Mohon tunggu...
Willem Wandik. S.Sos
Willem Wandik. S.Sos Mohon Tunggu... Duta Besar - ANGGOTA PARLEMEN RI SEJAK 2014, DAN TERPILIH KEMBALI UNTUK PERIODE 2019-2024, MEWAKILI DAPIL PAPUA.

1969 Adalah Momentum Bersejarah Penyatuan Bangsa Papua Ke Pangkuan Republik, Kami Hadir Untuk Memastikan Negara Hadir Bagi Seluruh Rakyat di Tanah Papua.. Satu Nyawa Itu Berharga di Tanah Papua..

Selanjutnya

Tutup

Money

Skenario New Normal untuk Indonesia: Potensi "Second Wave" Pandemi

28 Mei 2020   12:35 Diperbarui: 28 Mei 2020   12:34 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Indonesia harus membiasakan diri menerapkan "cukup dengan satu narasumber Pemerintah yang perform menyampaikan satu kebijakan pemerintah secara meluas", dan diharapkan kepada mereka yang juga memandang dirinya sebagai bagian dari "penguasa", untuk menahan diri, untuk tidak berbicara, menambah kebingungan di masyarakat..

Sebab, hanya pesan yang jelas dari otoritas yang kredibel dan konsisten lah yang diharapkan dapat menciptakan kepatuhan di masyarakat untuk mau menerapkan modifikasi perilaku baru yang kita sebut "New Normal"..

Ingat, modifikasi perilaku, merupakan pekerjaan yang sulit untuk populasi sebesar Indonesia yang mencapai 260 - 270 juta jiwa.. di tambah lagi faktor "social culture" masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa hidup dengan "pembatasan sosial", cenderung hidup berkelompok, dan mengutamakan interaksi..

Jika kedua diagnosis penerapan Kebijakan New Normal diatas tidak diterapkan dengan baik, maka, garansinya adalah Indonesia akan mengalami ledakan kasus Covid 19 yang tidak akan terkendali, dan seperti memenuhi prediksi banyak pakar tentang potensi Indonesia akan menghadapi "Second Wave" pandemi yang mengerikan.. Wa Wa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun