Aku mulai membaca doa-doa seperti Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan surat-surat pendek lainnya dalam hati karena aku seorang muslim. Saat salah satu dari mereka mulai mengulurkan tangannya untuk memegangku, sontak aku melihat mata mereka berdua melotot dengan lebar, mulut mereka menganga, dan ekspresi mereka mengatakan ketakutan terhadap sesuatu di  belakangku.
Perlahan-lahan mereka mulai mundur dariku, dan mereka langsung berlari ketakutan sembari berteriak tidak jelas, aku melihat ke belakangku dan hanya melihat tembok gang buntu, tidak ada siapapun atau apapun, tetapi mengapa mereka lari?
Aku bergegas saja berjalan lagi untuk pulang ke rumah. Untungnya, saat aku mencoba mengorder ojek online, ada seorang driver yang menerima, dan tak lama setelah itu dia datang dan mengantarkanku pulang.
Pukul 20.30 WIB aku baru sampai di rumah, segera ku membersihkan seluruh tubuhku dan berganti ke baju piyama tidurku, bayangan kejadian tadi masih menggeliyang di kepalaku, kenapa dua orang tersebut lari melihatku secara tiba-tiba? Tak mau ambil pusing, kuputuskan untuk tidur.
Keesokan paginya, nenekku datang dari desa untuk tinggal di rumahku sementara karena ia rindu dengan keluargaku. Aku menghampiri nenekku yang baru saja tiba dan berdiri di depan pintu. Beliau tersenyum lebar melihatku sembari berkata, "Aduh...cucuku sudah besar dan semakin cantik, nenek rindu sama kamu nak," Aku memeluk erat nenekku,dan saat aku memeluknya,ia berbisik di telingaku,Â
"Sepertinya 'penjagamu' sudah menyelamatkanmu kemarin ya nak."
Wildhan Ayu Syahputri - STIAMAK Barunawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H