"selamat siang Romo..". Ayah Jenner berdiri dimuka Pastoran, sedang Romo Jos duduk membaca sebuah majalah Rohani. "eh pak Martin, mari-mari pak, silakan masuk.." sambut Romo Jos sambil merapikan mejanya yang berantakan oleh majalah-majalah rohani yang sebagian masih dibungkus kertas. Setengah jam berlalu, Jenner duduk tertunduk disamping sang ayah, sedang Romo Jos mendengarkan dengan teliti cerita dari pak Martin. "begini saja pak.. kalau bapak tidak keberatan, dia bisa tinggal disini.. bagaimana?"
Wajah pak Martin terarah pada Jenner yang masih tertunduk di sampingnya. "gimana Jenner, mau kan?"."mau pa.." jawab Jenner dengan wajah terus tertunduk. Hari itu juga Jenner tinggal bersama Romo Jos, sedang ayahnya kembali untuk mengambil pakaian Jenner. Bersama istrinya dan puterinya Nanda, pak Martin datang membawa perlengkapan Jenner. Ketukan pintu itu disambut oleh langkah kaki yang tampak terburu-buru. Jenner membuka pintu itu.Â
Malam itu terasa banjir oleh rasa haru yang menyelimuti pastoran Gereja tua itu. Nanda seolah tak menyangka jika ia dan kakaknya harus berpisah saat ia baru mulai menikmati umurnya yang sudah beranjak remaja. Â Rumah mereka memang jauh dari Pastoran tapi Nanda tak peduli. "aku janji akan terus datang bermain sama kakak." Mungkin ini cara Tuhan membawa keluarga mereka lebih dekat dengan diri-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H