Mohon tunggu...
Wildy Ariabima Kresnaya
Wildy Ariabima Kresnaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Edukasi Mengenai Pencegahan Kanker Serviks dan Vaksin HPV

25 Juni 2022   16:15 Diperbarui: 25 Juni 2022   16:20 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun, semua orang memperingati Hari Kanker Sedunia pada tanggal 4 Februari. Kanker secara terminologi kedokteran merupakan penyakit tidak menular. Berbicara tentang kanker, terdapat kanker yang sekarang menjadi perhatian penting, yaitu kanker serviks. Kanker serviks atau kanker leher rahim saat ini masih menjadi penyakit yang menghantui perempuan. Kanker serviks disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV), virus ini sangat berbahaya dan sering menyebabkan kematian. Tentunya, pembentukan kanker serviks memerlukan waktu tidak singkat.

Kanker serviks berbeda dengan jenis kanker lainnya, hal ini dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dan menghilangkan lesi pra kanker. Kanker serviks masih terus mencuri perhatian karena banyak perempuan yang tidak melakukan pemeriksaan dini. Hasilnya, mereka memeriksakan diri saat gejalanya sudah berada pada stadium yang cukup tinggi. Biasanya kanker yang masih stadium kecil, tidak akan mengalami gejala, sehingga mereka mengira tidak terjadi apa-apa. Padahal, kanker serviks merupakan kanker yang dapat dicegah melalui vaksinasi HPV serta deteksi dini menggunakan IVA Test atau Pap smear.

Pemberian vaksin HPV dilakukan saat pemberian masih usia anak-anak dan remaja, sedangkan bagi yang sudah aktif berhubungan seksual harus setahun sekali melakukan pap smear. Hal ini merupakan prevalensi yang cukup efektif untuk pencegahan kanker serviks. Oleh karena itu, diperlukan edukasi lebih intensif kepada mereka agar mengurangi angka kanker serviks. Bagaimanapun juga, hal seperti ini memerlukan dukungan dari segenap kalangan remaja wanita dalam menerima vaksin HPV. Para wanita remaja masih kurang kesediaannya dalam menerima vaksin HPV karena rendahnya pengetahuan tentang kanker serviks dan vaksinasi HPV.

Pengetahuan mengenai kanker serviks, seperti inisiatif mencari dan menanyakan informasi mengenai kanker serviks, kesadaran dalam mengikuti vaksinasi, serta peserta memberikan opini dalam kelanjutan akan kegiatan edukasi ini. Tanpa disadari, pemberian edukasi ternyata mampu meningkatkan kesediaan peserta pengabdian dalam mengikuti ataupun mengakses vaksin HPV. Adanya peningkatan pengetahuan mengenai kanker serviks dan kesadaran mengenai bahayanya kanker serviks pasca kegiatan edukasi diduga berhubungan erat dengan berbagai faktor.

Meskipun begitu, masih terdapat kendala dalam pelaksanaan vaksinasi HPV ini. Untuk menyukseskan pencegahan ini, persetujuan orang tua sangat menentukan sebagai pemegang keputusan utama dalam tindakan anaknya. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan persetujuan untuk pemeriksaan dini dan vaksinasi. Orang tua juga harus diberikan edukasi untuk memahami mengenai vaksin HPV. Peran pemerintah juga diperlukan karena biaya yang diperlukan untuk vaksin dan pap smear cukup tinggi, sehingga pemerintah perlu memberikan secara gratis. Pola pikir perempuan harus diubah, jangan menunggu saat ada gejala, tetapi harus melakukan pemeriksaan dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun