Mohon tunggu...
Wildwina
Wildwina Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Informatika Universitas Katolik Darma Cendika Surabaya

Hai :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Cornelis Sang Pemimpin Pemberani yang Berasal dari Bawah

30 Maret 2022   20:53 Diperbarui: 30 Maret 2022   21:12 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RESENSI BUKU

Drs. Cornelis, M.H

MOTIVATOR & PEMIMPIN

R. Masri Sareb Putra, M.A. Editor: Matius Mardani Cetakan Ke-1, Tangerang, Lembaga Literasi Dayak 2021 xxii-410 hlm, ukuran 15 x 23 cm ISBN: 978-623-7069-89-8


Cornelis sosok pemimpin yang positif. Yang memandang, dan merancang, segala sesuatu dari kacamata positif dan mengutamakan kekuatan hal ini berlatar belakang dari karier beliau di bidang birokrasi dan pemerintahan yang dimulai dari bawah sekali yaitu menjadi juru-antar surat sebuah partai di Pontianak. Kemudian, baru menjadi Kaur Bangdes Kecamatan Mandor, Kab. Pontianak (1979-1986). Camat (1989-1999). Bupati Landak (2001-2001). Lalu Gubernur Kalimantan Barat (2008-2018) karena perjalanan proses karier inilah yang membuat beliau memiliki banyak jaringan yang menjadi suatu kekuatan tersendiri dalam bentuk masa yang siap mendukung beliau.

Karier tersebut yang membentuk Cornelis menjadi pemimpin yang multidimensi karena sudah mengalami berbagai proses dalam berbagai lingkungan dan tingkatan. Selain itu beliau juga dapat dinyatakan sebagai representasi eksistensi suku bangsa Dayak sebagai pemimpin dengan ciri tersendiri sesuai dengan moto atau semboyan dari beliau ini yang berbunyi: "Kade' barani, ame' gali'-gali'; kade' gali', ame' barani-barani." Artinya: Jika berani, jangan takut-takut; jika takut jangan berani-berani! Pepatah petitih itu, terangkai dalam bahasa ibunya: Dayak Kanayatn.

Dalam tindakan sebagai tokoh Cornelis menunjukkan, dan buktikan, pepatah itu bukan semboyan mati. Tapi sungguh hidup dan menghidupi dirinya. Jika ngomong sesuatu, meski keras dan pedas, tapi fakta yang disampaikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun