Mohon tunggu...
Wildatu Iliyin
Wildatu Iliyin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

I wish a good day

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Pendidikan "Learn From Experience"

4 Juli 2021   11:36 Diperbarui: 1 November 2021   11:17 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KONSEP PENDIDIKAN LEARN FORM EXPERIENCE

Wildatu Iliyin 

Konsep belajar dari pengalaman jauh lebih baik dari konsep lainnya, Mengapa?, Atau istilahnya learning by doing.

Definisi belajar adalah suatu proses seseorang akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon sehingga dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Sendangkan konsep belajar memiliki arti rancangan atau kerangka yang nantinya akan digunakan untuk menyusun atau membuat sesuatu dalam pembentukan pengetahuan dan pemikiran manusia. 

Menurut Perundang-undangan proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Serta, memberikan ruang yang cukup bagi inisiatif, kreativitas sesuai de ngan bakat, minat, dan perkembangan fisik, seta psikologis peserta didik. Jadi apakah konsep pendidikan tersebut sudah terlaksana dengan baik pada pendidikan Indonesia? 

Mengapa konsep pendidikan mulai dari kurikulum yang digunakan di Indonesia bisa dibilang masih minim atau kurang?, Bahkan bisa dikatakan jahatnya pendidikan di Indonesia adalah, ketika setiap anak tidak bisa yakin bahwa dia berbeda dengan orang lain, pada zaman dahulu pun Ki Hajar Dewantara mengibaratkan bahwa "Padi tidak akan pernah menjadi jagung" padi akan tumbuh menjadi padi, begitupun sebaliknaya, tidak bisa disamakan. 

Masalahnya pendidikan di Indonesia semuanya harus di standarisasi, jadi kalau mau lulus harus mendapatkan nilai Ujian Akhir yang bagus dan lain sebagainya. Setiap sekolah berbeda, begitupun dengan kemampuan seseorang. 

Apakah proses bertahun-tahun hanya ditentukan dengan enam atau tiga hari?, Apakah kemampuan seseorang bisa di ukur dengan soal pilihan ganda? 

Bisa dikatakan di Indonesia lebih menghargai nilai yang tinggi dari pada kejujuran. "Setiap anak adalah jenius, tapi jika kamu menilai seekor ikan dari cara dia memanjat pohon, ikan itu akan merasa bodoh seumur hidupnya" (Albert Einstein), dan itu adalah masalah pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2019 rangking PISA Indonesia ada pada urutan ke 74, urutan 6 terbawah dari 79 negara yang di survei.

Dari data tersebut saja, kita bisa menggambarkan betapa memprihatinkan pendidikan dan kemampuan kognitif anak-anak Indonesia. Membangun pendidikan yang berkualitas tentunya juga memperhatikan pemerataan kualitas pendidikan hingga ke 3T (Daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal), sebab pada industri 4.0 adalah momen penting dalam pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. 

Sebab pada tahun 2030 nanti akan menjadi puncak dari bonus demografi indonesia dengan 64% penduduk adalah angkatan kerja, selama terjadi bonus demografi tersebut komposisi penduduk indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif yang akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Kesiapan SDM Indonsia akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam menghadapi persaingan di industri 4.0.

Dengan demikian Pemerintah melalui Kemendikbud telah memulai revolusi pendidikan sejak 2019 lalu yaitu dengan konsep merdeka belajar di semua aspek pendidikan formal. Dengan tujuan agar SDM siswa mampu bersaing dalam era globalisasi industri. 

Sangat sulit mengetes kreativitas kemampuan berkaloborasi dengan suatu standar garis tes, tidak semua hal penting dalam pendidikan itu bisa diukur dengan tes pilihan ganda, contohnya seperti : kreativitas, kaloboratif, kemampuan komunikasi, kemampuan akhlak, itu adalah hal-hal yang sulit diukur dengan pilihan ganda. Dalam proses belajar pasti ada saat dimana kita jenuh dan untuk mengatasinya, maka dari itu perlu adanya inovasi atau perubahan aktivitas dalam kelas yang partisipatif bukannya pasif. Disitulah peserta didik harus berpartisipasi dalam berdiskusi, bertanya, presentasi, dan perdebatan harus terjadi.

"Pengalaman adalah guru terbaik'' tidak asing dengan kalimat tersebut jika di terapkan pada pendidikan akan mengakibatkan perubahan baik yang sangat besar. Terutama pada pendidikan di Indonesia. Mengapa kita perlu belajar dari pengalaman?, 

Perlu kita ketahui bahwa pembelajaran yang fokus pada aspek-aspek aktivitas akan lebih bermakna daripada mengandalkan teori yang hanya menuntut siswa dalam memahami pelajaran dengan cara membayangkan saja. Karena itulah mengapa belajar dari pengalaman atau belajar sambil melakukan jauh lebih baik, disitulah siswa dituntun untuk belajar, berfikir dan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dan dapat menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan pada proses pembelajaran. 

Contoh dengan mengenalkan alam sambil belajar, dengan begitu dapat menjadikan pendidikan bukan hanya fokus pada teori yang akhirnya tidak dapat menguasai dan memahami, tetapi siswa bisa melihat real life atau bagaimana cara melakukan teori yang telah dipelajari dan dapat menjadikan siswa lebih respect dan menumbuhkembangkan kemampuan psikomotorik terhadap lingkungan sekitar. 

Jadi kurikulum yang digunakan akan lebih berkualitas dan efektif untuk menghasilkan bibit yang lebih baik, Seperti hal nya di negara-negara maju. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, contoh lain di dalam industri musik pun para pendengar akan lebih menikmati dan mengapresiasi jika di dalam lirik lagu tersebut berdasarkan pengalaman atau cerita hidup. 

Contohnya seperti lagu-lagu yang di bawakan boyband asal Korea yang bernama Bangtan Boys atau dikenal dengan BTS, disitulah kita bisa melihat bahwa para pendengar lagu tersebut sangat antusias dalam mengapresiasi tentunya juga termotivasi, karena hampir semua lagu yang mereka bawakan menceritakan tentang cerita hidup atau pengalaman mereka.

 Jadi  kita bisa belajar dari situ, bahwa pengalaman adalah guru terbaik, jika diterapkan pada proses belajar mengajar akan menghasilkan banyak perubahan kepada pendidikan yang ada di Indonesia. Karena, disini siswa akan ditantang untuk mampu berinovasi terhadap instrumen dan penyelesaian masalah. Fokusnya adalah bagaimana siswa mampu menjawab persoalan dalam bentuk proyek mata pelajaran dari sekolah. Dengan demikian saya berharap model sistem pendidikan di Indonesia lebih ditingkatkan dalam segi pengajar yang professional (di bidang keahliannya), sampai segala sesuatu yang menunjang keefektifan pendidikan. Dengan begitu akan terjadi komunikasi yang berbobot dalam pendidikan, serta dapat melahirkan generasi yang bermutu dan berkualitas untuk menghadapi tantangan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun