Mohon tunggu...
Willem Martinus
Willem Martinus Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Djarot: Kita Tidak Mundur, Pendukung Malah Semakin Kuat

17 November 2016   11:58 Diperbarui: 17 November 2016   12:08 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Kompas.com

Rabu 16 November 2016, kasus video editan yang mengarah pada penistaan Agama, yang dilakukan oleh Ahok menemui babak baru. Status Ahok akhirnya ditingkatkan menjadi tersangka. Banyak orang menganggap dengan ditetapkannya Ahok sebagai tersangka, maka sinyal kehancuran dari pasangan Ahok-Djarot  semakin jelas.

Akan tetapi, hal tersebut justru tidak terjadi. Djarot Saiful Hidayat pasangan Ahok dalam bursa Pilgub DKI Jakarta 2017, mengatakan bahwa status Ahok sebagai tersangka justru membuat timnya semakin solid. Menurutnya baik parpol pendukung, tim pemenangan, dan  pendukung  mereka  samakin  bersatu.

Djarot juga dengan tegas mengatakan bahwa dirinya tidak akan mundur dari pencalonan. Dia dan tim pemenangannya akan berjuang, untuk dapat memenangkan Pilgub DKI Jakarta hanya dalam satu putaran. Menurutnya sekali bendera perjuangan untuk masyarakat Jakarta dikibarkan, maka bendera tersebut tidak akan pernah turun. Perumpamaan tersebut dia ungkapkan karena menurutnya tujuan utama dirinya maju ke bursa pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta , adalah bukan sema hanya demi jabatan tetapi lebih untuk memperjuangkan nasib   rakyat.

Pernyataan Djarot tersebut dibuktikan  dengan  adanya deklarasi empat partai pendukung pasangan  ini yang menyatakan tidak akan mencabut dukungannya. Selain itu dukungan yang real dari  masyarakat kecil Jakarta juga terus mengalir untuk Djarot. Masyarakat kecil mulai dari Ibu rumah tangga, supir taksi, hingga marbot masjid datang ke rumah pemenangan pasangan Ahok-Djarot di kawasan Lembang, Menteng Jakarta  Pusat.

Mantan Walikota Blitar ini  tidak ingin pesta demokrasi  5 tahunan di Jakarta diwarnai oleh isu SARA dan kampanye hitam. Menurutnya Jakarta adalah miniatur Indonesia yang menganut budaya pluralisme, dengan masyarakat yang heterogen. Memang, Jakarta dikenal sebagai melting pot, tempat di mana berbagai budaya bertemu.

Dirinya menganggap bahwa pertarungannya kali ini merupakan pertarungan tidak hanya untuk masa depan masyarakat Jakarta. Akan tetapi, juga merupakan pertarungan untuk menentukan arah demokrasi di Indonesia umunya dan di Jakarta   khususnya.

Apa yang dikatakan Djarot tentunya benar, Pilgub sejatinya adalah pertarungan visi dan misi tiap pasangan calon untuk menyejahterakan sebuah kota. Bukan ajang untuk mendeskreditkan suatu kelompok atau golongan tertentu, demi mendulang suara dari rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun