Menyambung usaha Front Pembela Islam (FPI) menggiring Ahok ke penjara yang tak berbuah manis, lagi-lagi disuarakan ajakan unjuk rasa bertema sama pada hari Jumat 4 November nanti. Setelah demo pertama (14/10) hanya terdengar nyaringnya saja, dengan teriakan-teriakan sadis ‘ayo bunuh Ahok’, perusakan taman, dan aksi semi-anarkis seperti pelemparan botol ke Balai Kota, apalagi yang akan mereka lakukan di aksi berikutnya?
Dalam demo yang katanya akbar nanti, mitosnya, FPI akan melibatkan sekitar 80.000 massa FPI dari berbagai daerah di Indonesia. Sekjen DPD FPI DKI Jakarta, Novel Bamukmin, juga mengatakan, “Massa yang terlibat akan lebih banyak dari aksi kami sebelumnya. Akan ada perwakilan ormas-ormas dari daerah dan kelompok buruh yang bergabung.”
Bila demo pertama yang diikuti kurang lebih 5000 orang saja sudah menyebabkan berbagai polemik – sosial maupun politik – apa lagi yang akan dibawa demo bertajuk ‘Aksi Bela Islam II’ ini?
Belum lagi bertebaran isu-isu penggiringan demo ke arah politik di berbagai kanal informasi.
Menyambut informasi tersebut, Kapolri Tito Karnavian menggelar rapat internal dengan seluruh jajaran Polri di Polda Metro Jaya.
Melihat potensi muncul anarkisme lewat kerusuhan di demo 4 November nanti, Kapolri tugaskan Kapolda Irjen Mochammad Iriawan untuk mengamankan. Sebagai bentuk antisipasi, diinstruksikan juga satuan Korps Brimob Polri dan 15 Kepolisian Daerah untuk menyiagakan pasukannya demi menghadapi rencana aksi FPI 4 November yang akan datang.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, menjelaskan bahwa instruksi untuk melakukan Bantuan Kendali Operasi (BKO) sejatinya biasa dilakukan setiap daerah yang membutuhkan kekuatan tambahan menghadapi situasi keamanan yang berpotensi terjadi kerawanan dan kericuhan. Polda Metro Jaya sendiri telah menyiapkan 8.000 personel guna mengamankan ‘Aksi Damai’ 4 November nanti. Namun, angka tersebut mungkin harus ditambah bila kericuhan tidak dapat dihindarkan.
Kekuatan besar dari kepolisian dikerahkan agar potensi anarkisme bisa diantisipasi sebelum terjadi kemungkinan terburuk pada saat demo akbar berlangsung. Sesuai dengan ucapan Kapolri, “kalau dilakukan dengan cara damai tentu akan kami lindungi, amankan. Tapi jangan sampai gunakan cara anarkis atau kekerasan maka kami punya prosedurnya juga.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H