Salah satu masalah akut lingkungan hidup adalah sampah. Kenapa menjadi akut karena gejala sudah tahu tetapi sulit untuk disembuhkan. Setiap orang tahu bahwa sampah adalah sumber masalah. Pelajaran di Sekolah Dasar jaman dahulu disebutkan bahwa sampah menyebabkan banjir. Misalnya karena seorang yang senang membuang sampah ke saluran air kemudian saat musim hujan saluran air tersebut tertutupi oleh sampah. Air meluber sampai ke atas dan menyebabkan banjir di wilayah tersebut.
Demikian seterusnya pelajaran itu hanyaa menjadi sebuah teori saja. Teori yang hanya diketahui tetapi tidak dijadikan sebagai acuan untuk bertindak. Orang-orang masih senang membuang air ke saluran air. Tengok saja di sungai Citarum kalau musim kemarau, sungai berubah menjadi tempat berkumpulnya berbagai jenis sampah. Mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Sampah-sampah organic dan sampah anorganik bercampur baur menjadi satu. Alhasil, sungai menjadi bau tak sedap.
Mental manusianya yang harus dibenahi. Pendidikan lingkungan hidup jangan berhenti hanya diteori saja. Praktek lebih penting karena sejatinya teori dibuat untuk mendukung pelaksanaannya. Mengajak orang-orang agar lebih mencintai lingkungan dengan hal yang mudah dari membuang sampah pada tempatnya. Sampah-sampah yang sudah dibuang kemudian dikumpulkan dan disimpan di tempat akhir pembuangan sampah.
Paradigma Baru
Yayasan Pengelolaan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) di Kota Bandung sudah gencar melakukan kampanye penyadaran lingkungan dengan segala cara. Membuat kegiataan bersama dalam event tahunan seperti Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup, dan hari-hari lainnya yang berhubungan dengan lingkungan. YPBB sangat konsen dalam mengampanyekan gerakan zero waste atau gerakan nol sampah mulai dari diri sendiri. Pelan-pelan mengubah kebiasaan masyarakat dari suka menghasilkan sampah menjadi masyarakat yang mulai mengurangi dan bahkan menghilangkan sampah dengan cara seperti membuat gerakan membawa kantung yang serbaguna, selalu membawa bekal sendiri yang dikemas dalam wadah yang bisa dipakai berulang kali.
Para volunteer bergerak bersama-sama mulai dari diet kantong plastik yang diganti dengan tas serbaguna, menolak pemberian plastik saat membungkus makanan atau barang selepas berbelanja. Melakukan kampanye pemilahan sampah di rumah-rumah dengan komposter, keranjang takakura, dan lubang biopori untuk menampung air hujan dan menyimpan beberapa bagian sampah organic rumahan.
Bank Sampah
Lain YPBB di tempat lain pengelolaan sampah dengan cara yang baru dalam pengelolaan sampah. Sampah-sampah anorganik yang biasanya menjadi tak bernilai dan hanya diambil oleh pemulung sampah, kini menjadi bernilai bahkan menjadi investasi. Bank sampah namanya. Sampah-sampah yang dikirimkan oleh orang atau masyarakat kemudian menjadi nasabah di Bank Sampah tersebut. Berbagai jenis sampah anorganik bisa disimpan dan ditukar dalam bentuk uang. Ada nilai dan tentu saja berbeda setiap nilainya berdasarkan jenis sampah yang disimpan oleh nasabah.
Namanya Bank Samici atau Bank Sampah Induk Cimahi terletak di Jl KH Usman Dhomiri no 15 Cimahi. Bank yang memiliki semboyan Cetar Membahana ini mengingatkan saya pada sosok artis Sahrini. Cetar Membahana adalah singkatan dari Cerdas dan Pintar Mengolah dan Membuat Sampah menjadi Berkah). Sebuah cita-cita luhur yang sangat baik untuk semua masyarakat bukan hanya untuk masyarakat di sekitar Cimahi saja tetapi juga Bandung dan sekitarnya.
Dari penuturan pengelola yang sedang berjaga di lokasi, kehadiran Bank Samici ini sangat positif buat masyarakat sekitar karena mampu mengubah cara pandang masyarakat yang awalnya apatis dengan sampah kini menjadi peduli. Masyarakat sudah melihat sampah sebagai investasi, tak lagi melihat sampah sebagai sumber masalah. Terbukti memang, di sekitar jalan menuju lokasi Bank Samici nyaris tak terlihat sampah di pinggir jalan. Sebuah revolusi mental yang nyata di masyarakat. Oh iya, masyarakat juga diajak untuk memilah sampah. Sampah-sampah yang ada rumahnya dipilah berdasarkan jenis yang sudah ditentukan seperti kaca, plastik, botol air kemasan, kertas, kaleng, dan lain-lain.
Nah, jika anda tertarik untuk menjadi nasabah di Bank Samici, ada beberapa cara yang bisa anda lakukan. Di antaranya:
- Nasabah datang ke Bank Sampah dengan membawa buku tabungan
- Membawa sampah yang akan ditabung (Sampah telah terpilah jenisnya), berat minimal adalah 1 kg.
- Sampah yang dibawa dicatat dan ditimbang oleh petugas
Jadwal pelayanan dilakukan setiap hari senin sampai hari jumat untuk waktu kerja normal yaitu jam 08.00-16.00 sementara untuk hari sabtu, jam kerja mulai 08.00-14.00. Sangat menarik bukan? Ayo menabung di Bank Sampah!
Revolusi Mental
Kehadiran dua lembaga yang focus dalam pendidikan lingkungan tersebut menjadi angin segar buat masyarakat. Dukungan satu sama lain dalam mewujudkan masyarakat yang peduli lingkungan sangat mutlak dibutuhkan. Memang tidak mudah mengubah mental yang sudah tertanam jauh dalam dirinya. Mental dalam memandang sampah sebagai masalah kemudian berubah menjadi melihat sampah sebagai investasi.
Bukan hanya sampah organic tetapi juga sampah anorganik. Keduanya memiliki nilai yang baik untuk kehidupan jika kita berhasil mengolah menjadi kebaikan. Mengubah mental sangatlah mendasar. Sebuah sampah bisa menjadi bernilai kembali pada saat kita berhasil mengubah cara pandang kita terhadap sampah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H