Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengulang Memori

2 Desember 2010   05:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:06 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau diperhatikan trend gaya anak muda yang menarik selain fenomena Alay adalah romantisme masa lalu. Masih ingat ketika trend jadul, tahun 80an dan 70an dalam penataan rambut, gaya berpakaian dan lagu. Harus diakui bahwa Group Band Naif-lah yang konsisten membawa masa lalu ke masa kini yang berhasil mewarnai sampai ke gaya berpakaian.

Tren jadul yang kini ditangkap Mice cartoon saat ini adalah Trend Headphone. Earphone yang menuju perkembangannya berawal dari ukuran besar menutupi seluruh daun telinga, kemudian mengecil hingga hanya seukuran lubang telinga, cukup ditempelin saja kemudian tinggal nikmati musik dari walkman, iPod dlsb. Perkembangan selanjutnya earphone yang dihubungkan oleh bluetooth. Cukup ditempelkan saja di telinga tanpa kabel menjuntai.

Nah, entah semangat jadul atau back to 80-90an, tiba-tiba trend headphon itu kembali menjadi gede-gede menutup daun telinga. Ini yang ditangkap oleh Mice Cartoon.

Trend jadul kedua yang saya tangkap sekarang adalah Sepeda. Saya menanyakan ke toko sepeda langganan di Bandung tentang sepeda warna-warni yang mengingatkan saya waktu kecil pada film Olga dan Sepatu Roda. Sepeda balap yang berwarna mencolok, stang melengkung, batang tipis, dan ban tipis, bedanya hanya rantai yang tidak bisa diatur kecepatannya. Kalau yang tren sekarang hanya satu roda rantai saja. Sang pemilik toko menyebutkan namanya adalah sepeda fixed Gear. Gear yang bisa diputar kebelakang sekaligus menjadi rem saat kecepatan maju kedepan.

Sang pemilik toko menyarankan pada saya agar tetap saja dengan sepeda yang dipakai sekarang, masalahnya adalah keamanan. Sepeda Fixed Gear kata dia, tidak aman saat turunan dan tanjakan. Kalau tidak kuat ngayuh, bisa balik lagi, atau kalau lagi turun bisa 'ngajolonjong' (meluncur tanpa terkendali).

Dua trend ini, headphone dan sepeda membuat saya berpikir tentang pola jaman yang bertukar-tukar tempat. Saat ini, masa lalu, masa lalu kemudian saat ini. Tetapi hanya satu fenomena jaman sekarang yang tidak ada di jaman dahulu yaitu, fenomena Alay. (Iden Wildensyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun