Mohon tunggu...
Willem Bobi
Willem Bobi Mohon Tunggu... -

Selesai SD, SMP dan SMA di Papua. Kuliah di UNS Solo, Jurusan Fisika, FMIPA. Kini bekerja sebagai Jurnalis di Papua

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bupati Eltinus Omaleng Bilang ‘Smelter Harus di Timika’

14 Februari 2015   01:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:14 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Gubernur Papua, Lukas Enembe melalui juru bicaranya, Lamadi De Lamato, mengatakan Menteri ESDM dan Menteri Pekerjaan Umum mengunjungi Provinsi Papua dalam rangka rencana pembangunan smelter, pabrik pengelolaan tambang Emas, Tembaga dan Perak du Timika, Papua.

Rencana itu, dikabarkan akan tiba di Timika, Kabupaten Mimika, Sabtu (14/2) pagi. Seperti dikabarkan sebelumnya, rombongan kementerian itu bertujuan meninjau lokasi pembangunan Smelter, sekaligus mengunjungi areal pertambangan raksasa itu.

Berkaitan dengan kedatangan kedua pejabat negara tersebut, Bupati Kabupaten Mimika, Eltinus Omaleng, beberapa hari sebelumnya menyampaikan keinginan kepada Presiden Jokowi di Jakarta.

“Smelter harus dibangun di Timika (Kab Mimika Provinsi Papua-red),” pesannya kepada Presiden Jokowi ketika menyerahkan surat pernyataan tentang rencana industry smelter itu. Bupati sempat ancam, jika tidak, Freeport wajib angkat kaki dari Papua.

Sebagai bentuk komitmennya, Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika menyiapkan lahan seluas 200hektar, termasuk mempersilahkan sumber energy listrik di Sungai Urumuka, Distrik Mimika Barat dengan kapasitas 600MW.

Tak hanya itu, Bupati juga mengakui, pengerjaan jalan raya menuju lokasi PLTA Urumuka itu, mencapai 60 persen lebih.

Bupati yang baru menjabat belum genap satu tahun itu bertegas memberi alasan. Hampri 45 tahun Freeport belum memberdayakan masyarakat lokal, ekonomi masyarakat lokal masih terpuruk, ketertinggalan dan kemiskinan masih memihak warga kampung di Kabupaten Mimika dan sekitarnya. Intinya, selama 45 tahun Freeport belum membangun manusia dan tanah Papua.

Perubhaan rakyat pribumi akibat eksploitasi kekayaan alam secara besar-besaran selama 45tahun, mesti diwujudkan kembali, berubah baik dan merubah rakyat. Setidaknya, salah satunya di waktu sekarang dan ke depan adalah, melalui pembangunan pabrik pengelolaan hasil tambang Freeport, smelter di Timika Papua.

Alasan ini sependapat dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe, baru-baru ini. Pembangunan pabrik itu akan menyerap jumlah tenaga kerja lokal secara besar-besaran, meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga, beserta pajak daerah untuk pembangunan daerah ke depan. www.papuaanigou.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun