Pendidikan merupakan suatu pilar penting bagi pembangunan sumber daya manusia. Tanpa adanya pendidikan tidak akan adanya generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak mulia dan tangguh. Untuk itu pendidikan menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam pembangunan suatu negara, agar dapat mencetak bibit unggul untuk kemajuan nusa dan bangsa.
Demi terwujudnya cita-cita bangsa dan negara sebagaimana telah tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa” pun harus terimplementasikan dengan sebaran Pendidikan yang merata hingga ke pelosok negeri.
Merata dalam hal ini semua lapisan masyarakat haruslah mendapatkan pendidikan secara penuh tanpa adanya pembeda, baik dari segi pengadaan fasilitas pendidikan (sarana, prasarana) tersebar merata, sebaran tenaga pendidik yang berkualitas sudah merata, tak hanya itu kesejahteraan tenaga pendidik dan beasiswa untuk siswa tidak mampu pun perlu diperhatikan agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar dan maksimal.
Penulis mencoba memastikan apakah persebaran pendidikan di Indonesia sudah merata atau tidak dengan melakukan sample kunjungan ke provinsi yang berada di luar Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Ngawi – Provinsi Jawa Timur.
Dengan dibantu data dari Badan Pusat Statistik terkait di daerah yang menjadi sample penulis, berdasarkan data dari BPS dalam angka 2021 Kab. Ngawi bahwa untuk Kabupaten Ngawi memiliki gedung sekolah sebanyak 654 lembaga dengan jumlah murid sebanyak 71.163 serta jumlah guru sebanyak 6.581 orang untuk tingkat SD sederajat. Kemudian Jumlah murid SMP sederajat sebanyak 34.179 siswa dengan jumlah guru sebanyak 2.499 orang
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik yang menjadi tempat tujuan untuk analisa yakni Kabupaten Ngawi (Provinsi Jawa Timur), bahwasannya pendidikan di Kabupaten Ngawi persebarannya sudah merata baik fasilitas gedung sekolah, guru, serta murid yang telah terdaftar.
Namun menjadi catatan khusus bahwa terdapat beberapa kecamatan yang tidak memiliki gedung sekolah baik Sekolah Negeri ataupun Sekolah Swasta dikarenakan kondisi secara topografi tidak memungkinkan untuk membangun gedung sekolah,
sebut saja kecamatan Sine, Ngrambe, Jogorogo, Kendal yang berada di Kabupaten Ngawi terletak di kaki gunung lawu dengan ketinggian >1.000 mdpl, jika tetap mendirikan gedung sekolah sangatlah beresiko untuk keselamatan guru dan murid jika terjadi gempa dan gunung meletus.
Kemudian dari kategori presentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf menurut kelompok umur pada tahun 2020 di Kabupaten Ngawi yang penulis amati sesuai data dari Badan Pusat Statistik bahwa rata-rata warga mendapati presentase di angka hampir mencapai 100%, hal ini menunjukkan bahwa seluruh warga di daerah tersebut sudah menyadari betapa pentingnya dunia pendidikan dalam kehidupan.
Permasalahan yang paling krusial di bidang pendidikan saat ini dimulai pada awal tahun 2020 dimana dunia dilanda bencana, yakni merebaknya virus mematikan yang bernama covid-19, akibatnya semua aktifitas pun menjadi terhenti. Semua warga yang berada di dunia diwajibkan untuk tidak keluar rumah,
bahkan beberapa negara mengeluarkan kebijakan lockdown dimana tidak boleh adanya warga asing masuk ke negaranya. Covid-19 membuat aktifitas perekonomian lesu, serta kegiatan belajar pun sempat terhenti dikarenakan seluruh siswa tidak boleh pergi sekolah karena rentan tertular virus tersebut.
Covid – 19 virus yang tak bisa diprediksi kapan berakhir, namun kegiatan belajar mengajar harus tetap berjalan. Sehingga belajar daring seperti video conference menggunkan aplikasi zoom, google meeting, dsb menjadi solusi terampuh untuk mengatasi kegiatan belajar mengajar di masa pandemi. Hampir dua tahun sudah seluruh siswa belajar secara daring.
Permasalahan pun muncul saat aktifitas belajar mengajar berlangsung secara daring. Dimana tidak semua guru yang melek teknologi, dikarenakan terdapat banyak guru berasal dari generasi kolonial yangmana sudah terbiasa dengan aktifitas manual,
pun demikian para orang tua siswa Sekolah Dasar yang menjadi penanggung jawab penuh selama belajar online, mereka juga merasakan hal yang sama yakni kurang melek teknologi. Belum lagi kendala sulitnya mengakses internet karena letak geografis,
fasilitas sarana dan prasana di beberapa sekolah khususnya berada di desa tertinggal yang belum memadai untuk menghadapi sistem belajar secara daring, serta fasilitas yang dimiliki siswa / orang tua belum merata selama belajar online, hal ini menjadi kendala sekaligus tantangan terbesar bagi dunia pendidikan di masa pandemi.
Teknologi bisa saja mendisrupsi perkembangan jaman saat ini. Namun yang menjadi kendalanya adalah faktor sumber daya manusianya apakah mampu mengimbangi dengan keadaan di era teknologi 4.0 ini. Begitu pula yang terjadi pada sistem belajar mengajar secara daring,
suasana pasti akan berbeda pada saat belajar secara offline, butuh daya kreatifitas serta inovasi dalam skema belajar mengajar daring agar suasana tetap menyenangkan dan tidak jenuh.
Kemudian dari segi fasilitas perangkat sarana prasana menjadi perhatian pemerintah untuk menyalurkan bantuan di beberapa sekolah yang berada di desa tertinggal, tidak hanya itu pemerintah pun harus peduli dengan keadaan siswa tidak mampu dengan memfasilitasi perangkat yang menunjang dalam sistem belajar daring.
Itulah beberapa Analisa masalah yang terjadi dalam dunia Pendidikan saat ini yang menjadi perhatian untuk semua lapisan masyarakat di Kabupaten Ngawi yang menjadi destinasi tujuan penulis untuk menganalisa tentang persebaran Pendidikan di daerah tersebut, lantas adakah penyelesaian masalah tersebut?
PENYELESAIAN MASALAH
Bencana pandemi Covid-19 merupakan masalah yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia di bumi tanpa terkecuali termasuk dunia pendidikan di Indonesia. Karena merebaknya pandemi Covid-19 yang sangat mendadak, kondisi tersebut memaksa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan online.
Bagaimanapun juga penggunaan fasilitas pembelajaran dengan teknologi memiliki masalah tersendiri, terdapat banyak varian masalah yang menghambat efektifitas pelaksanaan pembelajaran online, antara lain:
(1) terbatasnya keterampilan guru dalam penggunaan teknologi, (2) terbatasnya sarana dan prasarana yang masih standar, (3) terbatasnya akses internet, (4) terbatasnya bantuan keuangan, (5) kondisi cuaca selama proses belajar online juga sangat berpengaruh.
Oleh karena itu menyikapi dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan dan pembelajaran menuntut para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, orang tua, guru dan sekolah untuk ikut berjuang dan menciptakan sinergi (Iriansyah, 2020). Berikut Langkah-langkah dalam menyelasaikan masalah dari isu terkait:
1. Inovasi Belajar Mengajar
Memperbaharui sistem Pendidikan merupakan suatu “Pemecahan Masalah” yang lebih diinginkan dan semakin menantang. Dengan demikian dalam upaya yang dapat ditempuh dalam inovasi pendidikan adalah sebagai berikut:
(1) pemerataan dan peningkatan kualitas, dapat melalui, peningkatan kemampuan tenaga pengajar, memperkaya pengalaman dan memperlancar proses belajar, menetapkan nilai sikap dan keterampilan; (2) Ekspansi kuantitatif layanan Pendidikan yaitu minat belajar, mengajar yang mearik perhatian, program pelatihan disediakan;
(3) meningkatkan keserasian pendidikan dengan pembangunan dengan cara meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap pada peserta didik; (4) memberikan upaya, meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem pelayanan pendidikan, serta memberikan ruang belajar yang bebas sesuai minat, bakat, dan kemampuan masing-masing siswa;
(5) terciptanya layanan sistem informasi pendidikan terkait seperti; ketersediaan komunikasi dua arah yang interaktif, akurat, berkelanjutan, andal dan terlihat (Iriansyah,2020).
2. Learning from Home: Kolaborasi Antara Sekolah dengan Orang Tua
Salah satu Inovasi yang dapat diterapkan orang tua selama homeschooling adalah meningkatkan aspek sikap dan keterampilan siswanya. Dari segi keterampilan misalnya, orang tua dapat mengajak anaknya untuk beradaptasi dalam kegiatan pendidikan seperti memasak, berkebun, belajar sambil bermain dan lainnya.
Dari segi sikap, secara bertahap orang tua dapat mengajarkan kepada anaknya tentang nilai-nilai agama (religius) melalui hal yang paling sederhana seperti berdoa, berbagi, dan tidak mengganggu orang lain.
Inovasi yang perlu dilakukan guru adalah mempersiapkan semaksimal mungkin pembelajaran jarak jauh, sekaligus menggunakan berbagai teknologi yang tersedia untuk mendukung proses implementasi dalam bentuk model, metode, dan buku teks.
Melakukan secara online akan memungkinkan Anda untuk bekerja secara efektif Peserta didik juga harus dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka saat ini ketika memperkenalkan pembelajaran teknologi sehingga peserta didik di masa depan dapat bersaing dalam persaingan global dan memanfaatkan kompleksitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin beragam. (Rahmi, 2020).
3. Inovasi dalam Teori Pembelajaran
Inovasi dalam pendidikan misalnya untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi telah dikemukakan antara lain dengan usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, upaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi, serta relevansi pendidikan.
Dengan demikian, difusi inovasi pendidikan bisa di adaptasi dan dimanfaatkan untuk pemecahan permasalahan dalam konteks judul paper ini, adalah masalah efektifitas dan efisiensi pembelajaran di masa pandemi Covid 19, yang sampai saat ini belum menunjukkan tanda –tanda akan berakhir. Beberapa contoh inovasi pendidikan:
Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau online, pembelajaran kontekstual (contextual learning), model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) (Iriansyah,2020).
4. Model Pembelajaran di Masa Pandemi
Salah satu model yang bisa diterapkan guru di masa pandemi Covid19 adalah blended learning. Blended learning sangat erat kaitannya dengan e-learning yang berfungsi sebagai paying/baseline untuk melaksanakan pembelajaran online, atau sering kita dengar istilah daring.
Pelaksanaan pembelajaran online tidak dapat dipisahkan dengan bantuan teknologi dan komunikasi. E-learning yang digunakan dalam pengembangan sistem blended learning dapat diartikan secara umum dan luas, membahas penggunaan berbagai teknologi e-learning untuk memberikan pembelajaran (Chaeruman, 2018:18).
Selain itu, pelatihan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang optimal. Teknologi elektronik yang dipertimbangkan dapat berupa komputer, telepon pintar, televisi, internet, dan lain-lain.
Kebijakan dan inovasi adalah dua hal yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini karena inovasi akan memberikan pengetahuan baru yang bermanfaat, sedangkan kebijakan merupakan suatu konsep, pedoman, serta metode yang akan memperkuat inovasi tersebut.
Upaya inovasi pembelajaran yang dilakukan pemerintah dengan tujuan mencegah penyebaran Covid-19 diharapkan dapat menyajikan suatu kebaruan dan kebermanfaatan demi terwujudnya pendidikan yang efektif dan efisien.
Dalam melaksanakan pembelajaran daring berbasis teknologi, para guru, siswa, dan orang tua mempunyai pengalaman juga pengetahuan baru terkait teknologi pembelajaran, terlebih bagi mereka yang gagap teknologi. Harapannya, adanya inovasi pembelajaran dimasa pandemi Covid-19 dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang kualitas pendidikan di masa yang akan datang dan mampu bersaing secara global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H