Mohon tunggu...
Wildan Nanda Wicaksana
Wildan Nanda Wicaksana Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai dunia balap

Menulis merupakan hak bagi setiap manusia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Lotus 79, Mobil F1 Pertama yang Menggunakan Ground Effect dengan Tepat

26 September 2022   10:04 Diperbarui: 5 November 2022   10:09 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lotus 79, Foto: Nic Redhead/flickr.com

Lotus 79 merupakan mobil F1 yang didesain oleh Colin Chapman, Martin Ogilvie dan Geoff Aldridge di tahun 1977. 

Lotus 79 dianggap sebagai salah satu mobil F1 dengan tampilan terbaik sepanjang masa. 

Dengan lebar bodi, proporsi yang sempurna serta detail yang sederhana namun menghancurkan ketika sudah berada dalam lintasan.

Chapparal 2J, Foto: Hugh Lunnon/flickr.com
Chapparal 2J, Foto: Hugh Lunnon/flickr.com
Lotus 79 memang bukanlah mobil pertama yang menggunakan ground effect untuk meningkatkan daya cengkram saat menikung karena yang pertama menggunakannya adalah Chapparal 2J milik Jim Hall yang menggunakan sepasang kipas untuk menghisap udara dari bawah mobil. 

Ide ini kemudian digunakan lagi di Formula 1 oleh Gordon Murray untuk kreasi mobilnya Brabham BT46B "fan car" yang pada akhirnya dilarang oleh FIA setelah hanya sekali balapan di GP Swedia. 

Bos Lotus Colin Chapman menghabiskan banyak waktu di tahun 1970an untuk mencari langkah teknis lebih besar yang diharapkan bisa memberikan keuntungan bagi tim di lintasan.

Namun berkali-kali dia gagal karena fokus dia terbagi selain harus menangani tim F1 Chapman juga harus mengurusi produksi mobil Lotus yang semakin berkembang dan di musim 1976 tim dia gagal menghasilkan penerus yang kredibel dari Lotus 72, mobil F1 milik Lotus yang meraih juara dunia di tahun 1970 dan 1972. 

Grumman X-29 dengan profil sayap terbalik, Foto:NASA / DFRC / Larry Sammons/nasa.gov
Grumman X-29 dengan profil sayap terbalik, Foto:NASA / DFRC / Larry Sammons/nasa.gov
Ini mendorong Chapman untuk mempelajari ilmu penerbangan dan dia semakin terpesona dengan ide untuk menggunakan profil sayap pesawat terbalik untuk menghindari efek lift (efek mobil terangkat ketika dalam kecepatan tinggi). 

Insinyur Lotus Tony Rudd dan Peter Wright memiliki pengalaman dengan ide itu ketika mereka bekerja di BRM namun mereka terpaksa meninggalkan ide tersebut karena keterbatasan sumber daya. 

Dengan adanya dukungan dari Chapman mereka punya waktu yang cukup untuk menguji ide mereka di wind tunnel milik Imperial College. 

Mereka menggunakan model yang terbuat dari kayu balsa dan karton. Hasil dari uji coba mereka sangat memuaskan. 

Lotus 78, Foto: s.singer/flickr.com
Lotus 78, Foto: s.singer/flickr.com
Di akhir tahun 1976 mereka memperkenalkan Lotus 78. Lotus 78 tidak meniru model yang mereka uji coba di wind tunnel sepenuhnya.

Lotus 78 yang memulai debut pada balapan pertama tahun 1977 memiliki sidepod panjang yang menyembunyikan profil sayap terbalik didalamnya ditambah skirt geser yang mirip sikat yang memiliki tujuan untuk menyegel celah antara mobil dengan lintasan agar udara luar tidak menggangu udara yang lewat di bawah mobil sehingga tidak merusak efek dari ground effect. 

Lotus 78 memenangi lima balapan pada musim 1977 di tangan Mario Andretti dan Gunnar Nilson. 

Meskipun mobil ini sering juara namun tim Lotus gagal merengkuh juara dunia karena masalah ketahanan yang salah satu penyebabnya adalah sasis Lotus 78 yang terlampau ringan sehingga tak cukup kuat untuk mengimbangi downforce yang dihasilkan dari mobil itu. 

Sebelum digantikan oleh Lotus 79, Lotus 78 masih bisa memenangkan dua balapan lagi di tahun 1978. 

Lotus 79 dibangun dari Lotus 78 dan beberapa masalah yang terdapat dari 78 berhasil diatasi di Lotus 79. 

Menyempurnakan venturi di dalam sidepod dan suspensi belakang didesain ulang agar tidak mengganggu aliran udara internal sehingga menghasilkan downforce yang lebih banyak dibanding pendahulunya. 

Sasisnya terbuat dari aluminium honeycomb yang lebih kuat menahan tekanan yang diahsilkan dari ground effect. 

Ronnie Peterson yang mengendarai Lotus 79 di GP Inggris, Foto: Martin Lee/flickr,com
Ronnie Peterson yang mengendarai Lotus 79 di GP Inggris, Foto: Martin Lee/flickr,com
Mobil ini ditenagai oleh mesin Ford Cosworth DFV. Mario Andetti dan rekan setimnya Ronie Peterson meraih empat kali posisi satu dua sebelum terjadinya kecelakan fatal yang menimpa Peterson di Monza. 

Andretti memenangkan titel juara dunia dengan Peterson meraih posisi kedua anumerta. Pada tahun 1979 kompetisi benar-benar sengit dan Lotus 79 yang dulu dominan tidak lagi menjadi pemenang balapan. 

Tim Lotus harus mengandalkan mobil juara dunia 1978 lagi untuk sebagian besar musim karena Lotus 80 yang baru berubah menjadi bencana total. 

Chapman telah mengambil ide ground effect terlalu radikal sehingga menciptakan mobil yang terkenal sulit dikendarai bagi para pembalapnya. 

Williams FW07, Foto: Mike Clarke/flickr.com
Williams FW07, Foto: Mike Clarke/flickr.com
Ditambah desainer Williams Patrick Head telah mengambil desain ground effect ke arah yang benar dengan menciptakan FW07 yang mana mereka meniru desain dari lotus 79 itu sendiri dan berhasil mengasapi Lotus dan FW07-nya menjadi dasar untuk sebagian besar desain mobil F1 pada awal 1980-an. 

Namun kejayaan mobil berground effect akhirnya harus berakhir karena ground effect resmi dilarang FIA  pada akhir tahun 1982 karena kecepatan saat menikung yang terlalu tinggi dan banyaknya insiden akibat penggunaan ground effect. 

Salah satu dari banyak inovasi hebat Chapman yaitu aerodinamika di bagian bawah bodi mobil masih memainkan peran penting dalam desain mobil balap, meskipun mobil berground effect penuh tidak lagi memenuhi syarat dalam seri balapan mana pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun