Mohon tunggu...
Wilhelmus TarsianiAlang
Wilhelmus TarsianiAlang Mohon Tunggu... Musisi - Saya tidak pandai menulis. hanya ingin Bercerita!

"Darah lebih kental, dari Air". Menulis itu bercerita dengan jari-jari Anda.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ujung Persimpang Caci Manggarai

30 April 2021   07:55 Diperbarui: 30 April 2021   08:10 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pegipegi.com/travel/tari-caci-atraksi-uji-kejantanan-para-pria-khas-flores/

Paci adalah teriakan kejantanan

Danding adalah kelompok orang yang menyanyikan lagu-lagu daerah untuk mengiringi permainan caci,  dalam bentuk lingkaran dan melakukan gerakan berputar.

Go'et adalah syair atau pantun adat yang biasanya dinyanyikan oleh salah seorang dari pemain caci.

Sopi (tuak bakok) adalah arak khas Manggarai. Biasanya minuman ini selalu jadi pelengkap dalam setiap pertadingan caci guna menambah keberanian dari setiap pemain. 

Makna dan Nilai

 

Tarian caci adalah panggung bagi para laki--laki untuk menunjukkan jiwa keberanian dan ketangkasan. Ia memiliki usur kekerasan tetapi juga menunjukkan pesan yang damai. Dimana semangat sportivitas dan saling menghormati sangat dijaga. Hal ini menunjukkan para pemain caci memiliki jiwa kepahlawanan yang sangat gigih berani. Perlu diketahui penari yang bersenjatakan cambuk (pecut) bertindak sebagai penyerang dan seorang lainnya bertahan dengan menggunakan perisai (tameng).

 

Luka di bagian tubuh akibat cambukan dikagumi sebagai lambang maskulinitas. Watak maskulinitas lebih terlihat pada ketangkasan menggunakan peralatan atau pernak pernik caci, seperti yang orang Manggarai sebutkan panggal, nggiling, agang, larik, lalong ndeki, nggorong, tubirapa, dan juga destar (sapu). Caci memang penuh dengan simbolisme terhadap kerbau yang dipercaya sebagai hewan terkuat yang setia membantu petani bekerja (membajak sawah). Pecut (larik) dilambangkan dengan kekuatan ayah, kejantanan pria, penis. Perisai (agang) melambangkan ibu, kewanitaan, rahim, dan juga dunia.

Filosofi caci 

Dilihat dari luar yang sangat keras, caci merupakan puncak dan pusat kesenian orang Manggarai mengandung nilai filosofis dan religius yang dalam. Caci mengungkapkan nilai kejujuran, sportivitas, persaudaraan, solidaritas, keberanian, dan kepahlawanan. Tiga instrumen utama dalam tarian caci adalah nggiling (perisai) yang merupakan simbol bumi (Ende wa), agang (bambu kecil atau rotan yang dilengkungkan menyerupai busur) yang merupakan simbol  dari langit (ema eta) dan larik (cemeti) yang merupakan simbol dari kejahatan. Karena itu, perintah yang terkandung dalam caci sangat jelas dan singkat "Ndeng, suju, momang ga lino agu awang,  kudut tadang one mai da'at" (peganglah, sembahlah, cintailah langit dan bumi, supaya hidupmu terbebas dari kejahatan). Ungkapan lino agu awang mengacu kepada mori agu ngaran dan seluruh komponen ciptaan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun