Mohon tunggu...
Wilda Noventian Ardina
Wilda Noventian Ardina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Prof.K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Hallo, nama saya Wilda Noventian Ardina, hobi saya adalah membaca, Hidup adalah tantangan. Tak perlu menjelaskan sesulit dan sekeras apa hidup kita, hanya karena kita hidup diam-diam bukan berarti kita hilang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

The Spiritual Journey

16 Juli 2024   17:24 Diperbarui: 16 Juli 2024   17:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Jaman Edan, Rangedan ora Keduman?! 

Mahalnya Harga sebuah Kejujuran!!

Wong seng jujur malah ajurr, tambah hancur, 

Nek ora melu Ngedan bakal ora Keduman!!

 

"Kita tidak terbiasa menerima kata tidak, tak terbiasa menerima kritis yg beda meskipun secara argumentasi data, fakta logis dan sangat realistis, perbedaan adalah masalah!!"

Kamu bisa mengalahkan tigapuluh orang pintar cuma dengan satu fakta, tapi kamu tidak akan bisa mengalahkan satu orang bodoh dengan tigapuluh fakta sekalipun, percuma dijelaskan, sebab mereka semua tidak butuh penjelasan, 

"Penyesalan terjadi setelah berakhir, sudah tak berguna menyesali garis nasib takdir yg telah terjadi, mau sholat wengi seribu rakaatpun tak akan merubah keadaan, kecuali menerimanya". 

Personal branding itu sangat dibutuhkan, awalnya alat untuk memperkuat segi promosi pemasaran sebuah produk barang, sebagai alat untuk sosialisasi pengenalan, bagian dari ujung tombak stategi sebuah marketing pemasaran.

Tetapi lama-kelamaan menjadi kebablasan, karena menabrak pagar pembatasan aturan main tak tertulis yg bernama "etika". Dan ketika sekolah tinggi-tinggi, tapi etika serendah kaki, maka seiring perubahan tekhnologi dan media sosial yg begitu dasyat dan begitu cepat, ilmu tanpa diimbangi etitut itu cuma semakin bias.

Hampir semua orientasi sekolah tinggi sudah tak lagi murni untuk menimba ilmu, tapi lebih pada orientasi pada pekerjaan mapan, posisi yg hampir dirindukan oleh semua orang hingga berbagai macam carapun akan dilakukan!! 

Meskipun harus berbayar sekian, tetap jadi rebutan akibatnya tak ada uji kompetensi yg benar2 menyesuaikan dengan skill kapasitas dan kelayakan, kecuali berhenti hanya pada slogan, cuma bisa berkata ia, siap laksanakan!!

PIRAMIDA TERBALIK. 

Sudah menjadi pola dan kebiasaan kita selalu menuntut dan berharap pada orang lain, untuk ini itu, memberi contoh suri tauladan sebagai panutan itu ibarat seperti Piramida titik puncak ada di atas, kemudian kebawah mengikutinya. 

Hasilnya seperti apa kita semua merasakanya. Merutuki nasib takdir keadaan adalah dosa, dan menyalah2kan mudah tapi tetap tak akan merubah keadaan seperti yang kita harapkan. 

Setiap kesulitan selalu diapit oleh kemudahan!! 

Kanan solusi dan kiri adalah jalan keluar, tentu hal ini hanya bisa terjadi setelah kompromi, bisa damai dulu dengan diri sendiri ataupun keadaan internal maupun external, tak lagi menyalah2kan dan senang cari kambing hitam. 

Tanpa ada kesadaran yg dipaksakan dengan komitmen pada diri sendiri hal ini akan sulit bisa dilakukan, sebab puncak Piramida mesti harus dibalik dulu, jika belum bisa damai dulu dengan diri sendiri (puncak Piramida) mustahil hal ini akan bisa dilakukan, karena orang lain sudah tak lagi jadi persoalan, yg terpenting adalah adanya kesadaran dulu untuk memulai,. 

"Jika masing2 setiap orang, individual adalah puncak Piramida, ia hanya punya tugas peran masing2 sesuai dengan kapasitasnya, sesuai kemampuan dan kompetensinya di bidang seni usaha apa saja yg jadi hobbi kesenangannya". 

Apalagi untuk menyalahkan, mengatur orang lainpun kita tidak punya wewenang, kecuali untuk memerintah dan mengatur full totalitas dirinya sendiri saja, dan akan lebih simple lagi rumus jawabannya mau atau tidak itu saja!! 

Kalau mau, ya monggo ayo terus jalan sesuai dengan kapasitas idealismenya, kalaupun tidak juga gak jadi persoalan, gak jadi masalah, toh diri sendiri yang menerima konsekvensinya, dan tuntutan ke orang lain selama ini yg terlalu berlebihan bisa jadi cuma sebatas utopia saja. 

Dengan berbekal kapasitas ilmu pengetahuan serta pengalaman serta selalu shareng diskusi kepada para ahli, masing2 orang sibuk dengan rutinitas kegiatanya, kreatifitas meningkat dan produktifitas terus berkembang otomatis lebih efisien dalam mengelola stiap detik waktunya. 

Dari puncak Piramida, puncak Piramida yang terus asyik dalam menimati ritme dan tempo pola waktunya otomatis akan berdanpak besar dalam pola kebiasaan baru dalam kehidupan, ini akan merucut jadi puncak Piramida yg baru. 

Mulai hari ini kau harus berubah, 

Kalau tak rubah, kau akan punah.

Tapi jujur kacang hijau proses ini tidak mudah, hampir tidak mungkin bisa terjadi di era situasi Media sosial seperti sekarang ini, sebab rata2 di jaman ini orang sudah terlanjur lebih percaya pada bungkus kemasan dibanding dengan isi. 

Realitas kenyataan ini tidak bisa di pungkiri, makanya sesekali saja melangit dan lebih banyaklah menginjak bumi, sudah terlalu banyak permasalahan disini (Bumi) yg cepat minta dikerjakan, menunggu buat diselesaikan tak usah dulu menambah persoalan yang baru. 

Lebih baik makan Nasi beneran, daripada makan Spagethi tetapi mimpi. Realistis terima saja keadaan, ibarat makanan telan saja, toh seperti jaman dahulu ketika masih kecil minum air mentah di sawah, makan nasi basi karena terpaksa dan tak punya pilihan dan tak banyak memilih toh juga tetap hidup sampai sekarang. 

Kadang makin pintar pandai dan kemampuan justru menghijab potensi alami proses dalam diri sendiri yg dulu pernah di jalani, kadang juga segala macam fasilitas bukan malahan lebih lentur fleksibel, tapi kebanyakan tambah kaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun