Di era perubahan yang terjadi terus-menerus, Gen Z dan Milenial menghadapi tantangan unik dalam kehidupan kerja mereka. Ambisi memainkan peran sentral dalam alur karier mereka dan merupakan kekuatan pendorong utama untuk sukses serta mampu membangun rekam jejak yang berarti. Kedua generasi ini memiliki pendekatan yang inovatif dalam bekerja, menggabungkan keterampilan teknis dan semangat kreatif untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis
Dengan menolak kerja keras tanpa henti, para generasi ini menciptakan kisah unik sendiri yang memadukan ambisi dan kepuasan pribadi dalam perjalanan kariernya di dunia yang kompetitif, eksplorasi mampu menjadi terobosan untuk menciptakan dunia fleksibilitas dan kerja sama.
Generasi saat ini dengan menilai keseimbangan mampu membentuk model kehidupan kerja yang lebih berdaya dan berarti. Laporan penelitian Generasi Z dan Milenial dilansir dari Deloitte Global tahun 2022  menunjukkan bahwa Generasi Z dan Milenial di dunia adalah yang paling peduli dalam mengelola keuangan mereka. mereka mengatakan bahwa 29% responden Gen Z menyebut biaya hidup seperti akomodasi, transportasi,  dan tagihan sebagai kekhawatiran utama mereka. Survei tersebut juga menemukan bahwa hanya sekitar setengah dari Gen Z dan Milenial yang merasa mampu memenuhi kebutuhan hidup  setiap bulannya.
Sementara itu, lebih dari seperempat Generasi Z dan Milenial tidak merasa aman secara finansial. Generasi Z dan Milenial merupakan dua generasi yang kerap merasa stres terhadap karir dan masa depannya. Oleh karena itu, kondisi tempat kerja mungkin menjadi salah satu penyebab meningkatnya stres. Sebuah studi Deloitte menemukan bahwa masalah gaji dan kondisi  kerja sering kali melemahkan kesehatan mental kedua generasi. Laporan Deloitte juga menemukan bahwa pada saat survei dilakukan, kedua generasi termotivasi untuk tetap bekerja karena pekerjaan yang baik, termasuk keseimbangan antara jam kerja dan waktu yang dihabiskan sendirian (produktivitas dan reproduksi) pada tahun 2022, 32% responden Gen Z dan 39% generasi Milenial memilih opsi ini.
Berikutnya adalah peluang pembelajaran dan pengembangan di kantor, yang dipilih secara setara oleh Generasi Z dan Milenial (29%) Berikutnya, 24% Generasi Z dan 27% Generasi Milenial memilih gaji dan tunjangan lainnya yang lebih tinggi Budaya kerja yang positif, apresiasi karyawan dan rasa memiliki terhadap perusahaan juga menjadi alasan yang sama-sama dikemukakan oleh kedua generasi (23%)
Saat menelaah kehidupan kerja unik antara Gen Z dan Milenial, penting untuk memahami peran teori sosiokultural dalam membentuk mereka mengenai keseimbangan kehidupan kerja. Generasi yang tumbuh di era kemajuan teknologi dan konektivitas global, membentuk identitas profesional  melalui interaksi intensif dengan lingkungan sosial dan budayanya (Hafidz. L, 2021). Teori sosiokultural menjelaskan bagaimana perbedaan kultur dan lingkungan bekerja pada dua generasi ini mempengaruhi perilaku kerja mereka (Adi, P. R. P., & Indrawati, K. R., 2019.)
Tentunya hal tersebut mempengaruhi dalam perkembangan keseimbangan yang tidak hanya individu, tetapi juga interaksi dinamis dengan lingkungan yang terus berkembang.
Gen Z maupun Milenial tentunya memiliki keinginan untuk memiliki kehidupan kerja dan kehidupan pribadi yang seimbang, tetapi seiring dengan kebutuhan yang hidup yang mendesak, kedua generasi ini diharuskan  untuk melakukan kerja ekstra agar kebutuhannya terpenuhi, oleh karena itu diharapkan untuk kedua generasi ini agar bisa mengatur kebutuhan mereka dan menyesuaikannya dengan porsi kerja mereka.
Penulis :
Rheind Perona Siregar NIM 2308445, Universitas Pendidikan Indonesia
Wili Wirawan NIM 2311862, Universitas Pendidikan Indonesia
REFERENSI :
https://www.deloitte.com/global/en/issues/work/content/genzmillennialsurvey.html
https://talentics.id/resources/blog/perbedaan-antara-milenial-dan-generasi-z-di-dunia-kerja/