Mohon tunggu...
Wildatu Iliyin
Wildatu Iliyin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

I wish a good day

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Esensial Akal dalam Dasar Interpretasi Dogma dan Transformasi Digital pada Pemerataan Akses Pendidikan

23 Juni 2022   09:04 Diperbarui: 23 Juni 2022   09:30 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Karya Tuhan Yang Maha Esa sungguh indah hingga tak ada satupun yang sama, begitupun manusia diciptakan dengan berbagai macam warna dan rupa yang berbeda, tidak hanya manusia seluruh isi semestapun juga tidak ada yang sama. Satu-satunya ciptaan Tuhan yang diberikan akal untuk berpikir ialah manusia. 

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang sempurna diantara yang lain, manusia memiliki lensa indah yang berbeda dalam memandang dan memaknai dunia dengan artian setiap pribadi manusia memiliki pemikiran yang menimbulkan pendapat yang beragam satu dengan lainnya sehingga manusia mempunyai ciri khas masing-masing (menjadi berbeda dari yang lain itu bukanlah sebuah kekurangan melainkan sebuah kelebihan yang diberikan kepada masing-masing individu atau dengan kata lain setiap manusia sempurna dengan kekurangannya waluapun hakikatnya tidak ada manusia yang sempurna). 

Tuhan dalam kitab nya mengajarkan manusia untuk senantiasa berfikir dan mencari tahu ilmu-ilmu yang tak terbatas ini, bahkan ayat Al Quran yang pertama kali turun ialah mengenai betapa pentingnya menuntut ilmu. Dalam memperoleh sebuah bacaan atau ilmu diperlukan pemaknaan yang benar, apalagi kita hidup pada masa dimana sudah tidak ada lagi para ilmuwan atau pemikir seperti pada masa Nabi dan para sahabat atau ulama' terdahulu. 

Pandangan teoritis terhadap sesuatu dalam islam dapat dilakukan dengan cara berijtihad. Berijtihad merupakan menghimpun segala daya dan cara Mujtahid (orang yang berijtihad) dengan segala penghubung atau instrumen yang dimiliki untuk menghasilkan atau mengambil satu hukum sesuai syariat Islam. Dalam menyikapi perubahan masa, Agama Islam memiliki hukum yang bersifat fleksibel dan dinamis. 

Untuk itu diperlukan pemecahan masalah-masalah yang kemungkinan belum terjadi sebelumnya dan bersifat baru, dengan tolak ukur dari Al Quran dan Al Hadist. Akan tetapi tidak serta merta dalam mengambil hukum hanya dilihat dari parafrase yang ada di dalam Al Quran dan Al Hadist dikarenakan selain mengandung unsur intrinsik juga mengandung banyak unsur ekstrinsik yang perlu penafsiran yang mendalam serta rinci terlebih dahulu dalam menyampaikan makna sebenarnya. 

Dalam belajar agama,kita tidak boleh mengandalkan akal pikiran, perkataan atau pendapat sendiri, dan nalar pribadi, jadi harus mengandung dasar yang diambil dari Al Quran dan Al Hadist dengan berdasarkan sanat keilmuan sebelum menjadi kriteria mujtahid. Hal tersebut merupakan salah satu kebutuhan dasar atau syarat yang harus dimiliki seorang Mujtahid. 

Dalam berijtihad, sebagai seorang Mujtahid memiliki level-level tertentu yang dapat dilihat dari setiap madhab yang mempunyai pembagian Mujtahid tersendiri diantaranya : Mujtahid Mustaqil (berdiri dengan nalar sendiri) pada level ini haram mengikuti taqlid yang lain dan memiliki level yang mutlak, Mujtahid Gairu Mustaqil, Mujtahid Muqoyat, Mujtahid Tarjih (Mujtahid hanya mentarjih pendapat-pendapat antar Qoul, antar Madhab), Mujtahid Fatwa, Mujtahid Muqollid (masyarakat islam pada umumnya). 

Inilah beberapa level dalam menjadi Mujtahid, tidak boleh semena-mena dalam mengkritisi masalah yang berhubungan dalam berijtihad, harus mengikuti syarat-syarat paten yang telah ditentukan, sebelum membahasnya terlalu dalam mari mengenal apa itu Taqlid. 

Taqlid merupakan imitasi atau meniru dikarenakan tidak memiliki instrumen sendiri dalam memahami dan memaknai sesuatu, jadi harus memiliki pendapat yang kuat (seseorang yang tidak bisa berijtihad, maka wajib taqlid pada imam Mujtahid). Taqlid dapat dibagi menjadi dua yaitu : boleh dan tidak boleh, dalam artian tidak boleh meneladani suatu hukum yang bersifat lemah atau samar-samar yang artinya memiliki kejelasan dan kebenaran yang kurang kuat. 

Seperti halnya permasalahan yang sering dijumpai saat ini ialah banyak orang tidak ingin menjadi guru akan tetapi mereka rela menggurui walaupun tidak digaji. Hal tersebut membahayakan ketika seseorang menyampaikan suatu hal tanpa ilmu, jika hanya sekedar membaca sumber tanpa dilakukannya penafsiran bahkan penggalian ilmu dengan sumber yang diperoleh.

Pada zaman sekarang, dalam mengkritisi suatu permasalahan yang berarti termasuk menjadi Mujtahid Muqollid, kita dapat mencari sumber dengan mudah di internet yang tidak terbatas ini.  Dizaman serba digital ini tidak ada alasan untuk tidak tahu, semua orang dapat mengakses berbagai ilmu dengan media visual maupun audio visual asalkan ada kemauan. Semakin berkembangnaya media digital, menimbulkan banyak sekali perubahan, seperti : berkurangnya tenaga manusia dikarenakan sudah digantikan  mesin atau robot.

Hal tersebut tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, kekurangannya dari semakin berkembangnya teknologi maka angka pengangguran semakin tinggi, kejahatan media sosial terjadi kapanpun, dimanapun tanpa ada batasan ruang dan waktu, kecanduan teknologi maupun tidak akan tetap berdampak bagi kesehatan tubuh, kurangnya sosialisasi, dan juga tidak ramah lingkungan atau menyebabkan polusi. 

Sementara itu kelebihannya yaitu : memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan, tidak ada batasan waktu dan tempat dalam mengakses, dan lain-lain. Ditambah lagi sekarang maraknya Metaverse, semua orang seakan-akan memiliki dua dunia yang dapat berpindah dengan mudah. 

Dalam dunia Metaverse dapat menampilkan wujud digital dari karya seni dan properti, selain digunakan untuk bekerja dapat juga mendesain segala sesuatu dengan mudah menggunakan aset yang tersedia didalamnya yaitu NFT (non-fungible token), contohnya seperti transaksi jual beli, kita memiliki toko yang sudah didesain sebaik mungkin di dalam Metaverse, kemudian siapapun dapat berbelanja dengan mudah memasuki toko dengan melihat gambar atau video yang disediakan, lalu dilayani oleh avatar yang sudah kita desain terlebih dahulu, selanjutnya pembeli dapat melakukan pembayaran melalui uang digital yang tersedia. 

Ketika bosan dengan suasana sekitar dalam belajar maupun melakukan pekerjaan, kita dapat beralih ke dunia Metaverse menggunakan VR (Virtual Reality) dan tetap melanjutkan pekerjaan, jadi dengan adanya dunia Metaverse kita dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan dengan menyenangkan dimanapun dan kapanpun dalam dunia baru yang kita ciptakan sendiri. 

Semakin hari perkembangan teknologi semakin mengerikan, jika menolak perkembangan teknologi dengan tidak mengikutinya maka dampaknyapun akan besar seperti tertinngal namun akan tetap dituntut untuk menyeimbangkan standar teknologi yang dunia tunjukkan. 

Jadi menanggapinya dengan cara memperbaiki dan memajukan terlebih dahulu SDM nya, jika SDM mampu dalam mengikuti arus globalisasi dengan positif, maka dapat dengan mudah menempatkan teknologi sesuai perkembangannya, jadi semuanya tergantung subyek dalam mengaplikasikan. 

Sangat banyak sisi positif pada perkembangan teknologi, begitu pula sebaliknya. Pada dasarnya, sebagian besar manusia hanya mengetahui dan memanfaatkan sedikit dari internet itu sendiri, diibaratkan seperti sebagian besar manusia memiliki keterbatasan dalam menikmati hasil laut hanya dengan membeli ikan di penjual ikan, berbeda dengan mereka yang dapat menyelam dan menemui berbagai jenis ikan, bahkan menciptakan sesuatu sehingga dapat menuju dasar laut yang curam dan gelap tidak terkecuali samudra itu sendiri.

Teknologi berperan sangat penting dalam mengembangkan SDM, teknologi dinilai sebagai media atau penghubung dalam memperoleh pendidikan. tentunya dimulai dari pendidikan yang terstruktur dengan baik, dalam mengakses pendidikan terutama di negara kita (Indonesia) memiliki beberapa pulau yang menyebabkan banyak sekali kendala pada kemampuan teknologi serta jaringan terutama di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal). 

Dalam menyikapi hal tersebut tentunya dibutuhkan banyak sekali SDM yang mampu mengembangkan jaringan untuk dapat mengakses serta menggunakan teknologi digital yang dibutuhkan untuk dapat menyeimbangkan dalam hal pemerataan pendidikan lewat teknologi. Terkadang masih banyak sekali para pendidik yang masih kesulitan dalam mengaplikasikan pembelajaran melalui teknologi digital, dikarenakan dilihat dari usia yang masih belum bisa beradaptasi dari manual ke teknologi pendidikan. 

Dalam hal ini, Indonesia terlihat dalam transformasi teknologi yang mulai meningkat sedikit demi sedikit, tidak heran jika masih banyak kendala di kemampuan SDM serta perkembangan teknologi digitalnya. Hal yang paling utama merupakan sumber daya manusia itu sendiri dalam mengembangkan kemampuan teknologi, jadi yang perlu di otak-atik dan diperbarui merupakan pendidikan yang berfungsi sebagai penunjang kemampuan berfikir manusia seperti halnya yang sudah dijelaskan dalam Al-Quran. 

Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal sehingga mampu mencari dan menggali ilmu-ilmu Allah yang tidak terbatas ini, apalagi dizaman yang sangat mudah dalam mengakses segala sesuatu hanya dengan mengandalkan internet, dalam hal pendidikan akan lebih luas dalam mendapatkan informasi sebagai sumber belajar. Tidak hanya mencari lalu mendapatkan apa yang ingin kita ketahui, akan tetapi kita juga bisa berbagi dengan membagikan hal-hal positif yang kita tahu, contohnya dalam pendidikan kita dapat menulis artikel pendidikan lalu membagikan di berbagai laman yang tersedia sehingga dapat diakses orang lain melalui internet, video yang memuat pengetahuan yang dapat dibagikan di berbagai laman yang tersedia seperti : You Tube yang sangat populer untuk membagikan video berdurasi panjang dengan menyesuaikan kebutuhan pengunggah, bahkan di media-media sosial lainnya kita dapat membagikan ilmu atau hal positif lainnya kepada dunia, dikarenakan internet mempunyai cakupan yang tidak terbatas ruang dan waktu, berbeda dengan media cetak yang telah berkembang di masa sebelum adanya internet. 

Dilihat dari teknologi yang tersedia, tidak menjadi bahan utama sebagai keefektifan dalam proses pemberian pendidikan kepada seseorang, dikarenakan tokoh utama dalam proses belajar mengajar serta keefektifan pembelajaran merupakan tenaga pendidik itu sendiri (manusia), teknologi atau media yang lain hanya sebagai jembatan antara ilmu dan manusia itu sendiri jadi  tidak dapat dijadikan alasan sebagai penghalang dari dilakukannya proses belajar mengajar. Untuk menyikapi hal tersebut, idealnya sebagai pengajar mampu menyesuaikan yang terjadi di lapangan. 

Sesungguhnya teknologi merupakan alat penghubung atau media yang dapat memudahkan manusia dalam melakukan segala sesuatu, jadi teknologi dalam pendidikan mempunyai peran yang sama seperti halnya media-media belajar lain, walaupun memiliki banyak kelebihan yang kemungkinan tidak ditemukan di media lain. 

Dalam hal ini, transformasi digital untuk pemerataan dalam dunia pendidikan dinilai efektif dan mampu masuk serta memberikan kepada manusia diseluruh penjuru dunia sebagai pemilik hak penerima pendidikan dan masih belum ada cara lain selain dengan teknologi dalam menyebarkan pendidikan secara global, sebagai penghubung antara manusia dengan sumber belajar. Maka dari itu sebelum munculnya teknologi yang begitu hebat, ada akal manusia yang jauh lebih dahsyat, termasuk para ilmuwan yang berhasil menemukan suatu hal yang baru yang hakikatnya semua sudah tertulis terlebih dahulu di d

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun