Mohon tunggu...
Iden Wildensyahâ„¢
Iden Wildensyahâ„¢ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Keranjang Takakura di Rumah Kami

27 Februari 2010   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_82536" align="alignleft" width="225" caption="Asiknya Mengaduk Sampah di Kerangjang Takakura (dok.pribadi)"][/caption] Keranjang takakura ini pada awalnya saya kenali dari program zero waste-nya Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) di Bandung. Dari informasi yang selalu dikirim melalui pesan di facebook, saya tertarik mengetahui lebih banyak tentang kerangjang ini. Ide bersambut saat istri berkunjung ke wilayah Coblong yang melakukan pengelolaan di wilayah sendiri secara swadaya dengan baik. Lingkungan menjadi bersih, suasana sehat dan terasa nyaman tanpa sampah berceceran di mana-mana. Pengelolaan sampah dimulai dari rumah, demikianlah yang selalu terngiang dalam benak kami untuk ikut serta mengurangi sampah perkotaan. Keranjang Takakura adalah konsep membuat kompos yang diperkenalkan oleh Mr Takakura dari Jepang, pembuatannya sangat sederhana dan tidak terlalu banyak elemen yang harus dikerjakannya. Alat-alat yang harus disediakan terdiri dari kerangjang yang bolong-bolong lengkap dengan penutupnya, kardus bekas, kain hitam, kompos yang sudah jadi dan bubuk sekam. Pembuatan keranjang Takakura pertama kami gagal, kegagalan ini dikarenakan keranjangnya terlalu kecil dan tidak dilengkapi dengan kompos yang sudah jadi serta sekam. Sampah tetap saja menumpuk di tempat sampah dengan bercampur baur dan berakhir ditempat sampah umum. Menyiasati ini kami membuat lubang di tanah untuk membuat kompos buatan. Lagi-lagi gagal karena lubangnya terlalu kecil sementara sampah organiknya terlalu banyak. Sebulan berjalan, ibu membawakan kami keranjang Takakura yang sudah lengkap dengan komposnya. Sayapun kembali beraksi menyiapkan semua kebutuhan kerangjang Takakuran, alhasil setelah sebulan berjalan sampah dirumah kami bisa berkurang sedikit demi sedikit, kompos dari keranjang Takakura digunakan untuk memupuki tanaman di taman rumah kami. Kerangjang Takakura itu Persediaan pertama adalah kerangjang, lalu kardus bekas (bisa digunakan kardus bekas mie, mainan dlsb), lalu kompos yang sudah jadi, sekam dan kain hitam. [caption id="attachment_82551" align="aligncenter" width="300" caption="Sekam yang sudah dibungkus kain kassa (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_82555" align="aligncenter" width="300" caption="Kompos yang sudah jadi (dok.pribadi)"][/caption] Nah sekarang kita lihat realisasi antara teori dan kenyaatan, sesuai anjuran bahwa yang bisa dimasukan kedalam keranjang Takakura sisa makanan, kulit buah-buahan dan nasi. Lalu sisa sayuran mentah dari dapur seperti batang sayuran yang tidak terpakai, sebelum dimasukan harus diiris dipotong-potong dengan ukuran kecil kecil, saya ambil contoh ketika selesai mengupas Buah Apel. [caption id="attachment_82529" align="aligncenter" width="300" caption="Makanan yang dikupas (dok.pribadi)"][/caption] Apel yang sudah terkupas, disajikan di atas meja dan kulitnya di iris lalu dimasukan ke kerangjang takakura yang sudah tersedia, satukan dengan kompos. [caption id="attachment_82531" align="aligncenter" width="300" caption="Dimasukan ke Kerangjang Takakura (dok.pribadi)"][/caption] Setelah dimasukan, lalu diaduk-aduk sampai semuanya bersatu antara kompos yang sudah jadi dengan sisa makanan yang dimasukan. [caption id="attachment_82540" align="aligncenter" width="225" caption="Diaduk (dok.pribadi)"][/caption] Setelah diaduk lalu ditutup dengan sekam yang sudah disediakan dan dikemas agar siap diangkat dan ditutup. [caption id="attachment_82546" align="aligncenter" width="300" caption="Ditutup dengan Sekam (dok.pribadi)"][/caption] Langkah selanjutnya menutup dengan kain hitam dan rapatkan dengan penutup tempat sampah tersebut. Diamkan selama beberapa hari,Setelah sisa makanan tercampur dengan kompos, hasil kompos keranjang Takakura bisa digunakan untuk memupuki tanaman-tanaman kesayangan anda. [caption id="attachment_82548" align="aligncenter" width="225" caption="Ditutup Kain Hitam (dok.pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_82559" align="aligncenter" width="225" caption="Ditutup dengan penutup kerangjang (dok.pribadi)"][/caption] Semoga bermanfaat.. Salam lestari Catatan ini bisa di klik juga di www.wildensyah.co.cc Facebook

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun