Mohon tunggu...
Wild flower
Wild flower Mohon Tunggu... -

Tukang baca yang sedang berusaha merangkai kata.

Selanjutnya

Tutup

Drama

[BulanKemanusiaan RTC] Melihat Si Sisypus dari Berbagai Sisi

27 Juli 2016   10:26 Diperbarui: 27 Juli 2016   22:40 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“We all have our routines,” he said softly.”But they must have a purpose and provide an outcome that we can see and take some comfort from, or else they have no use at all. Without that, they are like the endless pacings of a caged animal. If they are not madness itself, then they are a prelude to it.”
― John Connolly, The Book of Lost Things

Selalu ada alasan dibalik perbuatan, seperti selalu ada udang yang bersembunyi dibalik batu, untuk kemudian dijadikan rempeyek, saat  batu tak lagi mampu menyembunyikan si Udang.

Demikian juga dengan Tokoh kita yang satu ini.

Sisypus adalah Raja pertama Ephyra (*Ada yang menduga itu Korintus). Yang dalam segala siasat cerdasnya yang bisa dikategorikan licin, selalu berhasil membuat  Para Dewa marah, dan pada akhirnya menghukum dia dengan mengulingkan batu ke Puncak bukit, yang akan  kembali bergulir ke bawah, untuk di gulingkan lagi ke puncak, demikian terus menerus , entah sampai kapan.

What ?! Ini seperti marmut yang berputar putar pada kitiran. Coba saja kau pelihara 1 atau 2 marmut, kalau tidak percaya. Taruh di kandang, beri dia makan, lalu taruh kitiran dipojokan. Saksikan dan lihatlah sendiri apa yang  terjadi. 

Gemas-gemas lucu bukan, melihat marmut, berputar putar liar, seharian. Berhenti sebentar bila dia lelah, kepojokan untuk minum lalu makan. Kemudian berputar-putar lagi, dan tidur bila sudah lelah.  

Si  Marmut “terlihat” senang, tapi aku tak tahu, apakah yang terlihat itu memang senang beneran. Ha ha ha.  Buktinya besok dia akan berputar-putar lagi, tak bosan bosannya.  Cobalah tolong kau tanyakan,”wahai marmut yang imut, apakah kamu senang berputar putar disana, atau kamu memang tak punya pilihan lain.”  Nanti kalau si Marmut menjawab , tolong beritahukan padaku .

Apakah  Raja Sisypus  seperti  Marmut imut itu ? Bagaimana perasaan hatinya ketika menerima hukuman  absurd macam itu ?

Mari kita berandai-andai

Sisypus manusia  ¾  marmut

Mungkin  Sisypus manusia  3/4 marmut. Alih alih marah dan kesal atas hukuman sang Dewa, dia malah menganggapnya permainan . Macam marmut di kitiran, yang bergembira ria setiap harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun