang dihadirkan untuknya untuk membangun tim juga tidak kalah dengan jumlah uang yang dihadirkan untuk membayar kembali apa yang sudah diberikan oleh investor. Kita bisa melihat bagaimana fans karbit Manchester City tiba-tiba menjadi fans. Mereka tidak hadir saat City di masa sulit. Tarikan enterteiment Pep benar-benar magnet bagi investor.
Bagaimana dengan Fergie? Apakah betul dia telah kalah dalam banding membandingkan ini?
Sepanjang menonton Manchester United di eranya. Kita menikmati betul MU. Era Class of 92 MU usai lalu ditambal dengan pemain baru yang juga berhasil menghadirkan gelar Liga Champions UEFA ke Old Trafford.
Fergie juga tidak menyenangi pemain bengal seperti halnya Pep. Pep pernah mengasingkan Ibrahimovic. Fergie pun tidak segan menyingkiran David Beckham, van Nistelrooy, Jaap Stamp, dan masih banyak lainnya.
Satu yang tidak dimiliki Pep yang dimiliki oleh Fergie. Kemampuan menumbuhkembangkan pemain menjadi aset besar di bursa transfer. Rafael, Paul Scholes, Tom Cleverley, Vidic, dan masih banyak lagi pemain dari antah berantah menjadi pemain kunci di Manchester United.
Sepakbola adalah panggung besar. Pep Guardiola dan Sir Alex Ferguson adalah aktor panggung depan. Di belakangnya, ada mesin-mesin yang terus bekerja. Tim scouting mencari pemain berbakat potensial. Tim kepelatihan berusaha menerjemahkan dengan sederhana kemauan mereka ke para pemain.
Oh iya, satu lagi. Apakah ini benar-benar membicarakan duel perbandingan antara Pep Guardiola dan Sir Alex Ferguson? Silahkan mencerna sendiri.