Mohon tunggu...
Wiliams Flavian Pita Roja
Wiliams Flavian Pita Roja Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bachelor of Philosophy

Sarjana Filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sejarah Perayaan Paskah

27 Maret 2024   13:14 Diperbarui: 27 Maret 2024   13:24 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Singkat berdasarkan Materi Kuliah Liturgi Khusus

Mungkin beberapa dari Anda akan sedikit kaget jika penulis mengatakan bahwa Paskah adalah perayaan kekristenan yang sangat tua, bahkan "lebih tua dari kekristenan itu sendiri". 

Dalam konteks paskah sebagai perayaan kristiani, paskah pertama kali dirayakan sejak gereja perdana eksis (gereja apostolis). Namun akarnya tentu saja perayaan paskah Yahudi sebagaimana yang telah dikisahkan dalam perjanjian lama. 

Seiring berjalannya waktu, perayaan Paskah berkembang menjadi sebuah siklus hari raya yang mencakup 40 hari masa persiapan (Quadragesima) dan 50 hari masa sukacita (Pentakosta).

Perayaan Paskah Yahudi berdasarkan kesaksian Perjanjian Lama

Mengapa perayaan Paskah kristiani dihubungkan dengan perayaan Paskah Yahudi? Apa unsur kesamaanya? Atau jangan-jangan hanya sebuah teori tak  berdasar yang dibuat untuk memperlihatkan muatan historis Yesus sebagai orang Yahudi, sehingga nubuat para nabi digenapi oleh Dia? 

Mari kita simak unsur-unsur berikut ini, yang merujuk pada terciptanya konsensus bahwa perayaan paskah Yahudi memiliki hubungan erat dengan perayaan paskah Kristen (Thomas J. Talley, 1991: 1). Mari kita bahas beberapa hal berikut. 

  1. Nama. Nama perayaan Paskah berasal dari kata bahasa Ibrani Pesah ().[1] Kata benda ini dibentuk dari kata kerja psh () yang memiliki arti yang beragam: "melewati" (Kel 12:13.27); "melindungi dan menyelamatkan" (Jes 31:5); "berjalan timpang" atau "berjingkat-jingkat" (1Raj 18:21.26). Dalam konteks teologi hari raya Israel, makna di atas lalu diinterpretasi secara baru. Kata psh () memiliki makna "melewati" (Kel 12:13.27) atau "melindungi dan menyelamatkan" (Jes 31:5). Pada zaman Tuhan Yesus, kata psh () dimengerti atas dua cara:

  • "Melewati" atau "Tuhan lewat". Subjek adalah Jahweh. Penekanan terletak pada fase pertama pembebasan Israel.

  • "Menyeberangi" atau "Penyeberangan orang-orang Israel". Subjek adalah bangsa Israel, sedangkan penekanan terletak pada fase kedua dari pembebasan bangsa Israel (Stenly Vianny Pondaag, 2020: 2) . 

  1. Paskah sebagai perayaan bangsa nomaden (bangsa pengembara). Paskah Yahudi berkaitan erat dengan peristiwa exodus: keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Namun, perayaan Paskah lebih tua dari pada peristiwa exodus tersebut. Memang exodus menyediakan konteks biblis bagi perayaan Paskah Yahudi. Perayaan Paskah Yahudi sebenarnya berasal dari periode Pra-Israel, yakni periode atau masa bangsa nomaden. Pada waktu itu Paskah merupakan festival agrikultural musim semi, dan biasanya dilangsungkan pada saat bulan penuh pada awal musim semi. Beberapa ciri khas dari Paskah sebagai perayaan musim semi adalah sebagai berikut:

  • Tindakan kultis itu dibuat dalam lingkaran kerabat dan berlangsung di dalam rumah atau tenda sendiri. Pemimpin perayaan kemungkinan besar adalah kepala rumah tangga.
  • Tindakan kultis itu dilaksanakan pada sore hari (pada saat matahari terbenam) dan berlangsung sampai tengah malam.
  • Dalam perayaan tersebut orang menyembelih seekor hewan kecil dan mengoleskan darah hewan sembelihan ke dalam pintu masuk rumah atau tenda. Sesudah itu, perayaan dilanjutkan dengan perjamuan makan bersama.
  • Makanan untuk perayaan itu adalah makanan khusus: Hewan yang disembelih haruslah hewan terpilih, masih muda dan tanpa celah, jantan. Hewan sembelihan harus dimakan semuanya; sisa-sisa makanan harus dibakar. Bahan-bahan pelengkap adalah roti tak beragi dan sayur-sayuran pahit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun