Andaikan saja ya. PSSI ini seperti FFA.
Ingat ASA saat tidak lolos kualifikasi Piala Dunia FIFA 2002 Korea Selatan-Jepang? Saat mereka tidak lolos kualifikasi, mereka langsung bebenah diri. Pihak Pemerintah Australia memang menemukan masalah-masalah Internal Sepak Bola Australia, yakni kebanyakan Pengaturan Skor di Negara Kanguru itu. Menteri Olahraga Australia langsung turun tangan. Menteri Rod Kemp menyetop kucuran dana AUD 2,6 Juta/Rp 26,5 Miliar ke Australian Soccer Association. Dan Penghentian itu dilakukan sampai ASA melakukan Pembenahan Internalnya. ASA pun bersedia membenahi internalnya, dengan cara mengundang lembaga independen yang dipimpin David Crawford.
Tim pimpinan Crawford tersebut mempunyai empat tugas utama. Mulai dari melakukan analisis struktur dan manajemen di ASA, lalu mencari bagaimana solusi ke depan, setelah itu berlanjut ke analisis antisipasi yang terjadi, termasuk ancaman sanksi FIFA, kemudian memberikan rekomendasi.
Setelah keluarnya Rekomendasi dari Tim Crawford, ASA mengalami perubahan. ASA pun berganti nama menjadi FFA (Football Federation of Australia). Frank Lowy (Orang terkaya kedua di Australia) ini lah dibalik Perubahan Nomenklatur Federasi sepak bola tersebut. Alasannya mengganti nama tersebut adalah, karena ASA sudah buruk "imej"nya dan banyak juga kasus korupsi dibawah nama federasi tersebut.
Lah, lalu kenapa FIFA tidak menjatuhkan banned? Itu karena laporan dari tim Crawford ini dilaporkan kepada pemerintah dan diteruskan ke FIFA. Dari situ, pihak FIFA pun bisa melihat sejauh mana keseriusan Australia untuk mereformasi persepakbolaannya, dalam kenyataannya FIFA tidak menjatuhkan sanksi bagi Australia.
Dibawah FFA pun sepakbola Australia meningkat tinggi. Sistem liganya juga berstandar AFC dan FIFA.
yang saya suka dari FFA adalah Asosiasi dan Sistem Liganya. Lihat dibawah ini:
- Asosiasi -
FFA mempunyai 8 Asosiasi dibawahnya. Setiap Asosiasi mempunyai liganya sendiri untuk mencapai A-League. Tidak seperti PSSI mempunyai AsProv sampai AsKot/AsKab tapi tidak mempunyai liga daerah untuk ke ISL. Asosiasi bawah FFA tersebut antara lain:
- Capital Football, Federasi Sepakbola ibukota Australia
- Northern NSW Football, NSW Football; Federasi Sepakbola bagian New South Wales
- Football Federation Northern Territory, Federasi Sepakbola bagian Northern Territory
- Football Queensland, Federasi Sepakbola bagian Queensland
- Football Federation South Australia, Federasi Sepakbola bagian Australia Selatan
- Football Federation Tasmania, Federasi Sepakbola bagian Tasmania
- Football Federation Victoria, Federasi Sepakbola bagian Victoria
- Football West, Federasi Sepakbola bagian Australia Barat
Catatan Penulis "Waktu gw bener2 dalemin Federasi Sepakbola, Victoria pun punya Federasi (Region) juga, jadi Asosiasi di dalam Asosiasi"
- Sistem Liga -
*Nasional*
Liga Sepakbola tertinggi Australia (Pria) adalah A-League, sementara untuk Perempuan adalah W-League, untuk yang muda adalah Youth League.
Dibawah A-League adalah National Premier League.Â
Piala Domestik adalah FFA Cup, dan FFA State Institute Challenge (Kompetisi antar "SSB")
*Regional*
Tasmania: T-League (yang tertinggi se-Tasmania)
Victoria: National Premier League (Pria), Women's Premier League (Wanita)
Catatan Penulis "Yang Regional, gw cuma dapet segitu"
PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia)
Andaikan kalau Liga PSSI seperti Liga FFA, teratur, stadionnya modern kayak Australia, wasit di setiap liganya standar FIFA semua, klubnya memenuhi Standar Profesional. Saya yakin, PSSI akan menjadi seperti FFA. Bisa saja PSSI ke Piala Dunia FIFA. (Kalau kata saya sih) PSSI juga dikoordinir sama orang terkaya di Indonesia (bukan Bakrie) namun cinta sepakbola Indonesia (seperti Sarman Hakim, meskipun bukan orang terkaya juga). PSSI sangat diperlukan Perubahan. Indonesia Super League sih berjalan setiap tahun, tapi Community Shield? Pertiwi Cup? Indonesia Independence Cup? Jakarta Anniversary Tournament? Piala Indonesia? Liga Pendidikan Indonesia? Soeratin Cup? ISL U-21? Hak siarnya tidak ada, gaji pemain kemana, malah urusan golongan/pribadi.
Perubahan Sistem Liga kayaknya juga harus dipikirkan. Asosiasi juga. Gitu-gitu aja.
#KitaBerjaya
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H