Mohon tunggu...
Willem Wandik. S.Sos
Willem Wandik. S.Sos Mohon Tunggu... Duta Besar - ANGGOTA PARLEMEN RI SEJAK 2014, DAN TERPILIH KEMBALI UNTUK PERIODE 2019-2024, MEWAKILI DAPIL PAPUA.

1969 Adalah Momentum Bersejarah Penyatuan Bangsa Papua Ke Pangkuan Republik, Kami Hadir Untuk Memastikan Negara Hadir Bagi Seluruh Rakyat di Tanah Papua.. Satu Nyawa Itu Berharga di Tanah Papua..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketum DPP GAMKI: Membumikan "Human Rights" di Hari Kemerdekaan RI ke-74

15 Agustus 2019   13:06 Diperbarui: 15 Agustus 2019   14:24 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain korban yang tewas akibat pelaksanaan operasi militer di wilayah Nduga, juga terdapat 45 ribu orang,  terpaksa meninggalkan rumah rumah mereka, kebun-kebun mereka, ternak-ternak mereka, Gereja-Gereja mereka, dan harus tinggal di daerah pengungsian tanpa kepastian waktu, kapan mereka dapat kembali ke kampung halamannya sendiri.

Melihat rangkaian peristiwa diatas, mulai dari persoalan "penyerangan terhadap keyakinan beragama", kemudian masih eksisnya perampasan hak hidup terhadap warga sipil di wilayah Nduga, Tanah Papua, yang menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Dan hilangnya kepekaan media-media mainstream untuk mewartakan informasi penting ini ke hadapan publik, seperti menjelaskan masalah penting yang sedang dihadapi oleh bangsa yang besar ini, untuk apa kita merayakan hari proklamasi kemerdekaan, ketika terdapat sebagian warga negara yang justru masih hidup dalam ancaman terhadap keyakinan dan masalah perampasan hak hidup. 

Jika masalah ini dihadapkan pada perspektif, masyarakan hedonis dikota-kota besar, yang tampak hidup makmur dan sejahtera, maka persoalan ini dimata mereka hanyalah sebatas "cerita dongeng" idealisme yang tidak berarti apa-apa. Namun ingat, masalah-masalah diatas menjadi sumber penyakit yang menghancurkan nilai-nilai nasionalisme, ketidakpercayaan sebagian anak negeri terhadap masa depan bangsanya, yang pada gilirannya, menjadi pemicu perpecahan yang tentunya dapat mengancam integrasi kehidupan nasional.

Oleh karena itu, melalui kesempatan yang terhormat ini, ijinkan kami selaku Ketua Umum DPP GAMKI pusat, menyampaikan pesan moral dihari perayaan 17 Agustus 1945, yang ditandai sebagai hari revolusi kemerdekaan Indonesia, agar seluruh komponen bangsa termasuk para petinggi dan elit nasional untuk membumikan kembali nilai-nilai Human Rights pada hari kemerdekaan RI ke 74, agar maksud dan tujuan cita cita revolusi 45, yang memerdekaan bangsa-bangsa bumi putra di seantero nusantara dapat benar-benar merasakan makna kemerdekaan secara utuh, terbebas dari rasa takut dan perampasan hak hidup, serta dapat menjalankan keyakinannya secara merdeka. 

Jakarta, 15 Agustus 2019

Ketum DPP GAMKI (Gerakan Angkata Muda Kristen Indonesia)
Willem Wandik, S.Sos 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun