"Aku masih merasa ragu apa keputusan pindah ke dusun adalah keputusan yang tepat?"
" Ohh masalah itu. Apa kamu sudah coba menyakinkan bapakmu?" Tanya Jumarin
Hmm aku sudah coba menyakinkan, tapi yaa memang masalah biaya itu hal yang pokok."
"Aku tidak bisa ikut campur tentang hal ini, tapi coba kamu lihat bianglala yang ada diluar sana" Ujar Jumari pada Ariani sambil menunjuk keluaar pintu kios.
Ariani hanya menjawab dengan mengangguk, tanda rasa bimbang masih ada dalam dirinya.
"Oke bianglala ini berbentuk sebuah roda raksasa, bukan?" Jumari melanjutkan sambil mengarahkan mata pada Ariani.
"Iyaa kaya gitu, hidup juga sama kaya  roda. Ada kalanya kita itu ada dibawah, tapi juga waktu tertentu kita ada di atas kan?. Kita kadang harus bisa prihatin. Yakin aja sama situasimu sekarang, Ni. Kamu harus optimis aja yang penting." Tandas Jumari dengan senyum tipis mencoba meyakinkan Ariani.
" Tapi aku enda yakin? Apa ini suatu yang bagus."
"Hmm kalo dilihat dari fasilitas emang (mungkin) kota kabupaten lebih bagus, tapi bukan berarti kamu enda bisa berpretasi". Jawab Jumari
Iyaa sih, Oke aku sependapat sama kamu" Balas Ariani dengan senyum mengakiri ke sedihanya.