Cinta menunggumu di depan pintu hatimu
saat kau basuh wajah, kaki, dan tanganmu
dengan wudhu
dia berbisik bersihkan juga hati, pikir dan rasa
agar segala laku terbebas dari fitnah , umpat, dan nafsu kotor.
Cinta menunggumu di depan pintu hatimu
Saat kau lafalkan litani pada Bunda yang penuh Rahmat
dia berbisik daraskan juga itu pada hati,
Agar doa tak semata pada kata, tapi Kasih Bunda penuh Cinta nyata dalam laku
Cinta menunggumu di depan pintu hatimu
Saat kau bakar dupa, dan memantramkan Tri Sandya
dia berbisik, camkan setiap kata dalam mantram
Agar mantra menyatu dalam rasa dan rasa menjadi laku bukan hanya pada saat merapal
Cinta menunggumu di depan pintu hatimu
Saat kau baca kitab kitab dan ayat ayat indah dalam kitab kitab
dia berbisik, serapi, pahami, jalankan
dan ayat ayat itu bukan lagi sekedar buku yang tertulis dalam kertas cetakan yang bisa berdebu
tapi tertulis dalam dinding hati yang nyata terbaca dalam laku setiap hari.
Saat Cinta menyapa hatimu dan bertemu muka denganmu
Masih akan adakah perasaan ingin menang dan benar sendiri ?
Semua tersapu pada satu kata Cinta......
Catatan kaki :
Tulisan ini bukan untuk Sinkritisme agama, karena setiap agama pastilah berbeda. Bagimu agamamu, bagiku agamaku, seperti itulah kita menghormati semua dengan toleransi tanpa mencampuradukan satu dengan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H