Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Cirata dan Pembuktian Rally Itu Olah Raga

22 November 2010   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:24 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1290390328715336972

[caption id="attachment_76468" align="alignleft" width="279" caption="Rally (robson.m3rlin.org)"][/caption] Dulu saya sempat tidak percaya kalau Rally, Offroad, F1 dan Grand Prix itu adalah olahraga. Dalam bayangan saya, yang namanya olahraga itu, mengolah badan artinya jika badan yang tidak bergerak itu bukan termasuk olahraga. Rally itu yang bergerak mobilnya, roda berputar, mesin menderu dan pengemudi diam saja dibalik stir, hanya banting kiri dan banting kanan, sudah. Tetapi, pengalaman di Cirata berkata lain, ini catatan saya. Cirata berarti air yang rata, ci dari kata ''cai'' yang berarti air. Saya mengunjungi waduk cirata dalam rangka pekerjaan. Pekerjaannya tidak dilaksanakan di waduk, tetapi di kantor pusat pembangkit listrik Jawa-Bali. Pengamanannya sangat ketat, petugas keamanan dalam selalu siaga 24 jam. Mereka sangat disiplin dalam menjaring tamu yang masuk kawasan pembangkit yang katanya terbesar se-Asia Tenggara. Wajar saja karena pusat ini yang mengendalikan energi antar pulau, jawa dan bali. Artinya jika terganggu, maka aktivitas di dua pulau itu bisa terganggu juga. Saya berada dipusat pembangkit itu, banyak jaringan listrik di sana. Tempatnya sangat jauh dari keramaian, saya seperti ''in the midle of no where''. Jauh dari mana-mana, layaknya sebuah kota yang terasing. Tetapi jangan berpikir pesimis dulu, walau tempatnya jauh tetapi jalan menuju sana sangat mengasikan. Permukaannya rata, lebar jalannya lumayan dan berkelok-kelok. Saya mengendarai sambil membayangkan ''Tokyo Drift''. Memacu kendaraan dengan kecepatan penuh dan sewaktu-waktu mengerem, pindah persneleng, berbelok dengan kecepatan dan saya menikmati semua itu. Ada dua jembatan yang sangat indah, jembatan bendungan cirata dan jembatan yang menghubungkan dua bukit. Pastinya dikiri dan dikanan kendaraan saya waktu melintasi jembatan adalah air yang tenang. Kedalamannya dari info yang ada disana sekitar 100meter, hampir sepanjang lapangan sepakbola kurang 10meter (panjang lap sepakbola 110meter). Sangat indah kalau melihat pemandangannya tetapi akibatnya, badan saya capek setelah kebut-kebutan. Dari pengalaman ini, saya baru percaya kalau Rally, Offroad, F1 dan GP itu olahraga, karena ternyata capek juga. Yang bergerak tidak melulu mobil, pikiran, dan tentu saja gerakan badan menyeimbangkan kendaraan agar lajunya tetap terukur dan cepat. Nah... Kalau ada kesempatan coba main kesana, dijamin asik, santai saja gak usah diburu-buru waktu. Jangan kebut-kebutan juga, jangan membayangkan ''Tokyo Drift van Cirata'' bisi tigejebrus. Danger brother! Ada gambar tengkoraknya hiiii Oiyaaa.. saya punya satu lagi yang ingin saya buktikan sebagai olah raga: Catur!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun