Penghujung tahun 2016 bisa dikatakan menjadi tahun yang berat bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat. Pasalnya sejak ditetapkannya Basuki sebagai tersangka kasus penistaan agama terkait surat Al-Maidah 51, muncul desakan dari sebagian kalangan yang meminta dirinya untuk mundur dari pencalonan sebagai cagub dan cawagub DKI Jakarta tahun 2017-2022.
Hal ini kemudian ditambah dengan munculnya aksi-aksi bela Islam yang meminta dirinya segera dijadikan tersangka dan ditahan. Di masa-masa awal kampanye bahkan Basuki-Djarot dihadang oleh sekelompok oknum tidak bertanggungjawab, yang tidak memperbolehkan mereka blusukandan bertemu warga.
Ibarat pepatah “semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang berhembus.” Hal ini berlaku pula pada Basuki-Djarot. Diserang berbagai pihak yang ingin menjatuhkan mereka, hal ini tidak lantas membuat Basuki-Djarot merasa tertekan dan “kalah”. Justru masyarakat malah berbondong-bondong memberikan doa serta dukungan kepada Basuki-Djarot untuk terus maju dalam pilkada dan menuntaskan tugas mulianya membawa perubahan untuk Jakarta.
Dalam setiap kesempatan bertemu dengan masyarakat, Basuki-Djarot selalu dititipkan doa agar tabah menghadapi semua persoalan yang ada. Simpati mengalir deras dari masyarakat di Rumah Lembang, rumah pemenangan Basuki-Djarot yang tidak pernah sepi dari kedatangan masyarakat yang ingin memberikan aspirasi ataupun sekedar ingin mendoakan Basuki-Djarot.
Pada suatu kesempatan saat Djarot sedang blusukan ke daerah Koja, Jakarta Utara, masyarakat disana juga menyampaikan doa agar Basuki-Djarot kuat dan tabah menghadapi semua persoalan yang ada. Djarot juga meminta kepada warga agar mendoakan Basuki bisa tenang saat menjalani proses hukum atas tuduhan penistaan agama. Pada saat Basuki sedang menjalani sidang, masyarakat juga beramai-ramai datang ke Rumah Lembang dan berdoa agar kasus hukum Basuki bisa segera tuntas dan dapat kembali bekerja menyelesaikan persoalan Jakarta.
Berbagai support yang ditunjukkan kepada Basuki-Djarot seakan menunjukkan bahwa masyarakat masih tetap percaya kepada mereka untuk tetap memimpin Jakarta. Karena sesungguhnya masyarakat mengetahui mana pemimpin yang tulus bekerja melayani masyarakat dan menunjukkan kinerja yang baik untuk kemajuan Jakarta. Kasus hukum yang sedang dijalani Basuki Tjahja Purnama juga tidak memengaruhi dukungan warga kepada pasangan ini karena masyarakat pun mengetahui bahwa Basuki tidak mempunyai motif untuk melakukan sebuah penistaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H