Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Nature

No Impact Man (Sebuah Refleksi)

7 Mei 2011   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:59 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_110981" align="alignright" width="300" caption="Minimal Impact Man (iden wildensyah)"][/caption] Saya menonton film No Impact Man di Walhi setelah diskusi dengan Ars86. Meluncur menggunakan motor yang sebenarnya saya ingin mengendarai sepeda. Hujan sore serta angin yang lebat sebelumnya sempat mengurungkan niat saya untuk pergi ke sana. Hujan ternyata berhenti dan jalanan terlihat tidak begitu macet. Sampai di Walhi acara sudah dimulai, dalam kantor yang di set sedemikian rupa sehingga memungkinkan suasana menonton menjadi kondusif. Untungnya film belum berlangsung lama. Masih banyak yang bisa saya dapatkan. Film itu adalah sebuah dokumentasi tentang proyek 6 bulan yang hidup di tengah New York. Hidup sekeluarga tanpa listrik, mengonsumsi makanan organik, mengurangi sampah, mengolah sampah sendiri, tanpa kendaraan bermotor dan selalu mengampanyekan gerakan lingkungannya via blog. Ada yang bilang untuk menjadi enviromentalist ataupun hidup ramah lingkungan itu berarti harus siap ke masa silam dimana kita harus terlepas dari semua elemen pengubah jaman. Pengubah jaman itu seperti listrik, kendaraan bermotor, makanan dengan racun pestisida, dll. Memang benar, kalau dilihat sekilas tanpa berpikir lebih dalam, bisa jadi seperti demikian. Seperti di No Impact Man, jika sekilas saja dilihat pasti akan menyimpulkan demikian. Saat orang lain ada penerangan listrik, di sini penerangan dengan lilin, di sebelah menggunakan kulkas untuk menyimpan susu, di sini menggunakan pendingin es, di sebelah tinggal buang sampah ke tempatnya, disini diolah, di sebelah makan tinggal makan, di sini makan harus organik. Tapi diluar itu ada pemikiran yang filosofis bahwa dengan begitu kita sudah menyelamatkan lingkungan. Sebuah lingkungan tempat hidup manusia, tempat manusia bergantung, tempat manusia beraktivitas, dsb. Refleksi setelah menonton No Impact Man bagi saya adalah sekecil apapun tindakan yang kita lakukan untuk lingkungan, memiliki dampak yang besar bagi lingkungan itu sendiri. Semakin kita cinta lingkungan, semakin dewasa dan arif dalam bertindak. Di sini saya sangat setuju pada kata-kata Gandhi bahwa Bumi ini cukup untuk semua orang tapi tidak untuk dua orang yang serakah. Jadi kebijaksanaan dalam bertindak adalah sebuah hal yang bisa mengubah lingkungan. Bijaklah menggunakan material yang berhubungan dengan lingkungan. Gunakan pengetahuanmu semaksimal mungkin agar tindakanmu tidak memberikan dampak terhadap lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun