Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Keharusan Bangsa untuk Bersikap Toleransi

23 April 2019   11:01 Diperbarui: 23 April 2019   11:02 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebangsaan adalah hubungan hukum antara orang dan Negara. Kita harus bangga karena Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki berbagai macam budaya, suku, agama, yang tersebar luas di 17.504 pulau di seluruh Indonesia. 

Namun, rasa bangga yang kita miliki tidak akan memiliki makna jika kebhinekaan yang ada pada diri kita perlahan runtuh, rasa nasionalisme kita hancur, dan rasa toleransi makin menurun. Permasalahan ini selalu muncul akhir-akhir ini  di negara kita. 

Dalam kebangsaan suatu negara selalu ada kaitannya dengan ekonomi dan politik. Masyarakat saat ini selalu diberikan berita-berita cacat namun mirisnya ada saja yang mempertahankan kebenaran dari berita tersebut, sehingga rasa kebangsaan seseorang perlahan memburuk. Tujuannya antara lain untuk kepentingan beberapa minoritas atau organisasi politik.

Kebangsaan Indonesia seharusnya hidup dan berkembang dengan rasa nasionalisme serta selalu mengusahakan keharmonisan dengan bangsa-bangsa lain untuk mewujudkan negara yang aman, damai, sejahtera, dan memiliki rasa toleransi, dengan bertoleransi bangsa kita akan mampu mewujudkan bangsa yang aman, damai, dan sejahtera. Untuk mewujudkan hal tersebut, bangsa Indonesia seharusnya membiarkan penduduk bebas untuk berpendapat di tengah masyarakat serta meningkatkan rasa bertoleransi terhadap perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan budaya, dan perbedaan etnis. 

Namun, apa yang dialami pada bangsa kita saat ini terbalik dengan apa yang kita semua ingin wujudkan, persoalan mulai bermunculan semenjak adanya sekelompok masyarakat yang menganggap diri mereka sebagai penegak bangsa namun dengan cara yang justru menodai rasa toleransi itu sendiri.

Memberikan kebebasan berpendapat terhadap masyarakat sangatlah penting untuk mewujudkan rasa toleransi yang tinggi di bangsa ini, dengan perlahan rasa toleransi tersebut akan tumbuh dengan sendirinya secara perlahan. Ditengah keributan bangsa kita saat ini, rasa toleransi kebangsaan dan keagamaan seharusnya semakin ditingkatkan kembali. 

Bertoleransi bukan selalu tentang bagaimana kita seharusnya setuju ataupun tidak setuju, tetapi bagaimana caranya kita sebagai warga yang berbangsa untuk menghargai pendapat orang lain dengan cara yang tepat dan benar. 

Akan tetapi, hal tersebut bukanlah jaminan bagi terwujudnya rasa toleransi berbangsa dan beragama, pada bangsa ini dikarenakan masih ada saja terlihat aksi intoleransi yang memojokkan minoritas, serta ancaman intoleransi terhadap minoritas selalu terdengar walaupun intensitas intoleransi pertahunnya makin menurun.

Rasa toleransi yang ada pada bangsa ini seharusnya makin ditingkatkan, tidak sedikit dari masyarakat yang masih bersifat intoleransi. Hal ini akan menyebabkan keributan dan kekacauan terhadap bangsa ini. 

Hanya karena beda pemahaman agama, masyarakat gampang di provokasi. Kecintaan mereka kepada saudara sebangsa sudah menyerupai api dengan bensin. 

Dampak tersebut akan berakibat semakin fatal jika dibiarkan terus menerus. Akibatnya mereka yang merasa minoritas akan merasa tidak tenang dalam melaksanakan ibadah. Tidaklah mudah untuk mewujudkan kebangsaan yang toleransi dan damai, namun jika kita serius dalam menghadapi hal ini maka dengan perlahan pelaku intoleransi akan sadar akan kekeliruan yang mereka buat. 

Seharusnya peran mayoritas sangatlah dibutuhkan, karena merekalah yang memiliki banyak suara, banyak peluang, dan banyak celah untuk bebas dalam berpendapat, sehingga setiap kata yang keluar dari mereka sebenarnya berdampak besar terhadap bangsa ini.

Ada banyak cara atau kegiatan yang  dilakukan untuk menigkatkan kebangsaan yang bertoleransi. Seperti sarasehan kebangsaan di Kelapa Gading salah satu contoh kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan rasa bertoleransi antar agama ataupun berbicara tentang bertoleransi pada  forum-forum tertentu seperti yang dikatakan oleh Presiden pada forum Demokrasi Bali, perbedaan agama tidak seharusnya menjadi penghalang untuk demokrasi dan toleransi antar negara dan sesama manusia. 

Walaupun penduduk Indonesia beragam, toleransi kebangsaan dan keagamaan harus berjalan dengan baik. Peran guru di sekolah juga menjadi salah satu yang memiliki pengaruh penting untuk melakukan kegiatan tersebut dikarenakan ada beberapa sekolah yang siswanya masih intoleransi. Seperti yang terjadi tahun lalu ketika para siswa menolak ketua osis yang beda agama, ini imbas dari pilkada DKI Jakarta tahun lalu. Imbasnya bukan hanya di sekolah namun imbasnya kemana-mana.

Berbicara pilkada DKI Jakarta, ingatan kita akan tertuju pada aksi demo besar-besaran yang terjadi di ibu kota pada 4 november 2016. Aksi ini dilakukan untuk memprotes pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada saat itu yang dianggap menghina agama islam. Pada aksi itu ada segelintir orang yang menjadi pengeruh suasana yang menyebabkan citra agama malah jelek, yang mulanya aksi damai menjadi aksi yang terlihat intoleransi oleh masyarakat. 

Selain itu Pada tahun yang sama, organisasi keagamaan di Bandung menjelang unjuk rasa untuk menolak digelarnya kegiatan kebaktian di Gedung Sabuga. 

Bukan cuma itu, peristiwa pembakaran masjid juga tidak asing lagi terdengar di telinga kita, seperti yang terjadi di Papua dan juga di Medan. Masih banyak lagi kejadian intoleransi yang terjadi di bangsa ini dari dulu sampai saat ini. 

Sebenarnya tidak ada agama yang tidak baik, semua mengajarkan kebaikan dan toleransi. Tapi manusia memang jauh dari kata sempurna sehingga mereka lalai akan ajaran agamanya, kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Peran penegak hukum, pemerintah, dan aparat negara sangat dibutuhkan dalam peristiwa ini demi mewujudkan kebangsaan yang damai, sejahtera, dan bertoleransi. 

Pemerintah harus memiliki langkah untuk menangkal intoleransi serta penegak hukum semakin tegas dalam memberi hukuman kepada pelaku intoleransi karena persoalan ini sangatlah serius, jika dibiarkan terus menerus maka bangsa ini terancam pecah belah.

 Selain itu, keluarga terutama orang tua serta lingkungan sekolah sangat berperan untuk melakukan sosialisasi terhadap anak dan siswa dan menjadi wadah bagi individu agar lebih mengerti dan bisa bersikap toleransi berbangsa dan beragama terhadap masyarakat. 

Jiwa kebangsaan seharusnya dijadikan untuk menyatukan perbedaan dan bersatu dalam menghadapi masalah.

Saat ini bangsa kita telah banyak melakukan usaha agar tidak ada lagi peristiwa-peristiwa serupa yang kembali terjadi demi kenyamanan berbangsa dan beragama. 

Belum lagi belakagn ini telah berlangsung pemilihan umum presiden 2019 yang merupakan aksi intimidasi terhadap lawan politik,seperti penyebaran berita palsu melalui sosial media dengan cara merendahkan lawan politik, hal ini berujung terhadap sikap intoleransi yang muncul dari masyarakat. 

Masyarakat saat ini sangat mudah ditipu daya oleh media yang tidak jelas, dengan mudahnya masyarakat langsung mengambil tanpa menyaring berita yang dia dapatkan. 

Maka tidak jarang dari masyarakat terprovokasi oleh hal itu sehingga terjadilah perbedaan pendapat yang berujung aksi intoleransi antar kelompok agama maupun politik. 

Oleh karena itu, Sikap toleransi tersebut sangat diharapkan agar bangsa ini tetap bersatu serta tidak terpecah belah karena perbedaan agama ataupun hal yang lain, karena kebangsaan yang damai mustahil bisa dicapai tanpa adanya sikap toleransi dari semua pihak demi menciptakan kebangsaan yang damai, sejahtera, dan bertoleransi. 

Maka dari itu mari kita mulai dari diri kita sendiri, dan didik generasi yang cinta damai untuk memimpin masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun