Mohon tunggu...
Iden Wildensyah™
Iden Wildensyah™ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Radix (Bukan) Manusia

31 Agustus 2010   09:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:34 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_245187" align="alignright" width="300" caption="Yes Radical! (www.radicalparenting.com)"][/caption] Saya tidak mau membahas polemik salahsatu postingan tentang seorang manusia kompasiana ini. Saya ingin menulis tentang radic atau radix. Radic adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti dasar, mendasar. Tertulis Radic, Radically. Berkembang kemudian menjadi Radikalisme, ‘Radikalisme’ berasal dari bahasa Latin “radix, radicis”, artinya akar ; (radicula, radiculae: akar kecil). Berbagai makna radikalisme, kemudian mengacu pada akar kata “akar” ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), radikal diartikan sebagai “secara menyeluruh”, “habis-habisan”, “amat keras menuntut perubahan”, dan “maju dalam berpikir atau bertindak”. Sedangkan “radikalisme”, diartikan sebagai: “paham atau aliran yang radikal dalam politik”, “paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaruan sosial dan politik dengan cara yang keras atau drastis”, “sikap ekstrim di suatu aliran politik”. Radic dalam perkembangannya menjadi sebuah gerakan yang disebut radikal. Sayangnya perkembangan radic menjadi radikal ini sering dikonotasi negatif menjadi gerakan yang kasar, brutal dan rusuh. Misalnya kampanye sebuah NGO (non goverment organitation) itu cenderung radikal. Maksudnya memang mendasar, misalnya mempermasalahkan Undang-undang Sumber Daya Air yang bisa mengakibatkan suburnya praktek komersialisasi dan kapitalisasi sumber daya air. Air menjadi milik segelintir kelompok dan orang. NGO mengkritik dasar yang membuat terjadinya sebuah praktek kapitalisme di sumber daya air. Gerakannya memang sangat radikal, melihat lebih mendasar bukan kepada berdirinya pabrik-pabrik pengolah sumber air menjadi air minum kemasan tapi pada sumber hukum yang membuat pabrik itu berdiri. Gerakan radikal lainnya misalnya keinginan sekelompok orang atau organisasi untuk mengubah dasar negara dari bentuk dasar kaki ayam menjadi kaki bebek. Semua sepakat kaki ayam tapi segelintir menginginkan kaki bebek. Atau faham yang berkembang misalnya penyembah UFO dari planet X lalu ada sekelompok orang atau organisasi yang ingin menggiring kelompok tersebut agar menyembah UFO dari planet Y. Beda halnya dengan Radikal Bebas, bukan radix yang bebas bicara dan bertindak,Radikal bebas adalah molekul yang kehilangan elektron, sehingga molekul tersebut menjadi tidak stabil dan selalu berusaha mengambil elektron dari molekul atau sel lain. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain. Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan. Sebenarnya, tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang. Merokok, misalnya, adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan berbagai racun kimiawi yang bersifat radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya menghasilkan radikal bebas. Pada intnya, kegiatan merokok sama sekali tidak berguna bagi tubuh, walau pun dapat ditemui perokok yang berusia panjang. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbullah sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit kanker. Tubuh manusia, sesungguhnya dapat menghasilkan antioksidan tetapi jumlahnya sering sekali tidak cukup untuk menetralkan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh. Atau sering sekali, zat pemicu yang diperlukan oleh tubuh untuk menghasilkan antioksidan tidak cukup dikonsumsi. Sebagai contoh, tubuh manusia dapat menghasilkan Glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat, hanya saja, tubuh memerlukan asupan vitamin C sebesar 1.000 mg untuk memicu tubuh menghasilkan glutahione ini. Keseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menjadi kunci utama pencegahan stres oksidatif dan penyakit-penyakit kronis yang dihasilkannya. Jadi apapun itu, bagi saya radix bukan manusia. Dia adalah kata yang berarti dasar. Mendasar sehingga sangat jauh dari permukaan. Kalau laut misalnya tinggi permukaannya 0.00 mdpl (meter di atas permukaan laut), maka dasar laut bisa -1.000.000 mdpl (dibaca minus satu juta meter di atas permukaan laut). Saya sangat suka cara berpikir radikal karena memungkinkan segalanya terlihat universal. Kalau permukaannya saja, kata filsuf itu tidak holistik, bukan cara berpikir yang baik, tidak universal. Saya sih senang menulis dan memikirkan hal-hal bersifat radix.. eitss bukan orang atau manusia, tidak perlu diperdebatkan, apalagi perdebatan kontraproduktif. Mending baca wisata, olahraga, lifestyle, dan humaniora. Sudahkah anda membaca hari ini? (Iden Wildensyah) Sumber: klik disini dan disini saja! [caption id="attachment_245189" align="aligncenter" width="300" caption="Be Yourself (www.devyonline.me)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun