Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dampak Ekowisata di Tangkuban Parahu

8 November 2015   07:47 Diperbarui: 4 April 2017   16:32 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan itu memperlihatkan dua penyebab besar, yaitu karakteristik pengunjung yang tidak kompatibel dengan tujuan-tujuan konservasi dan jumlah pengunjung yang melebihi kapasitas. Kedua penyebab tersebut kemudian diperparah dengan kelemahan proses penegakan peraturan pengunjung.

Sementara dampak lingkungan akibat fasilitas sering kali terpusat pada perilaku pengunjung. Padahal, ternyata fasilitas adalah kontributor kerusakan lingkungan. Keberadaan fasilitas sebenarnya memang ditujukan untuk menyerap dampak lingkungan pengunjung. Akan tetapi, kesalahan penempatan, desain, dan pembangunannya justru menyebabkan kerusakan lingkungan yang lebih parah. Semua masalah ini menunjukkan bahwa perancang fasilitas kurang memahami desain yang berwawasan lingkungan dan kajian mengenai dampak lingkungan itu sendiri kurang dilakukan secara serius.

Dampak lingkungan akibat tata letak (site plan) merupakan awal dari permasalahan. Banyak sekali permasalahan di lokasi ekowisata, baik yang terkait dengan pengunjung maupun fasilitas, dapat ditelusuri pangkalnya dari permasalahan tata letak. Persoalan yang umum terjadi adalah penempatan fasilitas yang berdekatan dengan daerah peka.

Kerusakan alam

Keberhasilan ekowisata sangat bergantung pada usaha penyadaran semua pihak terkait, terutama penduduk setempat dan petugas pemerintah daerah yang bersangkutan. Ekowisata tidak hanya perlu memberikan fasilitas kepada wisatawan untuk menikmati pemandangan alam yang indah dari kejauhan. Namun, ekowisata juga harus memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pengunjung untuk tinggal nyaman di tengah lingkungan yang indah itu untuk sementara waktu agar memperoleh kesan mendalam tentang lingkungan setempat.

Perencanaan dan pengelolaan yang terintegrasi memungkinkan ekowisata menjadi salah satu alternatif pengelolaan sumber daya hutan dengan meminimalisasi dampak negatifnya. Di dua sisi yang berlawanan, ekowisata yang bertujuan menarik wisatawan sebanyak-banyak untuk mendapatkan pemasukan maksimal hendaknya memerhatikan aspek perlindungan terhadap faktor keseimbangan alam dan ekosistem setempat. Dengan demikian, tidak terjadi ketimpangan antara hasil dan dampak yang terjadi di kawasan ekowisata tersebut.

Ekowisata Tangkubanparahu, jika diperhatikan serta dikelola dengan baik, bisa jadi akan menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian daerah. Namun, jika pengelolaannya tidak memerhatikan hal-hal negatif tersebut, jangan berharap ekowisata mendatangkan keuntungan. Bisa jadi malah kerusakan alam yang akan terjadi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun