Mohon tunggu...
Wilda Purba yohana
Wilda Purba yohana Mohon Tunggu... Sales - porsea

Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fashion Indonesia, Industri Kreatif yang Dipercaya akan Go Internasional

21 Desember 2020   23:12 Diperbarui: 21 Desember 2020   23:16 6153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    Mode busana hingga perhiasaan yang booming pada waktu tertentu, disebut sebagai trend fashion. Trend fashion memiliki konotasi positif yang mengarah pada sesuatu yang bagus, memiliki nilai estetika tinggi, menawan serta glamour, yang akan terus-menerus mengalami perubahan dari masa ke masa, baik perubahan dengan unsur yang baru maupun diadaptasi dari trend-trend sebelumnya. Fashion bisa menjadi alat ukur serta menjelasakan popularitas, status sosial maupun ekonomi seseorang. Banyak sekali orang-orang styles dunia berlomba untuk menampilakan fashion terbaik bahkan sampai menyewa perancang busana terkemuka.

Perkembangan trend fashion di Indonesia tidak terlepas dari budaya Barat, Eropa dan Asia. Dalam sejarah trend fashion sendiri memiliki perkembangan yang cukup pesat, ini di dukung dengan kemunculan desainer seperti Non Kawilarang dan Peter Sie. Awal perkembangan, Indonesia lebih cenderung mengadaptasi gaya fashion dari Barat, mulai darai desainya, bahan, bahkan proses serta alat-alatnya. Jika dilihat dari klasifikasi usia, orang tua lebih menyukai gaya busana tradisional Indonesia yang sudah ada sebelumnya, seperti kebaya, tenun ikat, dan batik khususnya untuk menghadiri acara penting. Berbeda dengan usia muda yang cenderung mengikuti tren fashion Barat, Eropa maupum korea. Media massa, entertainment, bisnis, dan internet merupakanfaktor-faktor penting, yang mendorong berkembangnya tend fashion di Indonesia.

Trend fashion tahun dunia pertama kali berkembang pada tahun 1900 yang dikenal juga dengan tahun Plume Boom. Trend fashion pada kala itu dikenal dengan penggunaan Feathered Hat, yaitu pemakaian topi dengan bulu asli dari burung. Lalu kemudian pada tahun 1910, korset merupakan pelengkap busana yang sangat melegenda, yang dikenal sebagai Edwardian Corset. Tahun 1920 perubahan fashion bergerak ke perubahan yang cukup drastis. Tahun tersebut menjadi tahun emas bagi perempuan karena sudah ada hak pilih. Para wanita bebas memilih gaya apa yang diinginkan, seperti mode rambut, makeup yang super tebal, minum alkohol, merokok dan lainnya. The flapper dress dan garconne merupakan dua benda yang terkenal pada tahun itu. Tahun 1920 dikenal dengan flapper headband yaitu jepitan rambut wanita, serta potongan rambut yang sangat pendek untuk perempuan. Berlanjut pada tahun 2000an fashion yang germerlap paling banyak diminati. Mulai dari anting, kalung, cincin, gelang bahkan baju yang dipayet dengan aksesoris kelap-kelip. Lalu pada era sekarang gaya-gaya vintage atau kalsik retro  kembali diminati.

Tantangan terkait industri fashion di Indonesia :

1. Membutuhkan modal yang besar

Berbisnis pada bidang fashion memerlukan modal yang cukup besar, sebab tidak hanya produk yang harus ada modal namun juga peralatan dan fasilitas lainnya. Seperti membuat situs atau web ,menyewa atau membeli toko, maneken, gantungan baju, atau  bahkan rak gantung. Namun hal tersebut kini sudah ada solusinya, salah satunya dengan membuka thrift store. Thrift store dapat diartikan sebagai toko penghematan. Jadi,  produk yang ada dalam toko ini nanti merupakan pakaian-pakaian bekas yang masih layak untuk di perjual belikan. Untuk memasarkan barangnya, bisa menggunakan platform media sosial seperti Instagram, e-commerce (market place) untuk mempromosikan barang untuk dijual.

2. Membuat Desain Pakaian yang Gak Kalah Zaman

Ketika membuka bisnis pakaian, tren merupakan salah satu tantangan terbesarnya. Mengapa? karena jika desainnya tidak up to date maka kemungkinan bisnis pakaian ini tidak akan bertahan atau malah akan bangkrut. Tetapi untuk saat ini hal tersebut sudah ada solusinya. Di Indonesia memiliki desainer-desainer yang memiliki rancangan baru dan lebih kreatif untuk memulai bisnis fashion. Jadi, jika ingin mempunyai desain pakaian yang tidak monoton, maka diperlukan adanya rencana untuk menyewa tim desainer yang siap untuk membuat rancangan baru dan dapat mempertimbangkan membeli desain dari desainer independen.

3. Rebutan pasar penjualan untuk bersaing

Hal ini merupakan salah satu tantangan terberat bagi yang ingin mencoba bisnis pada dunia fashion. Sebab, kita perlu untuk teliti dan meraba target pasar yang kemungkinan bisa diraih. Selain itu juga perlu adanya ide kreatif agar produk yang akan diperjual belikan terlihat unik dan menarik dan terlihat berbeda dari kompetitor yang lain. Hal ini bisa diatasi dengan teknik crowdsourcing, yaitu meminta pendpaat dari pelanggan untuk memutuskan barang apa yang akan diproduksi. Misal para pelanggan akan berkomentar pada salah satu postingan yang berisikan pertanyaan mengenai produk apa yang harus di produksi selanjutnya untuk menarik minat pasar. Selain itu ada juga yang namanya sistem PO (Pre Order) untuk menjadi solusi. Jadi, PO ini menerapkan sistem pembayaran terlebih dahulu di awal pemesanan sesuai dengan perjanjian antara penjual dan pembeli.

    Dikutip dari antaranews.com menteri ketenaga kerjaan Hanif Dhakiri mengatakan bahwa perkembangan fashion kedepan yang termaksud ekonomi kreatif ini akan berpotensi besar dalam mendorong ekonomi Indonesia. Industri fashion Indonesia di yakini dapat bersaing dengan produk luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun