Caci berasal dari dua kata 'ca' dan 'ci'. Ca yang berarti satu dan Ci yang berarti uji. Itlah mengapa, caci diartikan sebagai uji ketangkasan dan keberanian laki-laki satu lawan satu. Pada awalnya tarian caci hanya dimainkan untuk memeriahkan acara penti (syukur panen), pernikahan kaum bangsawan, dan acara adat lainnya. Seiring perkembangan zaman pementasan tarian caci sudah meluas ke seluruh Manggarai termasuk untuk menerima tamu kehormatan, hari- hari besar keagamaan, dan hari raya nasional.
Perlu diketahui tarian caci hanya dimainkan oleh laki-laki saja. Adapun keterlibatan  perempuan hanya sebagai pendukung. Mereka hanya membantu agar pertunjukan berjalan dengan lancar dan meriah.  Peran perempuan adalah sebagai pemukul gong dan gendang, bernyanyi, pelayanan,  dan lainnya.
Beberapa istilah yang sering dipakai:
Paki adalah seseorang yang berperan sebagai pemukul dalam pertandingan caci
Ta'ang adalah seorang penangkis pukulan
Ata one (mori beo) adalah tuan rumah atau warga kampung tempat dilaksanakannya caci.
Ata pe'ang atau meka landang adalah pendatang atau tamu yang diundang.
Natas gendang adalah halaman rumah adat tempat dilaksanaknan upacaraadat caci
Beke melambangkan kekalahan, di mana pukulan cambuk mengenai daerah wajah atau mata. Jika seorang petarung mengalami hal ini, ia harus keluar dari arena karena dinyatakan kalah.
Lomes  adalah gerakan badan dari penari saat bermain caci
Dere adalah menyayi