Willia Dara RosandyÂ
Mahasiswa Universitas Negeri PadangÂ
Masyarakat minang kabau semenjak zaman dahulu dikenal sebagai masyarakat perantau. Tradisi ini menjadi semacam kewajiban bagi mereka yang mulai beranjak usia dewasa. Maka oleh sebab itu, ada sebuah nilai yang terbangun di dalam kultur budaya minang kabau bahwa merantau adalah bagian dari tanda kecintaan kepada kampung halaman. Tradisi merantau pada masyarakat minang kabau pada dasarnya berangkat dari falsafah hidup yang dipegang semenjak lama, yakni "alam takambang jadi guru". Makna dari falsafah ini adalah bahwa orang minang kabau diajak untuk belajar dari peristiwa dan pengalaman yang mereka temui di dalam kehidupan sehari-hari. Alam di dalam pengertian ini bisa salah satunya dimaknai sebagai pengalaman hidup. Dan salah satu bentuk usaha memperkaya pengalaman hidup ini adalah dengan cara merantau ke negeri orang.
Tak heran jika anak minang yang ada dirantau orang memiliki kepribadian yang luwes dan cekatan. Bagi anak minang sendiri merantau merupakan salah satu cara membangkitkan kepribadian mereka, mengapa demikian ? budaya minang menganggap bahwa pemuda laki-laki yang tidak pergi merantau akan dinilai sebagai penakut, dan tidak bisa hidup mandiri. Dapat kita lihat bahwa dengan adanya tradisi merantau ini dapat membantu anak minang mengembangkan kemampuan dan ilmu yang lebih luas,membangun pemikiran yang lebih terbuka dan mengembangkan karakter yang lebih baik. Merantau bukanlah hanya tradisi yang pergi ke negeri orang mencari uang dan kembali dengan membawa hasil yang didapatkan tetapi dalam sebuah pepatah minang yang berbunyiÂ
Sayang jo anak dilacuik i
Sayang jo kampuang ditinggakanÂ
Ujan ameh di nagari urangÂ
Ujan batu di nagari awakÂ
Kampuang nan jauah dibantu juo
Ungkapan di atas menggambarkan bahwa pemikiran yang dibangun oleh masyarakat minang kabau adalah bahwa merantau adalah bagian dari usaha untuk membangun kembali kampung halaman. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, maka orang minang kabau di rantau memiliki motivasi yang lebih untuk memperbaiki kehidupan mereka. Maka oleh sebab itu tidak mengherankan bahwa ikatan sosial yang dimiliki oleh masyarakat minang kabau amat kuat sekali.Â
Disini kita melihat bagaimana cara anak minang membangkitkan kepribadian mereka yaitu dengan melalui ikatan sosial dirantau atau negeri orang. Tidak hanya itu beberpa hal yang perlu kita ketahui dari kepribadian anak Minang yang ada dirantau orang yaitu orang Minang tidak pernah membawa modal berupa uang saat merantau, mereka hanya membawa semangat dan keuletan. Tidur disurau akan membentuk anak laki-laki minang menjadi pemuda yang kuat beribadah, luwes bermasyarakat dan keterampilan dalam mengurus diri sendiri. Tidak heran masyarakat banyak mengatakan bahwasanya merantau merupakan usaha dalam pendewasaan diri dari berbagai hal,karena rantau bagi orang minang adalah dunia sesungguhnya yang kelak harus mereka taklukan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H