Menghalangi beberapa lonjakan persaingan dalam perebutan titel Juara Dunia termasuk merebut Juara Dunia tahun 1962 oleh pembalap mereka Graham Hill, kisah dari tim BRM merupakan salah satu harapan yang sebagian besar tidak terpenuhi.Â
Sebagian besar penyebabnya karena mereka membuat kesalahan yang sama berulang kali yaitu antara lain mengambil terlalu banyak resiko teknis dan mengurangi sumber daya dengan terlibat dengan proyek lain.Â
Dengan sedikit lebih fokus atau setidaknya sedikit mengurangi kekacauan yang mereka buat, BRM P180 yang ambisius secara teknis dapat dibuat menjadi mobil pemenang balapan bahkan mungkin pemenang kejuaraan.Â
Di akhir musim 1969, Tony Southgate mengambil alih sebagai kepala desainer. BRM P153 miliknya yang baru dirancang meraih kemenangan di Grand Prix Belgia tahun 1970 yang kemenangan Kejuaraan pertama tim dalam lebih dari empat tahun. Untuk tahun 1971 Southgate merancang P160, yang menggunakan versi 440 bhp dari mesin V12 48 katup. P160 memiliki performa yang hebat dan itu menjadi performa puncak terakhir tim.
Pada tahun 1972, BRM mulai bangkit setelah melewati salah satu titik terendah mereka yaitu di musim 1971 ketika mereka mengalami sebuah tragedi yaitu kehilangan dua pembalap mereka Pedro Rodrguez dan Jo Siffert.Â
Akan tetapi salah satu pembalap mereka Peter Gethin memenangkan GP Italia dengan BRM P160 yang didesain oleh Tony Southgate dengan rekan setimnya Howden Ganley di urutan kelima dengan hanya tertinggal 0,61 detik.Â
Setelah kesuksesan BRM P153 tahun 1970 dan P160 tahun 1971 Tony Southgate memulai pengembangan lebih lanjut dari mobil ini untuk tahun 1972, yaitu BRM P180. Perubahan utamanya adalah semua radiator dipindahkan ke bagian gardan mobil di bawah sayap belakang yang memberikan distribusi bobot 70:30 yang cukup ekstrim tetapi memungkinkan hidung mobil menjadi sangat lebar dan rata. Kokpitnya lebih menyeluruh dari biasanya.
Memang bukan sebuah evolusi dari P160 namun mobil ini merupakan sebuah perubahan radikal dengan radiator yang sebelumnya barada di bagian hidung mobil dipindah ke bagian belakang gardan belakang.Â
Idenya adalah untuk memindahkan pusat gravitasi ke belakang untuk mengoptimalkan traksi pada ban belakang berukuran besar yang menjadi peraturan di F1 pada awal tahun 1970an.Â
Bersama dengan trek yang lebih lebar dan profil mobil yang jauh lebih datar, P180 merupakan mboil F1 yang menjanjikan namun kekacauan segera mengintai tim ini.Â
Kekaucaan yang disebabkan oleh faktor internal tim ini akibat dari keserakan bos baru BRM, Louis Stanley yang setelah mendapatkan sponsor dari perusahaan rokok ternama dia memutuskan untuk membuat dan menjalankan lima mobil untuk balapan pada musim 1972 demi mendapatkan lebih bayak uang hadiah dan sponsor dari pembalap bayaran dan di tahun itu pula tim BRM masih menjalakan proyek mobil sport mereka serta membuat mesin dan persneling sendiri sehingga mereka tidak punya cukup waktu dan sumber daya untuk merealisasikannya.Â
Tidak ada yang mau mengambil tanggung jawab untuk mengembangkan P180 yang awalnya merepotkan yang didesak untuk digunakan terlalu cepat untuk balapan namun pada akhirnya kedua mobil P180 pertama kali muncul di GP Spanyol.Â
Peter Gethin tidak dapat membuat mobilnya bekerja dengan baik.  Kemudian Howden Ganley adalah orang berikutnya yang mencobanya dan pengendalian mobil yang sulit dan masalah rem dilaporkan di Monako namun informasi yang berguna tersebut hilang ditengah kegembiraan  pembalap mereka Jean-Pierre Beltoise yang menang dengan P160.Â
Desainer BRM Tony Southgate kemudian mengatakan bahwa memindahkan radiator di depan gardan belakang dapat memperbaiki pengendalian dari P180 namun Southgate tidak sempat memperbaiki mobil tersebut dan  pergi ke tim Shadow dan membuat Stanley kesal dan dia memutuskan tidak menggunakan P180 lagi dan sejak saat itu BRM tidak pernah memenangkan balapan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H