Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reducto Impervius Maximus!

12 Juli 2011   09:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:44 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_122231" align="aligncenter" width="596" caption="Donghai Bridge Construction (http://en.wikipedia.org)"][/caption] Dalam cerita Harry Potter ada lagi sebuah mantera yang sepertinya jika itu bisa saya miliki akan memudahkan pekerjaan teknik sipil. Dalam pekerjaan teknik sipil kadang atau bisa jadi sering ada kendala yang bisa membuat masalah besar, contoh saja pembangunan jalan lingkar Nagreg yang menembus bukit melewati lembah. Waktu merencanakan trase jalan, kendala terbesar adalah memotong bukit, idealnya dalam perencanaan jalan, penentuan jalur itu mengikuti kontur permukaan bumi, ini bisa dilihat saat perencanaan dari peta rupa bumi. Resiko mengikuti kontur ini adalah jalan yang berkelok-kelok diperbukitan. Yaah.. kita bisa mencontoh jalan dari Bandung menuju Garut atau dari Medan menuju Brastagi yang melingkari gunung dan bukit. Tapi perkembangan sekarang sudah pesat, teknologi berbicara banyak. Ditemukannya jembatan komposit memungkinkan lembah satu dengan lembah yang lainnya dihubungkan dengan mudah. Tentang masalah bentangan abaikan saja, juga masalah tinggi pondasi abaikan saja semua bisa hitung, semua bisa dikerjakan. Ada gunung, pangkas saja, ada belokan sedikit di lembah, timbun saja. Sangat mudah kan? Berbeda jika menemukan gunung, jalan satu-satunya selain membelah gunung adalah membuat terowongan. Nah.. Disinilah mantera itu bekerja, katakan saja ''Reducto'' maka objek benda pada didepan bisa hancur. Kita tinggal membersihkan kepingan-kepingan yang berantakannya. Pekerjaan teknik sipil selanjutnya tinggal mengaspal, dan membuat drainase agar lalulintas lancar tanpa terganggu oleh air. Ada lagi kendala besar yang terjadi dalam pekerjaan teknik sipil terutama pembangunan jembatan. Contoh saja pembangunan Jembatan Sumatera Jawa yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Masalah terbesarnya adalah pemancangan tiang pondasi. Ada pekerjaan galian untuk pondasi yang menembus tanah terkeras didasar lautan. Jika itu dilaksanakan didarat sih tidak masalah, tinggal gali atau langsung pancang dengan paku bumi, berbeda dengan lautan. Ada air yang bisa menganggu penggalian ataupun pemancangannya, untuk itu katakan saja ''impervius'' maka benda yang dimaksud bisa tahan atau kedap air. Sangat mudah kan?. Selanjutnya untuk menyusun semua konstruksi jembatannya ditempat yang direncanakan katakan saja ''wingardium leviosa'' maka material tersebut bisa terbang lalu menyusun sendiri membentuk jembatan. Setelah itu terjadi sepertinya perusahaan penyewaan alat-alat berat akan punya saingan yang berat karena berbeda :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun