Lagi-lagi belum bersahil. Setelah gagal di jalanan, mereka pindah lagi ke selembaran. Namun, kala itu lebih rapih dibanding sebelumnya yang hanya satu lembar. Tak asal buat, mereka membajak buletin Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan tema utama Jakarta Bersyariah. Karena tak teliliti, lagi-lagi mereka ketahuan. Jubir HTI mengklarifikasi bahwa buletin tersebut bukanlah buatan HTI. Buletin tersebut terbit duluan, sedang yang milik HTI asli masih dalam proses pencetakan.
Itu lah kelakuan mereka yang kerap memainkan isu agama untuk kepentingan politik demi merebut kekuasaan, namun gagal total. Setelah gagal jualan agama di Pilkada DKI, mereka pindah lapak jualan “Muallaf” ke Hary Tanoe. Hary Tanoe yang masih taat beribadah tiap sabtu/minggu ke gereja, difitnah menjadi “muallaf” kerena untuk kepentingan politik di 2019. Katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H