Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gua Jepang dan Gua Belanda di Utara Bandung

30 Juni 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:11 2709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_181063" align="alignright" width="300" caption="Gerbang Masuk ke Tahura Dago (Dok.Iden Wildensyah)"][/caption] Namanya Tahura Ir Juanda tetapi lebih populer dengan nama Tahura Dago Pakar. Tahura adalah singkatan dari Taman Hutan Rakyat di Dago, dulunya memang menjadi semacam arena rekreasi rakyat. Kini, beberapa orang menyebutnya dengan Taman Hutan Raya. Tahura adalah tempat yang biasa dijadikan berkumpulnya para pecinta lingkungan, banyak kegiatan lingkungan yang biasa dilaksanakan di Tahura. Sebut saja Bicons (Bird Conservations) sering mengadakan acara Bird Watching, demikian juga Konus (Konservasi Alam Nusantara) yang melakukan pengamatan satwa liar. Beberapa sekolah dasar sampai menengah atas banyak juga yang mengadakan kunjungan lapangannya di Tahura. Biasanya praktek lingkungan yang berhubungan dengan pelajaran Biologi dll. [caption id="attachment_181067" align="alignleft" width="199" caption="Suasana pagi di jalan masuk Tahura (dok.Iden Wildensyah)"][/caption] Dago Pakar adalah nama yang umum didengar. Tanpa harus menyebutkan Tahura, orang Bandung pada umumnya langsung akan menunjukan pada lokasi yang dimaksud. Dari arah Dago terus keatas sampai terminal akhir. Maju ke arah atas sampai pertigaan ada petunjuk yang menuju ke arah Tahura Dago Pakar sebelum Dago Resort dan belokan Dago Bengkok yang ke Selasar Seni Sunaryo. Masuk ke lokasi Tahura yang dikelola oleh BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) ini, kita harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 8.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp. 10.000,- untuk wisatawan asing. Biaya parkir roda empat Rp. 10.000,- untuk roda dua Rp. 5.000,- bis/truk Rp. 20.000 dan sepeda Rp.2.500. Dari gerbang masuk saja, suasana asri, rimbun penuh dengan pepohonan akan tampak langsung kita rasakan. Pohon pinus sepanjang jalan akan menyambut kedatangan pengunjung. Berjajar tinggi-tinggi seakan melindungi pengunjung dari sinar matahari. Pilihan wisatanya beragam, ada Curug, Jogging Track, Jalur Sepeda, dan dua Gua bersejarah yaitu Gua Jepang dan Gua Belanda. [caption id="attachment_181069" align="alignright" width="300" caption="Deretan Gua Jepang (dok.iden wildensyah)"][/caption] Yang pertama akan ditemui adalah Gua Jepang. Berderet 4 lubang masuk kedalam gua. Mulut gua itu satu sama lain saling berhubungan. Persis seperti pintu gerbang sebuah bangunan. Lorongnya sangat gelap gulita, tapi jangan khawatir, didepan sudah ada jasa penyewaan senter dan bahkan guide jika sewaktu-waktu ada yang membutuhkan. Gua Jepang ini berbeda dengan gua Jepang yang pernah saya ulas sebelumnya yaitu Gua Jepang yang ada di Garut Selatan. Diameter lubangnya lebih besar sehingga leluasa untuk memasuki serta mengamati dari dekat. [caption id="attachment_181071" align="alignleft" width="300" caption="Gerbang Masuk Gua Belanda (dok.iden wildensyah)"][/caption] Maju terus ke arah utara, gua selanjutnya adalah Gua Belanda. Gua Belanda ini lebih mirip bangunan daripada gua semata. Didalamnya sangat tertata dengan rapi. Gua ini terbagi kedalam beberapa bagian, seperti ruang interogasi dan ruang penahanan. Disamping ruang interogasi dan penahanan ada juga ruang jaga serta pos-pos pengintai agar didalamnya aman dari serangan sewaktu-waktu. Gua Belanda seperti markas yang sengaja dibuat pertahanan. Gua ini dibawah bukit, gua ini adalah bangunan gedung dengan konstruksi alamiah. Sama halnya dengan gua jepang, di mulut Gua Belanda juga terdapat penyewaan senter. Bagi anda yang hendak mengeksplorasi lebih jauh tentang Gua ini, saya sarankan untuk menyewa karena cahaya didalam gua sangat minim. [caption id="attachment_181076" align="alignright" width="300" caption="Gerbang Keluar Gua Belanda (dok.iden wildensyah)"][/caption] Gua ini menembus bukit, dari lubang di depan keluar dari lubang belakang menuju Maribaya Lembang. Perjalanan ini sangat menyenangkan karena akan menemui spot-spot menarik selama perjalanan seperti Curug, Satwa Liar, rimbunnya pepohonan serta pedagang tradisional yang menjajakan dagangan khasnya. Terdapat 3 curug yang dilewati seperti Curug Kaengan, Curug Lalay dan Curug Omas di Maribaya. Sayangnya, saya tidak sempat menemui satupun curug karena kekurangan akses informasi seputar jalur menuju curug ini. Bagi anda yang kelaparan atau sekedar merefresh perjalanan yang melelahkan, di tengah-tengah perjalanan ada saung-saung yang menjajakan jajanan tradisional seperti Nasi Timbel lengkap dengan sambalnya, Gorengan Bala-bala, Gorengan tempe, lontong, minuman aren (lahang), dll. Sepanjang jalur ini tidak usah khawatir terpeleset karena jalurnya sudah menggunakan paving blok, walaupun beberapa titik ada longsor yang menutup jalur, hingga harus berhati-hati jangan sampai terpeleset. Saya sarankan menggunakan sepatu kets agar nyaman menembus hutan dari Dago menuju Lembang. Inilah dokumentasi sebagian perjalanan trek Tahura Dago yang menarik dan mengasikan, boleh anda coba bersama keluarga atau sekedar melepas penat dan stress dengan menghirup udara segar Utara Bandung. [caption id="attachment_181094" align="aligncenter" width="300" caption="Petunjuk jalur yang bisa dilewati (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181078" align="aligncenter" width="300" caption="Mulut Gua Jepang (dok.Iden Wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181079" align="aligncenter" width="300" caption="Dari dalam Gua Jepang (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181081" align="aligncenter" width="300" caption="Gerbang Masuk Gua Belanda (dok.Iden Wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181083" align="aligncenter" width="300" caption="Titik Cahaya dari luar (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181088" align="aligncenter" width="300" caption="Petunjuk Curug (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181091" align="aligncenter" width="300" caption="Istirahar menikmati sarapan (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181092" align="aligncenter" width="300" caption="Deretan tempat istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181093" align="aligncenter" width="300" caption="Becanda sepanjang jalan (dok.iden wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181095" align="aligncenter" width="300" caption="Deretan pepohonan di Tahura (dok.Iden Wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181096" align="aligncenter" width="300" caption="Pedagang Jagung Bakar (dok.Iden Wildensyah)"][/caption] [caption id="attachment_181100" align="aligncenter" width="300" caption="Sinar matahari disela-sela pepohonan (dok.iden wildensyah)"][/caption] Sebagian dokumentasi disini menggunakan kamera poket serta handphone Nokia E63

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun