Mohon tunggu...
Wildan Ramadhani
Wildan Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya sangat suka sekali mendengarkan musik, membuat design seperti majalah digital ataupun brosur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demi Sesuap Nasi dari Seorang Ayah di antara Barang-Barang Terlupakan

2 Januari 2024   23:15 Diperbarui: 2 Januari 2024   23:20 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jl Dago, Bandung Kota.  (sumber gambar:Wildan Ramadhani; Pukul 13.30)

Kisah sedih dialami seorang Orang tua berusia 43 tahun bernama AM yang harus menghabiskan hari-harinya dengan berkeliaran di jalan dan menjadi pemulung di kawasan Simpang Dago, Bandung.Seperti terlihat pada Selasa (2/1/2024) siang itu.

Di tengah matahari yang terik sudah  menyoroti setiap lekuk tubuh yang terpapar panas hangatnya. saat seorang Bapak berbaju lusuh berjalan menyusuri Jl Dago. 

Dengan sealaskan sandal jepit melangkah ringan kendati tangan kanannya harus memegangi sekarung barang bawaan yang disampirkan di pundak. Namun, panas yang semakin terasa tak mampu mengusik tekad seorang ayah yang menapaki jalanan kota dengan langkah tegar. 

Dengan mata yang penuh kegigihan, ia rela mencari barang bekas di setiap sudut kota, tak kenal lelah, demi menyusun kepingan kehidupan yang rapuh. 

Di balik panas yang memanggil keringat dan kilatan sinar yang menusuk, seorang ayah terus berjalan, membawa pulang bukan hanya barang-barang bekas, melainkan juga potongan harapan yang ia susun dengan penuh ketabahan. 

Mungkin tak terlihat oleh banyak mata, namun ia adalah pahlawan di atas aspal panas, yang rela mencari sesuap nasi demi cahaya kehidupan bagi mereka yang dicintainya.

(sumber gambar: Wildan Ramadhani; Pukul 13.45)
(sumber gambar: Wildan Ramadhani; Pukul 13.45)

Terkadang, wajahnya yang dipenuhi keriput seperti peta perjalanan hidupnya sendiri, dan matahari yang bersinar terang sebagai saksi bisu akan setiap langkahnya. 

Barang-barang bekas yang diangkatnya seolah menjadi beban yang berat, tetapi kegigihan seorang ayah tak luntur. Ia tahu, di setiap langkah yang diambilnya, ada harapan kecil yang menggelora demi Keluarganya. 

Kemudian Bapak AM istirahat sejenak untuk menghela nafas di tengah panasnya matahari di Jl. simpang Dago. Kemudian saya pun mendekatinya dan berbincang sedikit dengan beliau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun