Mohon tunggu...
Willem Wandik. S.Sos
Willem Wandik. S.Sos Mohon Tunggu... Duta Besar - ANGGOTA PARLEMEN RI SEJAK 2014, DAN TERPILIH KEMBALI UNTUK PERIODE 2019-2024, MEWAKILI DAPIL PAPUA.

1969 Adalah Momentum Bersejarah Penyatuan Bangsa Papua Ke Pangkuan Republik, Kami Hadir Untuk Memastikan Negara Hadir Bagi Seluruh Rakyat di Tanah Papua.. Satu Nyawa Itu Berharga di Tanah Papua..

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Covid-19 Menginfeksi Karyawan Freeport, "Kapitalisme Negara" di Tambang Freeport

16 Mei 2020   17:05 Diperbarui: 16 Mei 2020   18:07 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlebih lagi, melihat perkembangan terbaru, Presiden menerbitkan Perpres No.64/2020 yang mengizinkan badan pengelola BPJS nasional untuk menaikkan tarif iuran, di tengah tengah rakyat banyak kehilangan lapangan pekerjaan, unit unit usaha banyak yang bangkrut, kredit usaha mikro banyak yang tidak terbayarkan, memberikan pertanda, Negara sedang diambang mengalami pailit keuangan..

"Kapitalisme negara" yang semakin nyata melalui unit usaha BUMN Inalum, bersama sama kapitalisme Multinasional "McMoran" secara kebetulan memiliki kepentingan yang sama, yaitu Mempertahankan cashflow perusahaan, untuk tetap mendorong pemasukan bagi kedua belah pihak, sekalipun ancaman Covid mengintai dimana-mana..

Pada gilirannya, rakyat, para pekerja, Pemerintah Kabupaten Mimika, Gubernur Papua dan seluruh perangkat negara di daerah, tidak akan mampu merubah pendirian Rezim Kapitalisme Negara dan Rezim Kapitalisme Multinasional untuk menutup operasional Tambang Grasberg.

Jika ekskalasi sosial - conflict meningkat, maka, Kapitalisme negara akan mengundang Angkatan Bersenjata untuk memberikan rasa aman, dan memastikan operasional Freeport tidak akan terganggu..

Inilah realitas Kapitalisme dan problem utama yang dihadapi Bupati Mimika, Gubernur Papua dan seluruh rakyat Bangsa Papua di atas Tanah Papua..

Covid-19 boleh saja menjadi ancaman yang menakutkan bagi kelangsungan umat manusia, tetapi tidak akan pernah menjadi ancaman bagi unit-unit "Kapitalisme Negara" dan Kapitalisme Multinasional, karena sejatinya, wajah-wajah kapitalisme ini telah lama menjadikan rakyat dan bangsa Papua "ras melanesia" di atas tanahnya sendiri, sebagai tumbal seserahan (darah dan air mata), atas ekstraksi cadangan emas, tembaga dan perak, yang telah memberi "kekuasaan" untuk menggenggam dunia selama 1 abad lamanya.. Dan keadaan ini akan terus berulang sampai revolusi sejati hadir diatas negeri-negeri melanesia.. Wa Wa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun