Mohon tunggu...
Iden Wildensyah™
Iden Wildensyah™ Mohon Tunggu... Administrasi - Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Senang jalan-jalan, menulis lingkungan, dan sesekali menulis ide yang muncul tentang pendidikan kreatif. Temui saya juga di http://www.iden.web.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mati dalam Ekstase!

23 Januari 2010   07:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:19 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekstase adalah rasa kenikmatan yang sangat besar yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata dan hanya dirasakan oleh orang-orang tertentu, terpilih dan tidak sembarangan. Ekstase adalah perasaan bahagia yang menjalar dalam tubuh hingga ingin meloncat-loncat kegirangan. Atau berlari-lari dari kamar mandi dan berteriak “eureka”. Kirby dalam Alfathri Adlin (2005) menggunakan istilah ekstase—yang dianggap sebagai ciri khas mistisisme—untuk fenomena yang dipandangnya menyerupai “ekstase” namun dialami dalam suatu cara yang tidak bersifat religius. Tentunya “ekstase” dalam dua keadaan yang bertolak belakang tersebut sangatlah berbeda dalam pengalaman serta kualitas transformasinya. Pengertian “ekstase” dalam kategori simulakra mistisisme serupa dengan yang diutarakan oleh Baudrillard sebagai titik ekstrem ketika manusia menghilangkan semua makna hingga menjadi kehampaan Tadi pagi saya melihat semut yang mati dalam ekstase. Semut itu mati dalam kaleng susu yang sengaja disimpan di atas meja. Ketika saya lihat, begitu banyak semut yang tergelapar mati karena kenikmatan yang sangat. Yah kita tahu, semut sangat menyukai segala sesuatu yang manis, gula dan susu kental manis salah satunya. Berbahagialah kalian para semut yang mati dalam kolam susu kental. Setelah kalian merasakan kenikmatan mencicipi susu kental manis yang sangat nikmat. [caption id="attachment_89483" align="aligncenter" width="290" caption="Ilustrasi diunduh dari google.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun