Berbicara mengenai permasalahan sampah bekas popok bukanlah hal baru lagi, karena ini sudah menjadi bahan kajian aktifis lingkungan kita, pemerintah kita bahkan pengusaha UMKM kita yang telah memberikan solusi dengan menghadirkan popok yang dapat digunakan berulang atau popok yang bisa dicuci dan dipakai kembali, tentu saja aman dipakai oleh bayi dan dapat menyerap hampir sama dengan popok sekali pakai.
Namun, salah satu solusi tersebut tidak akan efektif jika tidak ada dukungan dari kita semua para ibu khususnya dan seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya. Mengingat harga popok kain lebih mahal dari harga popok sekali pakai, sulit kering, dan banyak pengusaha plagiator yang menyajikan popok kain murah tapi sangat merusak kualitas popok kain bahkan tidak jarang popok kain yang harganya mahal dan menawarkan kualitas pun masih kurang kualitasnya jika dibandingkan popok sekali pakai. Sehingga merusak kepercayaan para ibu muda termasuk penulis sendiri yang merupakan ibu dari dua anak balita dan bayi 5 bulan.
Perlu penelitian dan terobosan baru untuk memaksimalkan kualitas popok kain ini, perlu kampanye dan edukasi menyeluruh untuk menyadarkan masyarakat tentang mitos ini dan terakhir harus konsisten. Agar para ibu percaya bahwa popok kain merupakan solusi tepat untuk bayinya, selain menjaga lingkungan kita agar tidak tercemar dan banjir tentu pengeluaran pun akan semakin hemat.
Selanjutnya tentu penulis, pemerintah dan masyarakat Indonesia akan sangat berterima kasih jika para produsen popok sekali pakai bisa menghadirkan popok sekali pakai yang ramah lingkungan.
Butuh waktu untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini, Jika kita masih tetap saja apatis terhadap permasalahan ini. Pembahasan mengenai permasalahan sampah bekas popok diibaratkan seperti seekor marmut yang berjalan dipermainan roda putarnya sampai kapanpun tidak akan pernah sampai artinya sampai kapan pun tidak akan pernah selesai.
Lantas mau sampai kapan?
Created By: Wilda Nurlaila Qodri S. Pd, I
tayang di terbitkanbukugratis.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI